
Wabah Covid-19 telah mengubah tatanan dan wajah dunia, serta cara hidup umat manusia. Umat manusia semakin disadarkan bahwa semangat kesetiakawanan dan ketergantungan satu sama lain adalah nilai-nilai yang harus dihayati dan dihidupi dalam menghadapi dan menyikapi keadaan ini. Beban hidup yang berat bahkan untuk sebagian besar orang sangat berat dan seakan-akan tidak ada jalan keluar masih dialami sebagian umat manusia dan juga saudara-saudara kita sebangsa dan setanah air.
Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus menulis hal itu dalam Surat Gembala Aksi Puasa Pembangunan (APP) Keuskupan Agung Pontianak 2021 dengan tema APP, “Semakin Beriman Semakin Miliki Roh Kesetiakawanan.”
Menghadapi beban berat yang dipikul sebagian besar umat manusia, khususnya di bidang ekonomi akibat Covid-19, tulis Mgr Agus, “Gereja mengajak umatnya untuk memikirkan ulang tentang cara pandang kegiatan-kegiatan dalam bidang sosial-ekonomi selama ini yang terus mengejar keuntungan bagi diri dan kelompoknya saja.”
Dan, sebagai usaha nyata dalam rangka pertobatan, Mgr Agus mengajak seluruh umatnya untuk menggunakan masa Prapaskah 2021, “untuk lebih peduli terhadap sesama dengan membangun sikap dan roh kesetiakawanan dalam kehidupan bersama,” khususnya “roh kesetiakawanan terhadap saudara-saudara kita yang menderita dan jatuh miskin akibat mewabahnya Covid-19.”
Tegasnya, menurut prelatus itu, “Umat Kristiani dipanggil untuk membangun kehidupan ekonomi yang dapat melibatkan banyak orang, berkeadilan serta penuh kasih dan akhirnya mampu menyejahterakan setiap dan semua orang.”
Dalam iman Kristiani, jelas Mgr Agus, kesetiakawanan terhadap sesama bersumber dari keyakinan bahwa begitu besar kesetiakawanan Allah terhadap manusia sehingga mengutus putra-Nya yang tunggal ke dunia agar manusia selamat.
Memperoleh dan memiliki penghasilan atau harta berkecukupan bahkan berlebihan, kata Mgr Agus, “pantaslah disyukuri sebagai berkat dari Tuhan yang Maha baik” dan “adalah perbuatan sangat mulia kalau sebagian digunakan sebagai bentuk kepedulian dan mau berbagi kepada sesama, terutama yang lemah, miskin, tersingkir, yatim piatu dan cacat.”
Tapi, kalau belum beruntung, Mgr Agus minta umatnya tidak tergesa-gesa mengartikannya bahwa Tuhan meninggalkan kita. “Sebaliknya bisa dijadikan daya dorong untuk bekerja dengan lebih giat dan keras lagi,” kata uskup agung itu seraya meminta umat mencamkan kata-kata Yesus, “Carilah dulu Kerajaan Allah dan Kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6:33).
Mengamati bahwa penyebaran Covid-19 belum bisa sepenuhnya dikendalikan apalagi dihentikan, Mgr Agus mengajak umat melakukan wujud nyata semangat kesetiakawanan terhadap sesama dengan “tetap menaati dan melaksanakan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan, terutama kegiatan gerejani seperti Misa dan perayaan liturgi, baik di gereja, maupun di luar.”
Uskup juga mengajak umat menghindari kerumunan orang banyak, tetap menggunakan masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan, dan menyukseskan usaha vaksinisasi dengan mengindahkan arahan atau ketentuan yang diberikan oleh pihak berwewenang.
Selain minta umatnya untuk tetap berdoa bagi Bangsa dan Negara khususnya agar segera terbebas dari wabah Covid-19, Mgr Agus mengutip Matius 6:16-18 yang mengatakan “apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu, dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”(PEN@ Katolik/paul c pati)