Malam itu, 12 Agustus 2019 di depan Patung Hati Kudus Yesus Bandara Mopah Merauke, Vikjen Keuskupan Agung Merauke Keuskupan (KAME) Pastor Hengky Kariwop MSC menyalakan Obor Clara Sokay (orang Marind pertama yang dibaptis Katolik) dan membagikan nyala api itu kepada para ketua OMK, yang lalu membagikannya kepada peserta Ziarah Refleksi 114 Tahun Gereja Katolik di Papua.
Dengan nyala api di tangan, OMK KAME membacakan komitmen mereka untuk Gereja: “Pertama, melanjutkan Karya Agung Para Misionaris di Selatan Papua; Kedua, membangun persatuan dan kesatuan dalam ikatan dalam sebagai Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik serta menjunjung tinggi toleransi antarumat beragama; Ketiga, menjadi tungku api Kristus dalam mewartakan sukacita Injil.”
Namun sebelum menyalakan obor dan pembacaan komitmen guna menyambut “Perayaan 114 Tahun Gereja Katolik Masuk di Papua Selatan” 14 Agustus 2019, peserta melambungkan puji-pujian dan mendengarkan catatan refleksi bagi OMK yang dibawakan oleh Pastor Kariwop dan tokoh masyarakat Papua Selatan John Gluba Gebze, yang merupakan mantan Bupati Merauke.
Pastor Kariwop mengingatkan OMK agar mempertegas identitasnya sebagai orang Katolik, dan berharap Papua Youth Day dan Perayaan 114 Tahun Gereja Katolik di Papua Selatan menjadi momen bagi OMK untuk “berani mengakui Yesus yang membawa harapan dan memberi hidup serta kekuatan, dan kemudian menjadi seperti Kristus yang juga membawa pengharapan bagi orang lain.”
Menurut vikjen, generasi muda Katolik saat ini perlu melanjutkan estafet pewartaan yang telah dirintis para misionaris. “Untuk menjadi ujung tombak Gereja, nilai-nilai perjuangan para misionaris harus melekat dan menjadi inspirasi serta kekuatan dan roh bagi generasi muda,” tegas imam itu.
Papua Youth Day di Keuskupan Agung Merauke berlangsung 25-29 Juni 2019 dengan tema ‘Jadilah tungku api Kristus.’ “Dengan lagu-lagu bagus kamu telah melaksanakannya dengan baik dan sungguh-sungguh menghasilkan hal-hal bagus untuk kita dalam merayakan 114 Tahun Gereja Katolik Masuk di Papua Selatan,” kata imam itu.
Perayaan 114 Tahun Gereja Katolik Masuk Papua Selatan mengangkat tema “Umat Katolik Aktif dalam Menjawab Tantangan Zaman” dan subtema “Tingkatkan hidup menggereja hidup dalam persaudaraan keluarga yang sejahtera.
Menurut John Gluba, generasi muda saat ini berada di era tantangan sangat berat, maka “fondasi generasi muda harus benar-benar dipersiapkan dengan baik, dan agar landasan iman generasi muda itu kokoh, maka prinsip-prinsip karakter sebagai OMK harus dibentuk.”
Selain itu, tegasnya, OMK harus punya spirit Hati Kudus Yesus, sesuai para Misionaris Hati Kudus Yesus yang masuk membawa ajaran Gereja Katolik di Selatan Papua. “Semangat Hati Kudus Yesus itulah yang harus kita tanamkan dan menjadi refleksi untuk membentuk pribadi-pribadi pemuda Katolik sebagai kader Hati Kudus Yesus. Ini benar-benar harus kita lakukan, supaya semangat itu melembaga dalam diri pemuda-pemudi.”
Dengan semangat Hati Kudus Yesus, lanjutnya, “kita sudah umumkan bahwa Merauke adalah Serambi Hati Kudus Yesus, Merauke adalah istana damai, istana cita kasih dan istana kerukunan.”
Kalau OMK mau jadi tungku api, John Gluba minta OMK membuat tungkunya. “Kalau tungku itu tidak ada, terus api itu mau dinyalakan dimana?” tanya tokoh awam itu.
“Kita adalah pemuda fajar, karena matahari terbit dari Timur. Jangan pemuda fajar pinjam tenaga dari matahari yang sudah mau surut. Pemuda Katolik harus menjadi simbol semangat fajar yang ada di tempat ini. Dia harus tampil lebih kreatif dan inovatif, serta harus memiliki wawasan,” kata John Gluba. (PEN@ Katolik/Yakobus Maturbongs)
Artikel Terkait:
Papua Youth Day pertama ditutup dan OMK diminta pupuk persaudaraan dan teruskan buah-buahnya
Salib Papua Youth Day kembali ke katedral agar OMK beriman kuat dan cinta agama
Seruan Bangunlah Orang Muda Katolik bergema hingga Keuskupan Agung Merauke