Senin, Desember 23, 2024
28.5 C
Jakarta

Pasca Gempa di Cianjur, Gereja Katolik Bergerak Cepat Merespon

Gempa Bumi di Cianjur

CIANJUR, Pena Katolik – Gempa bumi skala magnitudo (M) 5,6 di Cianjur-Sukabumi cukup terasa kuat di Jakarta dan sekitarnya. Gempa tersebut diduga akibat pergerakan Sesar Cimandiri. Diduga ini merupakan pergerakan dari Sesar Cimandiri jadi bergerak kembali.

Pasca terjadinya gempa ini, terjadi kerusakan di Gereja St Petrus Cianjur. Dari beberapa video yang tersebar, kerusakan terjadi di bagian atap Gereja. Meski begitu, struktur utama Gereja masih kokoh berdiri. Sejauh ini, segala aktivitas ibadat sementara dihentikan.

Respon Cepat

Sementara itu, setelah gempa, Gereja Keuskupan Bogor bergerak cepat merespon. Hingga hari ini sudah dibuka posko layanan bencana di Paroki St Petrus Cianjur. Lokasi respon ini ada di kompleks Gereja dan di SMA Mardi Yuwana Cianjur. Respon ini dilakukan oleh Paroki Cianjur dan Caritas Keuskupan Bogor. Respon cepat bencana ini didukung dari Caritas Indonesia, Caritas Bandung dan Lembaga Daya Dharma Keuskupan Agung Jakarta. Siang ini, tim respon dari Jakarta bertolak ke Cianjur.

Pada tahap ini, umat yang ingin berdonasi dibuka melalui beberapa chanel di antaranya melalui Caritas Keuskupan Bogor dan Caritas Indonesia. Respon ini merupakan respon jaringan kerja Caritas Indonesia yang merupakan bagian dari Konfederasi Caritas Internationalis yang berpusat di Roma, Italia. Jaringan Caritas adalah kepanjangan dari Gereja Katolik Universal dalam respon bencana di seluruh dunia.

Sejauh ini, solidaritas sudah berdatangan dari jaringan Caritas Internationalis dari beberapa negara. Mereka mengungkapkan belarasa.

Sesar Cimandiri

Gempa Cianjur berpusat di sekitar Sukabumi-Cianjur, yang merupakan gempa  akibat patahan geser. Berdasarkan laporan resmi, Stasiun Geofisika Bandung per Juni 2022, dijelaskan soal fakta-fakta dan historis sesar Cimandiri dan aktivitas.

Sesar Cimandiri merupakan sesar paling tua (umur kapur), membentang mulai dari Teluk Pelabuhan Ratu menerus ke timur melalui Lembah Cimandiri, Cipatat Rajamandala, Gunung Tangguban Parahu – Burangrang dan diduga menerus ke timur laut menuju Subang. Secara keseluruhan, jalur sesar ini berarah timur laut – barat daya dengan jenis sesar mendatar hingga oblique (miring).

Jalur Sesar Cimandiri di segmen Rajamandala, berarah timur laut – barat daya. Aktivitas sesar ini ditunjukkan dengan terjadinya gempa bumi yang cukup signifikan yaitu tahun pada 1910 di Padalarang, tahun 1982 di Cianjur, Rajamandala, dan tahun 1844 di wilayah Cianjur. Gempa signifikan terbaru terjadi pada 10 Maret 2020 dengan Magnitudo 5.1 yang mengguncang Kab. Sukabumi dan sekitarnya dan menimbulkan kerusakan di Kalapanunggal.

Berdasarkan laporan itu, selama Juni 2022 di daerah Jawa Barat dan sekitarnya telah tercatat terjadi 60 kejadian gempa bumi dengan magnitudo bervariasi antara 1.3 sampai 4.2, dengan jumlah gempa bumi dangkal (H < 60 km) sebanyak 57 kejadian dan 3 kejadian gempa bumi menengah (60 ≥ H < 300 km) dan gempa dalam (H≥ 300 km) nol kejadian.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini