34.8 C
Jakarta
Sunday, May 5, 2024

Bacaan dan Renungan Sabtu 2 September 2023; Pekan Biasa XXI (Hijau)

BERITA LAIN

More

    Bacaan I – Tesalonika 4:9-11

    “Kalian belajar kasih mengasihi dari Allah.”

    Saudara-saudara, tentang kasih persaudaraan, kiranya tidak perlu aku menulis kepadamu. Sebab kalian sendiri telah belajar kasih mengasihi dari Allah. Hal itu kalian amalkan juga terhadap semua saudara di seluruh wilayah Makedonia.

    Tetapi kami menasihati kalian, Saudara-saudara, agar kalian lebih sungguh-sungguh lagi mengamalkannya. Dan anggaplah sebagai suatu kehormatan untuk hidup tenang, untuk mengurus persoalan-persoalan sendiri dan bekerja dengan tangan, sebagaimana telah kami pesankan kepada kalian.

    Demikianlah Sabda Tuhan.

    U. Syukur Kepada Allah.

    Mazmur Tanggapan – Mzm. 98:1.7-8.9

    Ref. Tuhan akan datang menghakimi para bangsa dengan adil.

    • Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
    • Biarlah gemuruh laut dan segala isinya, dunia dan semua yang diam di dalamnya! Biarlah sungai-sungai bertepuk tangan, dan gunung-gemunung bersorak-sorai bersama-sama di hadapan Tuhan.
    • Sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran.

    Bait Pengantar Injil – 2 Korintus 8:9

    Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.

    Yesus Kristus menjadi miskin sekalipun Ia kaya, supaya karena kemiskinan-Nya kamu menjadi kaya.

    Bacaan Injil – Matius 25:14-30

    “Karena engkau setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, masuklah ke dalam kebahagiaan tuanmu.”

    Pada suatu hari Yesus mengemukakan perumpamaan berikut kepada murid-murid-Nya, “Hal Kerajaan Surga itu seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan memercayakan hartanya kepada mereka.

    Yang seorang diberinya lima talenta, yang seorang lagi dua, dan seorang yang lain lagi satu, masing-masing menurut kemampuannya. Lalu ia berangkat. Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu dan memperoleh laba lima talenta.

    Hamba yang menerima dua talenta pun berbuat demikian, dan mendapat laba dua talenta. Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lubang di tanah, lalu menyembunyikan uang tuannya.

    Lama kemudian pulanglah tuan hamba-hamba itu, lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. Hamba yang menerima lima talenta datang dan membawa laba lima talenta. Ia berkata, ‘Tuan, lima talenta Tuan percayakan kepadaku. Lihat, aku telah memperoleh laba lima talenta’.

    Maka kata tuannya kepadanya, ‘Baik sekali perbuatanmu itu, hamba yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil! Aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar.

    Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu’. Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta, katanya, ‘Tuan, dua talenta Tuan percayakan kepadaku. Lihat, aku telah mendapat laba dua talenta’. Maka kata tuan itu kepadanya, “Baik sekali perbuatanmu hamba yang baik dan setia!

    Karena engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, maka aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu’.

    Kini datang juga hamba yang menerima satu talenta dan berkata, ‘Tuan, aku tahu bahwa Tuan adalah manusia kejam, yang menuai di tempat Tuan tidak menabur, dan memungut di tempat Tuan tidak menanam.

    Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta Tuan di dalam tanah. Ini, terimalah milik Tuan!’ Maka tuannya menjawab, ‘Hai engkau, hamba yang jahat dan malas! Engkau tahu bahwa aku menuai di tempat aku tidak menabur, dan memungut di tempat aku tidak menanam.

    Seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerima uang itu serta dengan bunganya. Sebab itu ambillah talenta itu daripadanya, dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.

    Karena setiap orang yang mempunyai, akan diberi sampai ia berkelimpahan, tetapi siapa yang tidak punya, apa pun yang ada padanya akan diambil. Dan buanglah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sana akan ada ratap dan kertak gigi.”

    Demikianlah Sabda Tuhan.

    U. Terpujilah Kristus.

    Menunggu

    Perumpamaan tentang talenta mengajarkan bahwa hamba-hamba Tuhan harus setia dengan melaksanakan apa yang dipercayakan kepada mereka dengan tepat dan efisien sampai pada hari perhitungan.

    Seperti gadis-gadis pengiring pengantin diharapkan untuk menunggu kedatangan mempelai laki-laki, demikian juga hamba-hamba itu menunggu kedatangan tuannya.

    Meskipun perumpamaan tentang gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh tidak mengatakan apapun tentang bekerja selama mereka berjaga-jaga tiap malam, perumpamaan tentang talenta mengajarkan bahwa hamba-hamba itu harus sibuk ketika tuannya tidak ada.

    Kedua perumpamaan ini menunjukkan bahwa baik wanita maupun pria harus berjaga-jaga sementara mereka menunggu kedatangan Tuhan.

    Hamba yang dipercaya dengan satu talenta menyimpan deposito itu dengan aman di tempat yang tersembunyi.

    Dia takut menggunakannya, karena dia tahu bahwa tuannya akan meminta talenta itu pada waktu dia kembali.

    Karena itu, ketakutan sangat mengalahkan kasih, kepercayaan, dan iman. Ketakutan merupakan lawan dari kepercayaan. Orang-orang Kristen yang menaruh kesetiaan di dalam bekerja akan menuai dividen yang sangat banyak.

    Dia tidak mempedulikan dirinya sendiri dan kepentingannya, karen a apapun yang dia miliki adalah milik Tuhan, dan apapun yang dia kerjakan adalah untuk Tuhan. Tidak ada pengikut Yesus yang pernah dapat mengatakan bahwa dia kekurangan karunia untuk melayani karena dia bukan Paulus, Luther, Calvin, atau Knox.

    Perumpamaan ini mengajarkan bahwa setiap hamba telah menerima karunia, “masing-masing menurut kemampuannya.” Yesus mengetahui kemampuan setiap orang Kristen, dan dia mengharapkan adanya pertambahan.

    Seperti banyak perumpamaan lainnya, rincian secara khusus tidak dapat dan tidak seharusnya ditekankan dan dipakai. Tetapi pesan pokoknya itulah yang penting. Pengajaran dasar dari perumpamaan ten tang talenta adalah bahwa setiap orang percaya telah diberkati dengan karunia yang berbeda-beda menurut kemampuannya, dan bahwa karunia-karunia ini harus digunakan untuk melayani Allah.

    Di dalam Kerajaan Allah setiap orang diharapkan untuk menggunakan sepenuhnya karunia-karunia yang sudah dia terima. Di dalam Kerajaan Allah tidak ada tempat bagi pemalas – melainkan hanya bagi pekerja-pekerja yang giat.

    Doa Penutup

    Allah Bapa kami, sumber kehidupan, Engkaulah Allah orang-orang hidup, yang membangkitkan Yesus, hamba-Mu dari alam maut. Kami mohon iman bahwa segalanya dapat berubah. Berilah kiranya kami harapan baru dan bimbinglah kami agar dapat bersatu dengan Yesus Putra-Mu terkasih dan dengan semua saja yang mencari Engkau. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

    Sumber https://www.renunganhariankatolik.web.id/

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI