26.1 C
Jakarta
Friday, April 26, 2024

Bacaan dan Renungan Selasa 13 Juni 2023; Peringatan Wajib St. Antonius dr Padua (Putih)

BERITA LAIN

More
    Santo Antonio Padua (Wikimedia)

    Bacaan I – 2Kor. 1: 18-22

    Demi Allah yang setia, janji kami kepada kamu bukanlah serentak “ya” dan “tidak”. Karena Yesus Kristus, Anak Allah, yang telah kami beritakan di tengah-tengah kamu, yaitu olehku dan oleh Silwanus dan Timotius, bukanlah “ya” dan “tidak”, tetapi sebaliknya di dalam Dia hanya ada “ya”.

    Sebab Kristus adalah “ya” bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan “Amin” untuk memuliakan Allah. Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi, memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita.

    Mzm. 119:129,130,131,132,133,135

    • Peringatan-peringatan-Mu ajaib, itulah sebabnya jiwaku memegangnya. Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.
    • Mulutku kungangakan dan megap-megap, sebab aku mendambakan perintah-perintah-Mu.
    • Berpalinglah kepadaku dan kasihanilah aku, sebagaimana sepatutnya terhadap orang-orang yang mencintai nama-Mu.
    • Teguhkanlah langkahku oleh janji-Mu, dan janganlah segala kejahatan berkuasa atasku. Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-kepadaku.

    Bacaan Injil – Mat. 5:13-16;

    “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.

    Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.

    Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”

    Demikianlah Sabda Tuhan.

    U. Terpujilah Kristus.

    Santo Antonius dari Padua, Imam dan Pujangga Gereja

    Sebelum masuk biara, Antonius bernama Ferdinand. Ia lahir di Lisabon, Portugal pada tahun 1195. Sejak masa mudanya, ia sangat tertarik pada doa, studi dan pekerjaan-pekerjaan rohani bagi kepentingan jiwa-jiwa.

    Ia masuk Ordo Santo Agustinus di Koimbra dan ditabhiskan menjadi imam. Setelah beberapa waktu berkarya, ia pindah ke Ordo Saudara-saudara Dina atau Fransiskan, terdorong oleh teladan para martir Fransiskan. Ia menerima Ordo Fransiskan dan mendapat nama baru Antonius.

    Sebagai seorang Fransiskan muda, Antonius di kirim ke Afrika. Tetapi karena kesehatannya yang terus terganggu, ia kemudian kembali lagi ke biara pusat. Di sana selain kegiatan doa dan belajar, ia dengan senang hati mengerjakan tugas-tugas rumah yang paling hina.

    Pada tahun 1221 ia juga mengikuti kapitel di Asisi yang dipimpin langsung oleh Santo Fransiskus sendiri. Pada kesempatan itu, ia diminta untuk berkhotbah. Semua saudaranya kagum akan khotbahnya yang menarik dan mendalam itu. Sejak itulah, Antonius mulai dikenal sebagai seorang ahli KeTuhanan dan pujangga yang pandai. Ia diutus untuk berkhotbah kepada umat di Prancis, Italia dan Sisilia.

    Paus Gregorius yang pernah mendengarkan khotbahnya sangat kagum dan lalu memberinya gelar “ahli Kitab Suci” karena khotbah-khotbahnya yang bernafaskan ayat-ayat Kitab Suci yang mengena dan jitu. Pengajarannya yang penuh semangat cinta kepada Tuhan dan sesama membawa hasil yang luar biasa. Banyak penganut aliran sesat bertobat kembali oleh karena khotbah-khotbahnya.

    Pada tahun 1231 ia meninggal dunia di Padua dalam usia 36 tahun. Sejak wafatnya banyak orang beriman meminta bantuannya. Mukjizat-mukjizat yang terjadi oleh pengantaraannya terjadi dimana-mana. Ketika Sri Paus Pius XII (1939-1958) meresmikan penggelaran Antonius sebagai “Pujangga Gereja”, ia mengatakan bahwa semua ajaran yang disampaikan santo ini berjiwakan Injil Suci. Pengantaraannya amat berkuasa menemukan kembali barang yang hilang terutama untuk kembalinya rahmat pengudusan yang hilang karena dosa.

    Doa Penutup Ya Bapa, dari St Antonius, kami belajar untuk tidak menyerah pada tekat dalam mencari kebenaran akan iman kepada-Mu. Semoga hidup kami pun menjadi ziarah yang tiada henti untuk memahami dan mencari cinta-Mu. Amin

    HANYA ADA “YA” DAN “AMIN” BUAT IMAN KITA!

    Siapa pun juga akan memegang orang yang bisa dipercaya omongan serta tindakannya. Orang yang suka plin-plan atau bercabang lidahnya lama-lama akan ditinggalkan orang lain atau sahabat dan kerabatnya. Tegasnya kita diharapkan berkata dan bertindak dengan konsekuen: Kalau sudah menyatakan “ya” harus berani memegang sikap “ya” itu. Rasul Paulus dituduh plin-plan oleh para musuhnya.

    Tetapi ia membuktikan bahwa dirinya tetap teguh beriman kepada KRISTUS! Walau dia tidak pernah berkumpul dan mendapat pengajaran langsung dari YESUS seperti para Rasul lainnya, namun ia percaya penuh pada YESUS sebagai Mesias. Keyakinan itulah yang dia wartakan kepada umat di Korintus (lihat Bacaan Pertama).
    Kita sebagai pengikut KRISTUS diharapkan juga dapat bersikap seperti Paulus. Walau belum pernah bertemu secara pisik dengan TUHAN YESUS, namun iman kita harus tetap teguh, tidak goyah dan juga tidak bersikap plin-plan atau suam-suam kuku!

    Hanya orang beriman yang teguh dan tidak pernah goyah serta tahan goncangan zaman, maka orang dengan kualitas itu mampu memenuhi harapan TUHAN YESUS, untuk menjadi garam dunia dan terang dunia (Mat.5: 13,14).
    Garam adalah sebuah benda yang terasa asin dan berfungsi untuk membuat masakan menjadi sedap, enak, nyaman dan tidak hambar. Masakan apa pun akan terasa “kurang enak” atau “kurang sedap” bilamana garamnya sangat minim.

    Sebagai pengikut KRISTUS, keberadaan kita di dalam keluarga, komunitas, lingkungan kerja atau tempat belajar dan di dalam masyarakat, sangat diharapkan agar kita sendiri dengan tutur kata, perilaku serta sikap dan tindakan kita dapat menjadi garam yang memberi rasa “asin”, “sedap, nyaman, damai,” kepada seputar kita. Jangan sampai keberadaan kita justru dianggap penghalang, batu sandungan atau pembawa sial belaka. Untuk itu kita harus menjaga terus kualitas “asin garam” kita itu. Jangan sampai menjadi hambar hingga orang akan membuangnya ke kotak sampah!

    Demikian pula YESUS mengharapkan kita menjadi terang dunia yang dapat memberi cahaya dan sinar terang yang menembus kegelapan yang berada di seputar kita. Tanpa cahaya dan sinar yang merupakan pantulan dari Sumbernya yaitu Sang Terang, YESUS KRISTUS, mustahil kita mampu meneruskan kehidupan yang dipenuhi dengan “kegelapan dosa” ini.


    Pribadi kita masing-masing hendaknya jadi garam dan terang bagi orang lain. Artinya, hidup dan keberadaan kita ini harus dapat bermanfaat bagi orang lain. Kapan pun dan di mana pun kita harus dapat menunjukkan “kadar asin” kita sebagai garam dan mampu memberi suasana terang benderang yang mampu mengusir segala kegelapan hidup. Tegasnya, dengan menjadi garam dan terang itu hidup kita harus ada manfaatnya bagi orang lain dan masyarakat! Keberadaan kita di mana pun dan sebagai apa pun harus punya makna bagi orang lain atau sesama kita!

    Hendaknya kita sadari bahwa mengikuti jejak KRISTUS bukan hanya untuk mengejar keutamaan pribadi atau memupuk kesalehan personal semata, melainkan bagaimana iman personal kita itu bermanfaat dan berguna bagi orang lain dan masyarakat! Seperti garam dan terang hendaknya kadar asin dan kekuatan cahaya dari pribadi kita itu benar-benar dapat dirasakan oleh orang banyak.


    Maka menjadi pengikut KRISTUS harus mampu memenuhi dimensi sosial itu dan bukan hanya mencari manfaat personal semata! Mampukah kita memenuhi tuntutan KRISTUS itu? Kita hanya mampu bilamana kita tetap menyatu atau berhubungan terus secara akrab dengan Sumber Garam dan Sumber Terang yaitu KRISTUS Sendiri!

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI