Santa Sabina: Tempat Santo Dominikus harus hindari batu yang dilempar oleh iblis

0
2158
Basilika Santa Sabina di Bukit Aventine, dilihat dari Janiculum. Basilika itu disebut "mutiara Aventine." © Oleh Stefano_Valeri | Shutterstock
Basilika Santa Sabina di Bukit Aventine, dilihat dari Janiculum. Basilika itu disebut “mutiara Aventino.”
© Oleh Stefano_Valeri | Shutterstock

Gereja Stasi Hari 1:

Di sini kita akan melihat pahatan yang dianggap tertua tentang Penyaliban Yesus.

Santa Sabina disebut sebagai “mutiara Aventino”. Aventino adalah salah satu dari tujuh bukit di Roma. Untuk mencapai Basilika Santa Sabina, di puncak bukit itu, Anda harus melewati tanjakan yang terjal, sebuah upaya fisik yang mengingatkan pada pendakian spiritual: mungkin inilah alasannya basilika itu dipilih sebagai gereja stasi untuk Rabu Abu, hari pertama Prapaskah.

Basilika Santa Sabina dibangun di abad ke-5 dan telah dimodifikasi berkali-kali. Sekarang, restorasi telah mengembalikannya ke gaya aslinya.

Pintu kayu berukir dari abad ke-5 merupakan salah satu dari antara “mutiara-mutiaranya.” Salah satu panel ukiran itu menggambarkan Kristus di kayu salib di antara dua pencuri: Ini dianggap sebagai representasi pahatan tertua tentang Penyaliban Yesus yang masih ada.

Sejak 1218 basilika itu menjadi milik Ordo Dominikan. Di sini tinggal Santo Dominikus, pendiri Ordo, dan bahkan hari ini Anda bisa mengunjungi kamar tidurnya yang kecil yang kini dijadikan sebuah kapel. Menurut legenda, iblis melemparkan batu ke arahnya saat dia sedang berdoa. Namun, batu itu meleset dari targetnya dan menghancurkan batu nisan. Kenyataannya, batu itu kemungkinan besar merupakan penyeimbang dari timbangan, dan mungkin arsitek D. Fontana, yang memecahkan batu itu saat restorasi tahun 1587. Namun, batu itu masih disimpan di basilika itu.

Di awal Prapaskah, cerita ini merupakan peringatan untuk mengintensifkan doa kita, bersama dengan puasa dan amal kasih, praktik-praktik yang disarankan oleh Gereja, sebagai senjata rohani melawan godaan-godaan.

Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu,
dengan berpuasa, dengan menangis, dan dengan mengaduh;
Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu.
Yoel 2: 12-13

(PEN@ Katolik/pcp/Marinella Bandini/Aleteia)

Artikel Terkait:

Aleteia ajak ziarah Prapaskah virtual melalui 42 gereja stasi di Roma satu gereja per hari

Basilika Santa Sabina (bagian luar). Basilika ini dibangun pada abad ke-5. © Oleh DoorZone | Shutterstock
Basilika Santa Sabina (bagian luar). Basilika ini dibangun pada abad ke-5.
© Oleh DoorZone | Shutterstock
Pintu kayu dari abad ke-5 di Santa Sabina. Panel menggambarkan adegan-adegan Kitab Suci. Basilika Santa Sabina adalah milik “Patrimonio del Fondo Edifici Culto - Kementerian Dalam Negeri Italia.” © Antoine Mekary | ALETEIA
Pintu kayu dari abad ke-5 di Santa Sabina. Panel menggambarkan adegan-adegan Kitab Suci. Basilika Santa Sabina adalah milik “Patrimonio del Fondo Edifici Culto – Kementerian Dalam Negeri Italia.”
© Antoine Mekary | ALETEIA
Pintu kayu Santa Sabina (detail). Ini dianggap sebagai representasi pahatan tertua dari Penyaliban Yesus (abad ke-5). © Antoine Mekary | ALETEIA
Pintu kayu Santa Sabina (detail). Ini dianggap sebagai representasi pahatan tertua dari Penyaliban Yesus (abad ke-5).
© Antoine Mekary | ALETEIA
Basilica Santa Sabina: pintu masuk utama. © Antoine Mekary | ALETEIA
Basilica Santa Sabina: pintu masuk utama.
© Antoine Mekary | ALETEIA
Basilika Santa Sabina (interior). © Antoine Mekary | ALETEIA
Basilika Santa Sabina (interior).
© Antoine Mekary | ALETEIA
Basilika Santa Sabina: Lukisan dinding di apse (bagian melengkung berbentuk setengah bundaran) oleh Taddeo Zuccari yang menggambarkan Yesus, para rasul, dan orang-orang kudus yang dimakamkan di basilika itu (1560). © Antoine Mekary | ALETEIA
Basilika Santa Sabina: Lukisan dinding di apse (bagian melengkung berbentuk setengah bundaran) oleh Taddeo Zuccari yang menggambarkan Yesus, para rasul, dan orang-orang kudus yang dimakamkan di basilika itu (1560).
© Antoine Mekary | ALETEIA
Batu iblis di Basilika Santa Sabina. Menurut legenda, iblis melempar batu itu ke Santo Dominikus, tetapi meleset dari sasarannya dan batu itu menghancurkan batu nisan. © Antoine Mekary | ALETEIA
Batu iblis di Basilika Santa Sabina. Menurut legenda, iblis melempar batu itu ke Santo Dominikus, tetapi meleset dari sasarannya dan batu itu menghancurkan batu nisan.
© Antoine Mekary | ALETEIA
Jendela di Basilika Santa Sabina. Pada abad ke-17, banyak jendela yang ditutup, karena dianggap lingkungan yang lebih gelap akan lebih mendukung suasana doa. © Antoine Mekary | ALETEIA
Jendela di Basilika Santa Sabina. Pada abad ke-17, banyak jendela yang ditutup, karena dianggap lingkungan yang lebih gelap akan lebih mendukung suasana doa.
© Antoine Mekary | ALETEIA
Basilika Santa Sabina (detail interior). Bagian atas dari tengah tengah pada satu titik ditutupi dengan mozaik. Saat ini, ruang antara lengkungan dihiasi dengan emblem dalam "opus sectile" (potongan marmer sebagai dekorasi). © Antoine Mekary | ALETEIA
Basilika Santa Sabina (detail interior). Bagian atas dari tengah tengah pada satu titik ditutupi dengan mozaik. Saat ini, ruang antara lengkungan dihiasi dengan emblem dalam “opus sectile” (potongan marmer sebagai dekorasi).
© Antoine Mekary | ALETEIA
Kamar tidur Santo Dominikus  @ PEN@ Katolik/paul c pati
Kamar tidur Santo Dominikus
@ PEN@ Katolik/paul c pati

 

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here