Mengakhiri Tugasnya sebagai Duta Besar, Amrih Jenangkung Mengakui Tugas di Vatikan Sangat Istimewa dan Bermakna

0
1335
Para biarawan dan biarawati sesaat setelah Misa Perpisahan dengan Duta Besar untuk Vatikan, Laurentius Amrih Jenangkung yang diadakan di Biara Kongregasi Maria SS Addolorata, Napoli, Italia, Sabtu 18 Juni 2022. Dok. Pribadi.

VATIKAN, Pena Katolik – Duta Besar Republik Indonesia untuk Takhta Suci Vatikan, Laurentius Amrih Jinangkung mengakui mengemban tugas sebagai duta besar di Vatikan merupakan hal yang istimewa dan sangat bermakna. Hal ini ia sampaikan pada acara perpisahan dengan para misionaris di Napoli dan kota sekitar di Biara Kongregasi Maria SS Addolorata, Napoli, Italia, Sabtu 18 Juni 2022. Amrih akan mengakhiri tugasnya sebagai Duta Besar Indonesia untuk Takhta Suci pada bulan ini.

“Meski hanya satu setengah tahun, bagi kami bertugas di Vatikan adalah hal yang istimewa dan sangat bermakna. Karena setiap hari kami berjumpa dengan orang-orang kudus, yang membuat kami sangat nyaman, dan tenteram,” tutur Amrih dalam sambutannya.

Ia datang didampingi oleh istri tercinta Bertha Jinangkung dan putra-putri mereka, beserta rombongan KBRI Vatikan. Ia mengungkapkan bahwa perasaan nyaman, damai, tenteram tersebut tidak pernah dirasakan di Negara-negara lain dengan waktu bertugas yang lebih lama.

“Kami pernah bertugas di suatu negara selama empat tahun namun ketika tiba perpisahan biasa-biasa saja, kami pergi begitu saja. Tidak seperti saat ini rasanya berat, istri saya sampai meneteskan air mata. Kami merasakan ‘kematian’ kecil karena ada hati, perasaan kami yang tertnggal di sini di antara para romo, suster, dan misionaris lainnya,” ucap Amrih.

Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan permohonan maafnya jika dalam waktu yang pendek ini ada kesalahan, dan mendoakan para misionaris dapat menjalankan tugas mulianya. Ia berharap, semoga semua misionaris, para imam, dan suster lancar dalam menjalankan tugas misi dan tugas perutusannya.

Kekhawatiran berubah jadi kebanggaan

Acara perpisahan Dubes Amrih Jinangkung dan keluarga dengan para misionaris di Napoli dan kota sekitarnya diawali dengan misa konselebrasi yang dipimpin oleh Romo Supandri SX dari Salerno, dengan konselebran Romo Anicetus Bali OAD (Napoli), Romo Raymod SSCC, dan Romo Gotfridus Sisilianus Lian Angkur.

Romo Pandri dalam pengantar misa mengatakan bahwa para misionaris sangat bersyukur bisa mengenal Amrih dan keluarga. Meski dalam waktu yang singkat, sambung Romo Pandri, para misionaris dan Dubes Amrih sekeluarga seakan sudah saling mengenal cukup lama.

“Sayang, hubungan yang mesra ini harus berakhir. Namun kami menerima karena Bapak Dubes meninggalkan kami untuk pekerjaan yang lebih besar untuk Negara. Kami hanya bisa mendoakan Bapak Dubes dapat menjalankan tugas barunya,” ucap Romo Pandri.

Sedangkan Romo Bali dalam khotbahnya mengatakan bahwa hubungan antara Duta Besar Takhta Suci Vatikan dengan para misionaris di Italia ibarat orang tua dan anak yang sangat dekat. Dubes adalah orang tua bagi para misionaris untuk berkeluh kesah, dan menyampaikan kesulitan dan meminta dukungan. Jika anak ditinggal orang tuanya tentu akan merasa khawatir.

“Demikian juga ketika mendengar Bapak Dubes akan meninggalkan kita, sebagai anak kita khawatir. Khawatir boleh tapi jangan sampai berlebihan dan menguasai isi kepala hingga putus asa. Harus selalu ada harapan apalagi sebagai pengikut Kristus kita yakin burung di udara saja diberi makan, dan bunga bakung diberi keindahan, apalagi kita manusia yang diberi keistimewaan oleh Tuhan,” kata Romo Bali.

Romo Bali melanjutkan bahwa jika mengamini hal tersebut maka tidak ada lagi kata khawatir. “Yang ada adalah pengharapan dan kebahagiaan karena Bapak Dubes mendapat tugas yang lebih besar. Kekhawatiran pun hilang jadi kebanggaan karena Bapak Dubes kita adalah salah satu putra terbaik bangsa,” tandas Romo Bali.

Kegembiraan yang mengharukan

Acara perpisahan Dubes L Amrih Jinangkung dan keluarga dengan para misionaris di Napoli dan kota sekitar berlangsung penuh kegembiraan sekaligus mengharukan. Kegembiraan sangat terasa karena pada hari yang sama Dubes Amrih Jinangkung berulangtahun.

Sejak awal kedatangan suasana ceria dan meriah sudah tercipta. Begitu tiba Dubes Amrih berserta rombongan langsung disambut beberapa lagu Selamat Ulang Tahun. Suasana bahagia berlanjut usai Misa pada acara ramah tamah dan makan bersama, juga tiup lilin dan potong kue.

Sekitar 70-an biarawati Indonesia dari berbagai ordo yang datang bernyanyi penuh suka cita untuk Dubes Amrih Jinangkung. Beberapa suster tampil menyumbangkan lagu, begitu juga para romo yang hadir dalam acara istimewa tersebut, termasuk Romo Antonius Suhermanto Pr dari Keuskupan Tanjungkarang, dan Romo Fr. Tarsi SDV. Hadir pula AM Putut Prabantoro dan Lucius Gora Kunjana yang merupakan Ketua dan Sekretaris Panitia Paskah Bersama Diaspora Katolik Indonesia Sedunia yang melibatkan para misionaris di lebih dari 70 negara di dunia, pada 7 Mei 2022 lalu.

Acara makin meriah karena para suster, romo, dan semua yang hadir terlibat dalam sesi dansa bersama mulai dari Poco-poco, Gemu Famire, Tobelo, hingga goyang dangdut. Kegembiraan pun berbaur dengan rasa haru di ujung acara ketika satu- persatu suster mengucapkan salam perpisahan dengan Dubes Amrih dan keluarganya. Terutama saat para suster menjabat erat tangan Ibu Bertha Jinangkung, mencium dan memeluk erat, mata mereka tampak berkaca-kaca bahkan menangis sesegukan. Tepat seperti apa yang diungkapkan Dubes Amrih Jinangkung: istimewa dan sangat bermakna.

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here