Pj Bupati Bekasi Menangis Saat Umumkan Izin Pembangunan Gereja Ibu Teresa, Perjuangannya Tak luput dari Ancaman

0
2834
Pjs Bupati Bekasi Dani Ramdan (kanan) saat penyerahan izin pendirian gereja St. Teresa Cikarang. IST

BEKASI, Pena Katolik – Penjabat (Pj) Bupati Bekasi Dani Ramdan menitikkan air mata saat ia mengumumkan terbitnya izin pembangunan Gereja Ibu Teresa Cikarang, April lalu. Ia tidak kuasa menahan haru. Ternyata ungkapan terima kasih dari masyarakat yang diterimanya adalah penghargaan yang paling luar biasa ia rasakan.

“Bayaran yang paling berharga dari masyarakat ke pemimpin itu adalah ucapan terima kasih yang tulus,” kata Dani dalam sebuah wawancara.

Dani teringat umat Katolik Paroki Ibu Teresa Cikarang memperjuangkan haknya. Selama ini, umat Katolik Paroki Cikarang beribadah dengan hanya duduk menggunakan kursi plastik. Ia melihat sendiri ketika ia datang meninjau vaksinasi dan pemberian bansos pada Juli 2021 lalu.

“Gereja itu megah, terus kok di sini, kaya gini ya? Kursinya juga pakai kursi plastik. Terus kalau hujan, mereka pakai payung, karena kan di lapangan. Jadi, agak terenyuh saya melihat ke sini,” kata Dani.

Dani baru sadar, ini gereja darurat. Ini yang memotivasinya untuk bisa membantu perizinan gereja ini secepat mungkin. Izin pembangunan gereja kemudian terbit di April 2023. Perjuangan 18 tahun umat Katolik Paroki Cikarang untuk mendapat hak-hak beribadahnya kini terpenuhi.

“Bisa dibayangkan, 18 tahun enggak ada kepastian,” kenang Dani.

Dani merasakan betul bagaimana umat Katolik berterima kasih dengan melihat matanya. Izin ini akhirnya diberikan bertepatan dengan Hari Paskah. Menurut Dani, semua proses perizinan sudah sesuai dengan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan 8 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama dan Pendirian Rumah Ibadah.

Rencananya, Gereja Ibu Teresa akan diselesaikan dalam dua tahun. Gereja ini akan dibangun di atas tanah seluas 7.500 meter persegi. Nantinya, gereja akan bisa menampung kapasitas hingga 2.328 kursi.

Dapat Ancaman

Atas perjuangan ini, Dani mengaku mendengar selentingan ancaman, setelah diberikannya izin pembangunan Gereja Ibu Teresa di Cikarang ini. Ancaman ini berupa adanya rencana atau selentingan demo atau penarikan dukungan untuknya. Dani menceritakan, ada ancaman yang mengatakan kemungkinan berkurangnya dukungan dari mayoritas pada pilkada kelak. Berharapan dengan ancaman ini, Kang Dani tidak terlalu mengindahkan.

“Kebetulan kalau saya kan penjabat jadi enggak akan ikut pilkada, jadi itu yang membuat saya tidak memperhitungkan,” kata dia.

Namun, Kang Dani, demikian ia akrab disapa, menegaskan bahwa tidak ada yang salah dengan penerbitan izin tersebut. Mulai dari masterplan hingga persetujuan masyarakat sekitar pun sudah tak ada lagi persoalan.

“Iya relatif ringan (memberikan izin), sampai saat ini ada lah selentingan ancaman akan didemo atau dipersoalkan,” tutur Dani.

Kang Dani pertama kali mendatangi Gereja Ibu Teresa pada pertengahan Juli 2021. Baru dilantik setelah Bupati Bekasi sebelumnya, Eka Supria Atmaja meninggal dunia karena Covid-19. Semula, ia hendak meninjau penyuntikan vaksinasi Covid-19 sekaligus pembagian bantuan sosial.

Saat itu, ia melihat umat Katolik Paroki Cikarang hanya menggunakan bangunan sekolah untuk beribacat. Ia juga melihat mereka hanya memakai kursi plastik saat beribadat. Hal ini di luar ekspektasinya, sebab, umumnya sebuah Gereja, apalagi dengan umat ribuan, biasanya akan berupa bangunan besar dan cukup menampung umat. Yang ia lihat di Gereja Ibu Teresa tidak demikian.

“Di bayangan saya gereja Katolik itu rata-rata kan gede. Pas datang ke sana, kok begini?” ujar kang Dani.

Ia kemudian bertanya kepada pastor gereja, mengapa bangunan belum dibangun. Dari situ, baru diketahui bahwa pembangunan gereja belum mendapatkan izin sejak tahun 2007 alias sudah 18 tahun. Kang Dani lalu menelusuri letak persoalan terhambatnya izin mulai dari permasalahan tanah komersial hingga penolakan warga sekitar.

Dari peristiwa ini, Kang Dani semakin memahami kebutuhan umat Katolik di Cikarang. Saat ini ia merasakan ada kedekatan. Ia bahkan terharu ketika Pastor di Gereja itu memberinya hadiah peci dan sajadah. Ia tidak menyangka, hadiah semacam ini justru ia dapat dari seorang imam.

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here