Papua Youth Day pertama ditutup, OMK diminta pupuk persaudaraan dan teruskan buah-buahnya

0
1785
Ketua Komkep Keuskupan Agats Pastor Lukas Lega Senda Pr selaku Ketua Komkep Regio Papua menyerahkan Salib PYD  kepada Ketua Komkep Keuskupan Timika Pastor Maximilianus Dora OFM. (PEN@ Katolik/ym)
Ketua Komkep Keuskupan Agats Pastor Lukas Lega Senda Pr selaku Ketua Komkep Regio Papua menyerahkan Salib PYD kepada Ketua Komkep Keuskupan Timika Pastor Maximilianus Dora OFM. (PEN@ Katolik/ym)

Papua Youth Day (PYD) pertama di Keuskupan Merauke telah membekali OMK se-Papua dengan berbagai pengetahuan antara lain tentang gender, kepemimpinan, panggilan, dan keimaman namun di atas segalanya Uskup Agung Merauke Mgr Nicholaus Adi Seputra MSC berharap agar lewat pembekalan itu mereka mumupuk persaudaraan.

Mgr Adi Seputra berbicara dalam sambutan penutup PYD pertama di Lapangan Misi Merauke, Sabtu 29 Juni 2019. Acara penutupan, yang diawali Misa oleh Mgr Adi Seputra dan beberapa imam dari lima keuskupan se-Regio Papua, dilanjutkan dengan penyerahan cenderamata, sertifikat, dan pemukulan gong, serta penyerahan pataka dan Salib PYD dari Keuskupan Agung Merauke kepada Keuskupan Timika sebagai tuan rumah PYD II 2022, dan pelepasan lampion dan kembang api.

Uskup Agung Merauke juga mengingatkan tentang Gerakan Tungku Api OMK agar OMK membuat sesuatu bagi Gereja dan bangsa. Melalui kegiatan itu, OMK juga diundang untuk mengalami sendiri cinta kasih Allah di dalam keluarga Katolik di Keuskupan Agung Merauke, maka “tali silaturahmi tetap jangan sampai terputus.”

Menurut uskup, PYD telah memberikan buah-buah yang menyenangkan. “Dalam kegiatan ini, peserta bisa disapa, bisa diajak sharing, bisa jalan-jalan dan lain-lain. Itulah Kasih Tuhan yang telah terjadi di tanah ini. Pertemuan yang tidak disangka-sangka yang mungkin mula-mula adalah orang asing, tetapi kini menjadi saudara.”

Buah-buah PYD yang dimulai 25 Juni tu, lanjut uskup, telah membawa suka cita dan memberikan semangat. “Namun jangan lupa, bukan hanya gembira karena buah-buah itu, tetapi harus dilanjutkan. Karena buah-buah itu berasal dari Allah, maka cintailah Tuhan dan jadilah lebih dekat dengan Dia. Jangan sampai terlalu suka sama buahnya, lupa sama pohonnya,” ucap Mgr Adi Seputra.

Sekretaris Daerah Kabupaten Merauke Daniel Pauta menyampaikan profisiat untuk pelaksanaan PYD, berterima kasih kepada lima uskup Regio Papua, pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat serta kabupaten kota se-Tanah Papua yang mendukung kegiatan itu, dan keluarga-keluarga yang menerima peserta di rumah masing-masing serta kelompok etnis yang memberikan bantuan kepada panitia.

Dia berpesan kepada OMK agar tetap menjali hubungan baik serta mempersiapkan diri sebaik mungkin menuju PYD II di Keuskupan Timika. “Kepada para peserta, nyalakan semangatmu seperti tema ini. Semoga semangat itu tetap menyala dan tidak pernah padam. Kembangkan potensi yang ada pada diri kalian. Berikanlah yang sudah diterima kepada orang lain yang membutuhkan.”

Ketua Komisi Kepemudaan (komkep) Keuskupan Agats Pastor Lukas Lega Santo Pr mengatakan, PYD dicetus oleh Almarhum Pastor Yoseph Sena Pr saat menjabat Ketua Komkep Keuskupan Manokwari Sorong dalam pertemuan di Sorong beberapa tahun lalu karena melihat WYD, AYD dan IYD menghasilkan begitu banyak bibit unggul yang bisa menjadi pemimpin-pemimpin untuk Gereja maupun bangsa ini.

“Maka kami berpikir, baiknya di Tanah Papua ini juga ada pertemuan yang sama untuk sama-sama melihat dan memikirkan situasi sosial yang berada di lingkungan tanah Papua ini. Untuk itu kami memutuskan Merauke sebagai tuan rumah untuk penyelenggaraan PYD pertama, karena di sana pertama kali kita meletakkan Injil dan karya pelayanan,” kata Pastor Lukas seraya menambahkan bahwa Mgr John Philip Saklil diangkat menjadi moderator OMK se-Regio Papua.

Menurut Ketua Panitia PYD I Petrus Erawa Cabui, PYD I di Keuskupan Agung Merauke telah memulai sejarah baru dan akan tercatat sebagai bagian peradaban Gereja Katolik bersama OMK di Tanah Papua “untuk dikenang bersama” … “Kegiatan dan momentum pertama, 25-29 Juni 2019 di Tanah Gerbang Hati Kudus Yesus, Merauke, yang selalu dijuluki sebagai istana damai dan istana cinta kasih, yang diikuti panitia dan peserta sebanyak 800 orang.”

Novi, peserta dari Keuskupan Timika, mengaku telah mendapatkan banyak hal sejak live in bersama keluarga katolik hingga pelaksanaan kegiatan. “Materi-materi yang diberikan sungguh luar biasa dan menggerakkan hari orang muda untuk menjadi tungku api Kristus,” tegasnya.

“Yang paling berkesan adalah live in dan diterima dengan suka cita oleh masyarakat setempat. Saya juga diajarkan banyak hal dari keluarga tempat saya tinggal, mulai dari kesederhanaan dan kehidupan keluarga itu,” lanjutnya. (PEN@ Katolik/Yakobus Maturbongs)

Uskup Agung Merauke Mgr Nicholaus Saputra MSC memukul gong tanda ditutupnya PYD pertama (PEN@ Katolik/ym)
Uskup Agung Merauke Mgr Nicholaus Saputra MSC memukul gong tanda ditutupnya PYD pertama (PEN@ Katolik/ym)

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here