25.6 C
Jakarta
Friday, April 26, 2024

Fatmawati dan Kisahnya Memerankan Maria

BERITA LAIN

More
    Fatmawati. IST

    MALAM Natal 24 Desember 1938, menjadi malam yang dikenang Fatmawati. Seorang gadis remaja yang kelak menjadi istri Soekarno, Presiden pertama Indonesia.

    Saat itu, Fatmawati adalah salah satu siswa di Sekolah RKVakschoo. Sebuah sekolah Katolik yangdikelola oleh para imam dari Belanda. Di Malam Natal itu, Fatmawati menjadi salah satu pemeran dalam Drama Natal. Pada pementasan kelahiran Yesus ini, Fatmawati yang ayu memerankan Maria Bunda Yesus.

    Wajah oriental Fatmawati begitu pas kala memerankan Bunda Maria. Remaja kelahiran Bengkulu itu khitmat memerankan sosok Maria di Malam istiwa itu. Saat itu, Bung Karno turut duduk menontonnya.

    Sejak Sore

    Sejak sore, Fatmawati sudah bersiap melakonkan perannya. Kawan-kawannya pun sama. Sebelum matahari terbenam di Curup, mereka bersiap menjadi peran mereka masing-masing. Curup di kala itu hanyalah sebuah kampung kecil yang belum teraliri listrik. Saat malam tiba, wilayah itu terasa sunyi. Namun, di saat malam belum begitu larut, di salah satu sekolah di sana dipentaskan drama Natal.

    Dalam buku Catatan Kecil Bersama Bung Karno, Fatmawati mengutaraka pengalamannya menjadi Maria di malam Natal itu. Fatmawati yang di keseharian mengenakan kerudung, mengenakan kostum yang tak jauh beda dengan kehidupan kesehariannya itu. Dengan kerurung dan di bawah temaram penerangan, wajahnya begitu indah memerankan Maria.

    “Malam pesta Natal datang. Mulai sore hari aku sudah mulai mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan. Kami berhias di ruangan anak-anak asrama. Aku disuruh mengenakan baju rok lengan panjang berwarna putih. Rambutku dibelah.”

    Dalam buku itu, Fatmawati menceritakan, ia terharu kala memainkan watak sabar dan teguh Bunda Maria. Baru beberapa bulan belajar di Sekolah Katolik itu, ia yang seorang Muslim diminta memainkan peran seorang perawan yang akan melahirkan Sang Penebus.

    Fatmawati mengingat, pentas itu dihiasi pohon Natal dengan lampu dan salju buatan. Pemandangan yang melukiskan masa Yesus lahir. Ia memainkan sebagai maria yang menjalankan tugas suci yang penuh tantangan serta hinaan.

    tidak berhenti di situ, Pesta Natal hari itu dilanjutkan dengan persembahan lagu “Stille Nacht”, ‘Malam Kudus’. Fatmawati, sosok yang sopan, cerdas, dan pandai dalam bernyanyi pun menyanyikan lagu itu. Pentas itu disaksikan langsung dan disambut baik oleh para pastor, suster, Soekarno, Oetari, dan kedua orangtua Fatmawati yang merupakan tokoh Muhammadiyah terkenal di Bengkulu.

    Ibu Negara Pertama Indonesia, Fatmawati. Ist

    Sempat Putus Sekolah

    Sekolah di RKVakschoo bukanlah tempat pertawa bagi Fatmawati menempuh ilmu. Sebelumnya, saat berusia enam tahun, ia menempuh pendidikan di Sekolah Gedang (sekolah rakyat). Kemudian, ayahnya (Hasan) memindahkan Fatmawati ke HIS yang berbahasa Belanda pada 1930.

    Setiap hari, Fatmawati harus menempuh jarak sekitar enam kilometer dari rumahnya. Kendaraan yang ditumpanginya setiap pagi adalah mobil Jeep pengangkut balok es. Ketika pulang, ia harus berjalan kaki bersama teman-temannya.

    Saat keluarga Hasan pindah ke Palembang dan membuka usaha percetakan, Fatmawati melanjutkan sekolahnya kelas 4 dan 5 di HIS Muhammadiyah Palembang. Keluarga hasan akhirnya pindah lagi ke Curup di daerah antara Lubuk Linggau dengan Bengkulu. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, keluarga Hasan pun berdagang sayur. Bagi Fatmawati, tidak ada pilihan selain putus sekolah. Namun, Fatmawati tetap giat dalam organisasi Nasyi’atul ‘Aisyiyah.

    Pada saat inilah, Fatmawati mengenal Soekarno, ketika itu, Proklamator itu sedang dibuang di Bengkulu. Dalam pengasingannya, Bung Karno masih dapat berinteraksi dengan masyarakayt sekitar. Saat itu, Soekarno telah menikah dengan Oetari, putri Pahlawan Nansional Tjokroaminoto.

    Bung Karno saat itu berkawan dengan Hasan, ayah Fatmawati. Melihat bahwa gadis remaja itu putus sekolah, Soekarno mengenalkan Hasan kepada Pastor Peter Cobben SCJ yang saat itu berkarya di Curup. Singkat cerita, Fatmawati dapat kembali melanjutkan sekolah di Sekolah Katolik RKVakschool. Fatmawati tamat dari sekolah itu saat usianya menginjak usia ke-17. (Antonius E. Sugiyanto)

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI