Sabtu, Juli 27, 2024
30.6 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Jumat 17 Maret 2023 – Pekan III Prapaskah (Ungu)

Bacaan Pertama Hosea 14:2-10

“Kepada buatan tangan kami, kami takkan berkata lagi, ‘Ya Allah kami!'”

“Bertobatlah, hai Israel, kepada Tuhan, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu. Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada Tuhan! katakanlah kepada-Nya: “Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami.

Asyur tidak dapat menyelamatkan kami; kami tidak mau mengendarai kuda, dan kami tidak akan berkata lagi: Ya, Allah kami! kepada buatan tangan kami. Karena Engkau menyayangi anak yatim.”

Aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan mengasihi mereka dengan sukarela, sebab murka-Ku telah surut dari pada mereka. Aku akan seperti embun bagi Israel, maka ia akan berbunga seperti bunga bakung dan akan menjulurkan akar-akarnya seperti pohon hawar.

Ranting-rantingnya akan merambak, semaraknya akan seperti pohon zaitun dan berbau harum seperti yang di Libanon. Mereka akan kembali dan diam dalam naungan-Ku dan tumbuh seperti gandum; mereka akan berkembang seperti pohon anggur, yang termasyhur seperti anggur Libanon.

Efraim, apakah lagi sangkut paut-Ku dengan berhala-berhala? Akulah yang menjawab dan memperhatikan engkau! Aku ini seperti pohon sanobar yang menghijau, dari pada-Ku engkau mendapat buah.

Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini; siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan Tuhan adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 81:6c-8a.8b-9.10-11b.14.17

Ref. Akulah Tuhan, Allahmu, dengarkanlah suara-Ku.

  • Aku mendengar bahasa yang tidak kukenal, “Akulah yang telah mengangkat beban dari bahumu, dan membebaskan tanganmu dari keranjang pikulan; dalam kesesakan engkau berseru, maka Aku meluputkan engkau.
  • Aku menjawab engkau dengan bersembunyi di balik badai, Aku telah menguji engkau dekat Meriba. Dengarlah, hai umat-Ku, Aku hendak memberi peringatan kepadamu; hai Israel, kiranya engkau mau mendengarkan Aku!
  • Janganlah ada di antaramu allah lain, dan janganlah engkau menyembah orang asing. Akulah Tuhan Allahmu, yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.
  • Sekiranya umat-Ku mendengarkan Aku! Sekiranya Israel hidup menurut jalan yang Kutunjukkan! Umat-Ku akan Kuberi makan gandum yang terbaik, dan dengan madu dari gunung batu, Aku akan mengenyangkannya.

Bait Pengantar Injil Matius 4:17

Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.

Bertobatlah, sabda Tuhan, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.

Bacaan Injil Markus 12:28b-34

“Tuhan Allahmu itu Tuhan Yang Esa, kasihilah Dia dengan segenap jiwamu.”

Sekali peristiwa, datanglah seorang ahli Taurat kepada Yesus dan bertanya kepada-Nya, “Perintah manakah yang paling utama?” Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.” Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: “Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.

Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan.”

Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: “Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!” Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Perintah yang Utama

Pada suatu sore, seorang suster membagi pengalamannya sewaktu dia berlibur di kampung halamannya. Keluarganya sangat senang menyambut dia. Pada waktu malam pergantian tahun lama ke tahun baru, mereka duduk berdoa menyampaikan ucapan syukur kepada Tuhan atas tahun lama yang sebentar lagi mereka lewati dan menyambut tahun baru yang tidak diketahui apa yang akan terjadi.

Sesudah doa mereka bersukaria. Mereka semua rasakan hangatnya kasih antara mereka. Besok sorenya sekitar jam 6, seorang pemuda, saudara sepupu dari suster datang. Bapa dari suster memberi dia uang untuk beli satu kerat bir.

Sewaktu satu kerat bir datang, suster menyuruh sepupunya minum di tempat lain, bukan di rumah kediaman mereka karena suster tahu bahwa sepupunya biasa mabuk dan sewaktu dia mabuk sering beradu argumentasi dengan orang lain dan selanjutnya terjadi perkelahian.

Sepupunya setuju. Sewaktu sepupunya pergi, teman-teman dari sepupunya, yang semuanya sudah mabuk mencegat dia, dan bertanya, dia mau ke mana? Sepupu suster dengan polos katakan bahwa suster tidak mengizinkan dia untuk minum di rumah.

Mendengar perkataan itu, mereka yang sudah mabuk mencari suster dan mau membunuh suster. Sambil berjalan menuju rumah orangtua suster, pemuda-pemuda itu teriak memanggil suster, melempari batu ke rumah orangtua suster.

Kejadian itu terjadi sekitar jam 7 malam. Karena merasa takut, suster lari sekuat tenaga ke hutan, dan menyembunyikan dirinya di hutan selama beberapa jam. Sekitar jam 11 malam ia kembali lagi ke rumah.

Malam itu juga suster dihantar oleh saudaranya ke kampung tetangga karena pemabuk tetap mencari suster. Sepanjang malam suster berdoa meminta bantuan Tuhan agar pemuda-pemuda yang mabuk itu kembali sadar bahwa apa yang sedang mereka perbuat sungguh tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.

Besoknya suster kembali ke rumah orangtuanya dan mengajak orangtuanya untuk sama-sama berdoa untuk pemuda-pemuda yang selalu mabuk itu agar bertobat. Sejak kejadian itu sampai suster kembali lagi ke biara, dia tidak pernah bertemu mereka lagi.

Mereka sudah serahkan uang kepada orangtua suster sebagai tanda ucapan maaf. Orangtua menyerahkan uang itu kepada suster tetapi suster meminta orangtua untuk serahkan uang itu kepada pastor, meminta pastor mendoakan mereka agar betul bertobat. Menurut ceritera orangtua suster, bahwa pemuda-pemuda itu sudah bertobat dan tidak mabuk lagi.

Saudara-saudari…apa yang dilakukan suster ini adalah salah satu bentuk dari perwujudan hukum cinta kasih. Suster yang hidup hariannya selalu berkomunikasi dengan Tuhan, pikirannya selalu fokus pada Tuhan, hatinya selalu merasa dekat dengan Tuhan, dan selalu merasakan kekuatan dari Tuhan.

Semua pengalaman kedekatannya dengan Tuhan itu sudah menjadi inspirasi baginya untuk mengampuni pemuda-pemuda yang berniat buruk ke atasnya. Dia sungguh berdoa untuk mereka agar mereka bertobat.

Itulah perwujudan hukum cinta kasih. Bahwa dia mencintai Tuhan dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan dengan segenap kekuatannya.

Rencana buruk dari beberapa pemuda itu dibalasnya dengan kasih, dibalasnya dengan doa, dibalasnya dengan mempersembahkan misa khusus untuk mereka agar bertobat dan mengubah sikap sesuai dengan kehendak Allah. Selain suster mencintai Tuhan, dia juga sudah mencintai sesamanya.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga sudah menghayati dan mengamalkan hukum cinta kasih lewat mencintai saudara-saudari kita yang berbuat jahat kepada kita?

Marilah saudara-saudari… mencintai Tuhan baru akan mempunyai arti kalau kita bisa wujudkan cintai itu lewat saudara – saudari kita, secara khusus kepada mereka yang selalu menyakiti kita.

Mungkin hal itu terasa berat, tetapi kalau kita jalankan itu bersama Kristus yang sudah disalibkan dan dari salib Dia mengampuni mereka yang bersalah kepadaNya, pasti kita pun akan berhasil.

Kita berdoa semoga Tuhan selalu menguatkan kita agar kita sanggup melayani sesama, secara khusus mereka yang menyakiti kita dengan demikian kita pun sanggup mewujudkan hukum cinta kasih itu lewat saudara-saudari kita.

Doa Penutup

Allah Bapa Maha Pengasih, Engkau menyerahkan diri-Mu kepada manusia dan menyatakan cinta kasih-Mu dalam diri manusia seperti kami, yaitu Yesus, Putra Manusia. Semoga hidup kami memancarkan syukur kami kepada-Nya. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin. Sumber https://www.renunganhariankatolik.web.id/

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini