“Dengan ini dinyatakan bahwa hari Selasa, 16 Oktober 2018, selama Misa Pontifikal, ketika Yang Mulia Uskup Christophorus Tri Harsono telah ditahbiskan sebagai uskup, Prelat tersebut mengambil alih secara kanonik Keuskupan Purwokerto di Indonesia.”
Bulla yang dibuat dan ditandatangani di Purwokerto, hari keenambelas dari Bulan Oktober tahun 2018, oleh Nuntius Apostolik Mgr Piero Pioppo itu terdengar di awal Misa Stasional Perdana Uskup Keuskupan Purwokerto Mgr Tri di Katedral Kristus Raja Purwokerto, 17 Oktober, yang merupakan Misa Pengambilalihan Secara Kanonik.
Mgr Tri, yang datang ke katedral didampingi beberapa imam anggota Kuria Keuskupan Purwokerto, disambut di pintu utama katedral oleh Kepala Paroki Katedral Purwokerto dengan mencium salib yang diserahkan oleh kepala paroki itu. Setelah berdoa sebentar di kapel adorasi, Mgr Tri berganti pakaian Misa di sakristi dan memasuki katedral lengkap dengan mitra dan tongkat kegembalaannya.
Di panti imam sudah ada 45 imam beserta Uskup Emeritus Purwokerto Julianus Sunarka SJ dan Uskup Emeritus Ketapang Mgr Blasius Pujaraharja. Misa itu dihadiri sekitar 3000 orang, yang juga memenuhi balkon dan halaman seputar katedral.
Setelah bulla dibacakan, terdengar Paduan suara menyanyikan lagu “Ecce Sacerdos Magnus” dan Mgr Tri dihantar oleh kepala katedral menuju tahta uskup atau kateralnya. Namun, Mgr Tri membuat umat tertawa di awal homili karena mengatakan, “Seberat apapun pekerjaan akan menjadi ringan kalau tidak dilakukan.”
Merenungkan Injil “singkat tapi padat dan berat” dalam Misa itu, Yohanes 12:24-26, Mgr Tri menegaskan bahwa iman juga kelihatan berat karena susah mengikuti kehendak Allah apalagi memberikan teladan bagi orang lain. Namun, “sesuatu harus diikuti dari awal secara perlahan-lahan, mencobanya berulang-ulang, dan membiasakannya, sehingga menjadi kultur, menjadi budaya, dan itulah yang akan menjadi iman. Kalau tidak dicoba, tidak pernah dimulai, tidak akan pernah bisa,” tegas Mgr Tri.
Uskup baru mengajak umatnya untuk berkualitas dalam hidup dengan mengatakan, “Meski hanya memiliki hal baik yang kecil, jangan dihapus, tapi ditanam, maka akan berbuah berlimpah.”
Mgr Tri yang memilih motto “Fiat Mihi Secundum Verbum Tuum” menambahkan, kehidupan akan menjadi berkualitas kalau diungkapkan dengan kasih. Tapi, kasih tanpa pemberian itu omong kosong, lanjut uskup seraya menegaskan bahwa tidak semua pemberian dengan kasih. “Jangan-jangan kita memberi dengan satu penjajahan atau pamrih yang bahkan lebih mahal daripada pemberian kita.”
Juga diingatkan, pemberian berkualitas bisa berupa pemberian tenaga, pemikiran, teladan, doa, jasa, “tidak harus dengan harta benda,” dan pemberian itu akan hilang tanpa bekas, dan yang memberikan akan merasa rugi, menderita, bahkan sakit, miskin dan mati.
Mengaku sudah melihat banyak ciri khas baik di Gereja Katolik Keuskupan Purwokerto, Mgr Tri mengajak umatnya melupakan, mengampuni dan membereskan kesalahan masa lalu, karena yakin ke depan pasti ada titik terang, dan berkata, “Yuk, lihat yang baik ke depan dan tanam benih yang baik untuk kehidupan kekal dengan mulai memaaafkan siapa pun.”(PEN@ Katolik/paul c pati)
Artikel Terkait:
Mgr Tri ajak umat, imam, religius bekerja sama untuk jadi 100 persen Katolik 100 persen Indonesia
Si unyil, anak kolong yang fasih berbahasa Arab, ditahbiskan jadi Uskup Purwokerto
Tahta Uskup Mgr Tri Harsono diberkati: Semoga umatmu dipelihara dengan pimpinan yang kudus
Uskup Purwokerto bertanya, siapa bilang enak menjadi uskup?
Mgr Christophorus Tri Harsono akan ditahbiskan sebagai Uskup Purwokerto 16 Oktober
Bapa Suci angkat Vikjen Keuskupan Bogor Pastor Christophorus Tri Harsono sebagai Uskup Purwokerto