Jumat, November 22, 2024
31 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Senin 6 Maret 2023 – Pekan II Prapaskah (Ungu)

Bacaan Pertama Daniel 9:4b-10

“Kami telah berbuat dosa dan salah.”

Ah, Tuhan, Allah yang Mahabesar dan dahsyat, yang memegang perjanjian dan kasih setia terhadap mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang pada perintah-Mu, kami telah berbuat dosa dan salah; kami telah berlaku fasik dan telah memberontak; kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu.

Kami pun tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri.

Ya Tuhan, Engkaulah yang benar! Patutlah kami malu seperti pada hari ini, kami orang-orang Yehuda, penduduk kota Yerusalem, dan segenap orang Israel, mereka yang dekat dan mereka yang jauh, di segala negeri ke mana Engkau telah membuang mereka oleh karena mereka berlaku murtad kepada Engkau.

Ya Tuhan, kami, raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami, dan bapa-bapa kami patutlah malu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Engkau. Pada Tuhan, Allah kami, ada belas kasih dan pengampunan, walaupun telah memberontak terhadap Dia, dan tidak mendengarkan suara Tuhan, Allah kami, yang menyuruh kami hidup menurut hukum yang telah diberikan-Nya kepada kami dengan perantaraan para nabi, hamba-hamba-Nya.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 79:8.9.11.13

Ref. Tuhan tidak memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita.

  • Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang! Kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami, sebab sudah sangat lemahlah kami.
  • Demi kemuliaan-Mu, tolonglah kami, ya Tuhan penyelamat! Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami, oleh karena nama-Mu!
  • Biarlah sampai ke hadapan-Mu keluhan orang tahanan; sesuai dengan kebesaran lengan-Mu, biarkanlah hidup orang-orang yang ditentukan untuk mati dibunuh.
  • Maka kami, umat-Mu, dan kawanan domba gembalaan-Mu akan bersyukur kepada-Mu untuk selama-lamanya, dan akan memberitakan puji-pujian bagi-Mu turun temurun.

Bait Pengantar Injil Yohanes 6:64b,69b

Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.

Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Engkau mempunyai sabda kehidupan kekal.

Bacaan Injil Lukas 6:36-38

“Ampunilah, dan kamu akan diampuni.”

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Hendaknya kamu murah hati, sebagaimana Bapa-Mu adalah murah hati. Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah, dan kamu akan diampuni.

Berilah, dan kamu akan diberi; suatu takaran yang baik dan dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Kecenderungan Gagal

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Pada Renungan Harian Katolik Senin 6 Maret 2023 ini kita merenungkan bacaan-bacaan Kitab Suci hari ini Senin 6 Maret 2023. Dalam bacaan injil hari ini Lukas 6:36-38 “Janganlah kamu menghakimi!”.

Yesus menyadarkan para murid-Nya akan salah satu kecenderungan dasar manusia yang bisa menyebabkan kegagalan bagi dirinya dalam membangun hidup yang bermutu. Manusia cenderung memandang orang lain diluar dirinya, dan pandangan itu tidak pernah bersikap netral, karena serta merta menilai sesamanya dengan sudut pandang tertentu.

Dalam menilai, kita cenderung memperbanyak kelemahan atau keterbatasan seseorang, dan jarang mengembangkan aspek positif dan keunggulan orang tersebut. Penilaian itu acapkali disertai dengan suatu penghakiman yang kejam, yakni membebankan hal-hal negatif kepada yang dinilai sehingga hal itu menjadi semacam stigma bagi orang yang bersangkutan.

Penghakiman itu hak dan kuasa Allah. Tidak ada gunanya kita menghakimi orang lain. Kita tidak akan menjadi manusia yang lebih baik apabila kita biasa menghakimi sesama kita.

Kitapun tidak menjadi saleh setelah menghakimi sesama karena motif apapun. Mari kita basmi kebiasaan menghakimi sesama agar energi dan perjuangan hidup kita tidak dikuras untuk hal yang tidak ada faedahnya. Terkadang banyak sahabat berubah menjadi musuh setelah menjadi korban penghakiman dari sesamanya.

Janganlah menghakimi karena apabila kita tidak lagi menghakimi sesama, perilaku kita terhadap sesama akan berubah dengan sendirinya karena tiada lagi ketegangan sebagai efek dari saling menghakimi.

Hubungan antarsesama menjadi lebih kaya karena setiap pribadi telah bebas dari aneka kepentingan diri dan bisa leluasa memberikan diri satu sama lain. Hidup menjadi tenang karena diri tidak dibebani dengan aneka kriteria untuk menghakimi atau upaya pembentengan diri, sebab orang yang menghakimi, akan dihakimi.

Sebagai utusan Bapa, Yesus selalu ingin mewujudkan Kasih Bapa demi kebahagiaan manusia. Yesus menegaskan sikap manusia dalam mewujudkan kebahagiaan itu. Dengan jelas Yesus mengajarkan sikap yang benar terhadap sesama.

Ungkapan ‘murah hati’ tidaklah sekedar ucapan bibir namun harus nyata dalam hidup harian kita. Yesus berusaha membuka mata kita bahwa Bapa sendiri sudah murah hati terhadap kita dengan menerima kita kembali.

Sikap itulah yang perlu kita miliki karena kita sudah dijadikan anak-anak Bapa yang murah hati. Memang mengatakan bersikap murah hati itu mudah. Namun kenyataan sering berbeda karena manusia memiliki banyak kelemahan.

Namun janganlah lupa kita telah diberi Roh Allah sendiri sehingga kita dapat melakukan yang baik. Kita tidak boleh hanya berhenti pada kemanusiaan atau kelemahan kita saja.

Kemurahan hati Tuhan nampak dalam kesiapsediaan melayani kebutuhan umat, dalam pengampunan dan kerahiman ganti hukuman dan penghakiman; dalam menyambut pendosa dan bersolider dengan yang kecil lemah, sakit bahkan mati.

Yesus meminta kita menjadi pengikut-Nya, meneladani Dia; kemurahan hati nampak dalam belaskasih, pengampunan, tanpa kekerasan, dalam pemberian yang melimpah bahkan

Yesus menjanjikan ganjaran yang tak kalah melimpah. Marilah kita mulai bermurah hati, mulai dari sesungging senyum, sejumput waktu, sebait sapa dan serangkaian tindakan.

Doa Penutup

Ya Allah, Engkau menghendaki kami melakukan matiraga lahiriah untuk menyembuhkan batin kami. Bantulah kami melepaskan diri dari segala dosa agar sanggup menunaikan tugas kebaktian kepada-Mu. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Sumber https://www.renunganhariankatolik.web.id/

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini