Gereja-Gereja Kristen di Jerman mempersiapkan diri untuk Konvensi Ekumenis

0
3836
Ketua Dewan Gereja Injili di Jerman, Heinrich Bedford-Strohm (kiri), dan Ketua Konferensi Waligereja Jerman, Mgr Georg Bätzing
Ketua Dewan Gereja Injili di Jerman, Heinrich Bedford-Strohm (kiri), dan Ketua Konferensi Waligereja Jerman, Mgr Georg Bätzing

Gereja-gereja Kristen di Jerman sedang mempersiapkan Kirchentag Ekumenis Ketiga, yang dijadwalkan tanggal 13-16 Mei di Frankfurt. Konvensi Gereja, yang akan jadi pertemuan ekumenis terbesar di negara itu tahun ini, akan berlangsung secara virtual.

Menurut Ketua Konferensi Waligereja Jerman Uskup Limburg Mgr Georg Bätzing, dan ketua Dewan Gereja Evangelis di Jerman Uskup Heinrich Bedford-Strohm, Gereja Katolik maupun Gereja Injili mengharapkan “perayaan iman digital yang hidup” dalam pertemuan itu.

Berbicara di meja bundar di Youtube minggu lalu, kedua uskup itu menekankan fokusnya harus pada “mengakui iman bersama sebagai umat Kristen,” bukan “pada apa yang memisahkan mereka.” Mereka mengenang langkah-langkah penting yang dilakukan dalam dialog ekumenis sejak peringatan bersama 500 tahun Reformasi Lutheran tahun 2017: “Kehandalan dan kepercayaan telah tumbuh!”

Mengingat bahwa “Martin Luther menginginkan satu hal: menemukan kembali Kristus,” uskup Bedford-Strohm mengatakan, komitmen yang diambil kedua Gereja di Jerman itu di tahun 2017 adalah prasyarat mendasar untuk dialog lebih lanjut dan, dalam pengertian ini, Kirchentag Ekumenis memberi kesempatan untuk “sebuah pengalaman kuat yang berpusat pada Kristus.” Uskup itu menambahkan, “Penting bagi kami sebagai Gereja untuk menyebarkan kesaksian ini dalam jemaat-jemaat kami.”

Uskup Bätzing berbicara tentang “Langkah Sinode,” proses yang diluncurkan oleh Uskup-Uskup Jerman tahun 2019, bersama dengan Komite Sentral Umat Katolik Jerman (ZDK), untuk membahas berbagai masalah teologis dan organisasi menyusul krisis pelecehan dan menemukan cara-cara baru untuk mengatasi tantangan Gereja saat ini di Jerman. Merujuk beberapa keberatan Vatikan atas inisiatif itu, prelatus itu menekankan pentingnya “dialog terbuka dan konstruktif,” termasuk tentang isu-isu ekumenis (yang saat ini menyangkut interkomunikasi antara Katolik dan Protestan, yang baru-baru ini dibahas bersama Kongregasi Vatikan untuk Ajaran Iman. Red.)

Berbicara tentang pandemi yang sedang berlangsung dan konsekuensi sosialnya, kedua uskup itu mencatat krisis itu telah mengangkat peran penting Gereja yang dipanggil untuk dimainkan bersama dan peluang-peluang yang ditawarkannya untuk pembaruan dalam Gereja.

“Sebagai Gereja, kami ingin punya dampak pada masyarakat. Dengan memanfaatkan kekuatan sumber spiritual, kami ingin bergerak dengan percaya diri pada masa depan. Dan ini seharusnya tidak memberi rasa kelangkaan, tapi kepenuhan, kepenuhan yang diberikan kepada kita oleh Kristus,” kata Uskup Bedford-Strohm. Mgr Bätzing mencatat, Kirchentag Ekumenis adalah kesempatan baik bagi kesaksian Kristiani dalam masa-masa sulit ini saat umat mencari jawaban.(PEN@ Katolik/paul c pati/Lisa Zengarini/Vatican News)

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here