ROMA, Pena Katolik – Paus Fransiskus akan memulai lawatan Apostolik terpanjang dalam masa kepausannya. Ia akan berangkat dari Bandara Fiumicino pada 2 September pukul 17.15 waktu Roma dan dijadwalkan tiba di Jakarta pada 3 September pukul 11.30 WIB.
Paus berusia 87 tahun itu dijadwalkan mengunjungi Indonesia, Papua Nugini, Timor-Leste dan Singapura. Perjalanan ini akanmenekankan keberagaman ekonomi dan agama.
Sebelumnya dalam sebuah wawancara, Prefek Dikasteri untuk Evangelisasi, Kardinal Luis Antonio Tagle menjelaskan makna kunjungan yang sebenarnya dijadwalkan sejak awal tahun 2020, namun, pandemi Covid-19 menghentikan semua rencana ini.
“Bapa Suci mengadakan lawatan ini, yang menjadi tanda kedekatannya sebagai seorang ayah dengan apa yang disebutnya sebagai ‘pinggiran eksistensial’,” ujar Kardinal Tagle.
Kardinal Tagle mengakui, perjalanan panjang ini akan terasa berat untuk Paus.
“Bahkan bagi saya, yang berusia lebih muda, perjalanan ini sangat berat. Namun bagi Paus, perjalanan ini akan merupakan tindakan kerendahan hati. Saya menyebutnya sebagai tindakan kerendahan hati di hadapan Tuhan yang memanggil kita: tindakan kerendahan hati dan kepatuhan terhadap misi.
Perjalanan ini dalam kacamata Kardinal Tagle ingin menyemangati umat Katolik dalam semua konteks di mana mereka berada. Kardinal Tagle mengatakan, Asia adalah rumah bagi dua pertiga populasi dunia. Ia memberi penekanan, mayoritas orang-orang di wilayah ini miskin, dan bahwa ada banyak orang miskin yang dibaptis, akan menjadi alasan kuat untuk menyapa mereka bagi seorang Paus.
“Paus Fransiskus tahu bahwa ada banyak orang miskin di wilayah-wilayah tersebut, dan di antara orang-orang miskin ada ketertarikan pada sosok Yesus dan Injil, bahkan di tengah-tengah perang, penganiayaan, dan konflik,” ujar Kardinal Tagle.
