27.3 C
Jakarta
Thursday, May 2, 2024

Bacaan dan Renungan Kamis 19 Januari 2023; Pekan Biasa ke-II

BERITA LAIN

More

    Bacaan Pertama Ibrani 7:25-8:6

    “Kristus mempersembahkan diri sekali untuk selama-lamanya.”

    Saudara-saudara, Yesus sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang demi Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup lestari untuk menjadi Pengantara mereka.

    Imam Agung seperti inilah yang kita perlukan: yakni saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang telah dipisahkan dari orang-orang berdosa, dan ditinggikan mengatasi segala langit; yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya.

    Hal itu sudah dilakukan Yesus satu kali untuk selama-lamanya, yakni ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai kurban. Hukum Taurat menetapkan orang-orang yang tidak sempurna menjadi imam agung.

    Tetapi sesudah hukum Taurat itu, diucapkanlah sumpah, yang menetapkan Putera yang sudah sempurna sampai selama-lamanya, menjadi Imam Agung. Inti segala yang kita bicarakan ini ialah: Kita mempunyai Imam Agung yang seperti itu: Ia duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di surga, dan melayani ibadat di tempat mahakudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan buatan manusia. Setiap Imam Agung ditetapkan untuk mempersembahkan kurban atau persembahan kepada Allah.

    Oleh karena itu Yesus harus mempunyai sesuatu untuk dipersembahkan. Sekiranya Ia berada di bumi ini, Ia sama sekali tidak akan menjadi imam, karena di sini sudah ada orang-orang yang mempersembahkan persembahan menurut hukum Taurat.

    Tetapi pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di surga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah. “Ingatlah!” demikian firman Tuhan, “Buatlah semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu!”

    Tetapi sekarang Yesus telah mendapat tugas pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi.

    Mazmur Tanggapan Mzm. 40:7-8a,8b-9,10,17

    Ref. Ya Tuhan aku datang melakukan kehendak-Mu.

    • Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut. Lalu aku berkata, “Lihatlah Tuhan, aku datang!”
    • “Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku: Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam dadaku.”
    • Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar, bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.
    • Biarlah bergembira dan bersukacita semua orang yang mencari Engkau; biarlah mereka yang mencintai keselamatan daripada-Mu tetap berkata, “Tuhan itu besar!”

    Bait Pengantar Injil 2 Timotius 1:10b

    Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.

    Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut dan menerangi hidup dengan Injil.

    Bacaan Injil Markus 3:7-12

    “Roh-roh jahat berteriak, “Engkau Anak Allah.” Tetapi dengan keras Yesus melarang memberitahukan siapa Dia.”

    Sekali peristiwa, Yesus menyingkir ke Danau Galilea bersama murid-murid-Nya, dan banyak orang dari Galilea mengikuti Dia. Juga dari Yudea, dari Yerusalem, dari Idumea, dari seberang Yordan, dan dari daerah Tirus serta Sidon datanglah banyak orang kepada-Nya.

    Sesudah mereka mendengar segala yang dilakukan-Nya. Karena orang banyak itu, Yesus menyuruh murid-murid-Nya menyediakan sebuah perahu bagi-Nya, jangan sampai Dia terhimpit oleh mereka. Sebab Yesus menyembuhkan banyak orang, sehingga semua penderita penyakit berdesak-desak ingin dijamah oleh-Nya.

    Bilamana roh-roh jahat melihat Yesus, mereka jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan berteriak, “Engkaulah Anak Allah!” Tetapi dengan keras Yesus melarang mereka memberitahukan siapa Dia.

    Demikianlah Injil Tuhan.

    Mukjizat Yesus

    Pada Renungan Harian Katolik Kamis 19 Januari 2023 dapat kita baca dalam bacaan Injil hari ini menceritakan kepada kita tentang banyak orang yang mengikuti Yesus, dari Galilea di mana Dia telah membuat banyak mukjizat; juga dari tempat lain. Mereka semua datang kepada-Nya karena mendengar segala hal yang dilakukan oleh-Nya.

    Kadang-kadang Yesus mencoba untuk menghindar dari orang banyak. Akan tetapi Yesus menyadari bahwa kebanyakan orang yang berduyun-duyun datang kepada-Nya untuk memperoleh sesuatu dari perjumpaan dengan-Nya, misalnya kesembuhan dari penyakit, untuk memuaskan rasa ingin tahu mereka tentang berbagai mukjizat dan tanda heran yang dibuat-Nya. Atau untuk sekedar menyentuh (jubah) -Nya.

    Bagi Yesus, mukjizat-mukjizat-Nya hanyalah sarana untuk mencapai hal-hal yang lebih tinggi. Sebuah cara untuk memberikan bukti tentang belas kasih (kerahiman) Allah. Bahkan sebagai sebuah cara dalam mempersiapkan orang-orang untuk mendengarkan Kabar Baik-Nya tentang Kerajaan Allah.

    Oleh karena itu Yesus menyuruh para murid-Nya untuk menyediakan sebuah perahu di pinggir pantai. Dengan demikian, Yesus dapat menghindarkan diri dari himpitan orang banyak dan dapat berkhotbah/mengajar kepada orang banyak itu dari dalam perahu itu.

    Seperti Yesus Kristus, Gereja sebagai tubuh-Nya di atas bumi ini juga senantiasa perlu melibatkan diri dalam karya-karya karitatif, guna menunjukkan belas kasih Allah yang diwujudkan dalam tindakan.

    Gereja harus senantiasa mempunyai cintakasih besar bagi orang-orang miskin. Sebagai umat Kristiani, kita masing-masing harus memiliki cintakasih sejati terhadap orang-orang tertindas dan menderita.

    Namun cintakasih kita tidak boleh berhenti di sana. Kita juga harus membawa pesan Kerajaan Allah kepada mereka ……; kalau tidak memungkinkan untuk dilakukan dengan menggunakan kata-kata, paling sedikit kita dapat membawa pesan tersebut lewat contoh hidup kita sehari-hari sebagai para murid-Nya. Kita semua sebenarnya dapat memberitakan Kerajaan Allah lewat teladan hidup kita.

    Bila kita mengikuti bacaan Injil hari ini, tampak bahwa Yesus pun semakin dikenal banyak orang. Dari berbagai tempat, banyak orang datang untuk bertemu dengan Yesus. Mereka ingin disembuhkan oleh Yesus dan berharap agar Yesus mengusir roh-roh jahat dari mereka.

    Dan nyatanya roh-roh jahat itu jatuh tersungkur dan mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah. Dalam hal ini, kita diundang untuk bermenung sejenak tentang siapakah Yesus.

    Titik utama kita bukanlah pada keterkenalan Yesus, melainkan kepada apa yang telah dilakukan oleh Yesus bagi banyak orang dan kerendahan hati-Nya. Yesus banyak membantu orang dan sekaligus tidak ingin dipuji orang.

    Karena itu, Yesus sangat melarang roh jahat memberitahu siapakah sesungguhnya diri-Nya. Yesus ingin agar Bapa semakin dimuliakan. Tujuan-Nya murni hanya menjalankan kehendak Bapa-Nya.

    Mampukah kita meniru teladan Yesus, yakni bersedia membantu sesama tanpa mengharapkan pujian dan maksud supaya semakin terkenal berbuat baik? Semoga kita tulus membantu sesama dan rendah hati!

    Doa Penutup

    Allah yang Mahamulia, aku bersyukur karena melalui Yesus Putera-Mu, aku telah Kauangkat menjadi anak-Mu dan memperoleh hidup kekal.  Terima kasih atas anugerah ini dan atas pengorbanan Putera-Mu, sebab Dialah Tuhan dan penyelamat kami, kini dan sepanjang masa. Amin. Sumber https://www.renunganhariankatolik.web.id/

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI