33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Sejarah Berdirinya Seminari Tinggi Interdiosesan Antonino Ventimiglia

BERITA LAIN

More
    Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo saat berada di Seminari ANtonino Ventimiglia. Samuel.

    PONTIANAK, Pena Katolik – Sampai pada tahun 1990-an satu-satunya provinsi Gerejawi yang tidak memiliki Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi adalah provinsi Gerejawi Pontianak, yang ketika itu meliputi seluruh keuskupan di Kalimantan (sekarang, Kalimantan terbagi dua provinsi gerejawi, yaitu Pontianak dan Samarinda).

    Sementara itu, jumlah umat semakin berkembang pesat. Oleh karena itu, Mgr. Pietro Sambi sebagai Nuntius untuk Indonesia mendorong Uskup se-regio Kalimantan mendirikan seminari tinggi. Kemudian, di sela-sela sidang KWI pertengahan November 1996 di Wisma Klender, Nuntius menanyakan rencana kongkret pendirian seminari itu.

    Dalam rapat para uskup region Kalimantan pada tanggal 24 Januari 1997 di Palangkaraya, disepakati untuk terlebih dahulu mendirikan Sekolah Tinggi Teologi (STT) yang menampung para mahasiswa calon iman yang telah menyelesaikan jenjang SI Filsafat dan Teologi di Jawa dan Sumatera.

    Maka, dibentuklah panitia persiapaan pendirian STT yang diketuai oleh Mgr. Giulio Mencuccini, Uskup Sanggau. Kemudian di Pontianak disusun panitia persiapaan yang lengkap:  Mgr. Giulio Mencuccini (ketua), Pastor William Chang (sekretaris). Pastor Willy Wagcmarkes (bendahara), Pastor Bartolomeus (anggota), Pastor Priyo Utomo (anggota), Pastor Linus Alinus (anggota), dan Pastor Petrus Rustandy (anggota).  Pada tanggal 17 Februari 1997, panitia mengadakan pertemuan di Sanggau.

    Pada tanggal 23 April 1997 diselenggarakan di Jakarta pertemuan para Uskup se-regio Kalimantan dan para pemimpin tarekat yang berkarya di Kalimantan. Diputuskan bahwa tahun kuliah akan dimulai pada tahun ajaran 1998/1999 dengan program pendidikan selama dua tahun bagi mahasiswa yang telah menyelesaikan studi SI dan telah menjalani Tahun Orientasi Pastoral (TOP).

    Bertempat di Paroki Maria Ratu Pencinta Damai (MRPD)-Pontianak, pada tanggal 15 September 1998 dilangsungkan Misa Pembukaan Tahun Kuliah yang dipimpin oleh Mgr. Hieronimus Bumbun (saat itu masih menjabat sebagai Uskup Keuskupan Agung Pontianak).

    Pada tanggal 04 Oktober 1998 dilangsungkan Misa romulgatio Pendirian Seminari Tinggi Teologi Interdiosesan se-regio Kalimantan Antonio Ventimiglia. Pada tahun pertama hanya tiga frater di Antonio Ventimglia. Mereka tinggal disebuah sewaan di Jl. Dr. Wahidin, Gg.Sylva Jaya no. 3. Tahun 1999/2000 disewa lagi sebuah rumah karena jumlah calon imam menjadi 10 orang.  Ketika itu rektor seminari adalah Pastor. J.T.C. Wismapranata, imam diosesan Keuskupan Agung Semarang.

    Keberlansungan Hingga Kini

    Mulai pada tahun ajaran baru 2000/2001, tepatnya pada bulan Agustus tahun 2000 para calon iman mulai menempati gedung baru seminari di jalan 28 Oktober No.5 (dulu Jalan Kebangkitan Nasional No 5), Siantan Hulu, Pontianak.

    Sementara itu, terjadi pergantian rektor. Dari Pastor. J.T.C. Wismapranata diganti Pastor Stefanus Koko Pujiwahyusulisliyono, imam diosesan Keuskupan Agung Semarang).

    Pada hari Rabu pagi, tanggal 25 Oktober 2000, gedung baru tersebut diberkati dalam sebuah perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Mgr. Hieronimus Bumbun sebagai selebran utama dan didampingi (konselebran) oleh Mgr. Prajasoeta (Uskup Banjarmasin), Mgr. Agustinus Agus (Uskup Sintang), dan Mgr. B. Pudjarahrdja (Uskup Ketapang) serta 13 iman dari berbagai ordo dan kongregasi yang berkarya di Kalimantan.

    Hadir dalam misa pemberkatan ini Dirjen Bimas Katolik Departemen Agama Stefanus Agus, para utusan dari Keuskupan Samarinda, Banjarmasin, Palangkaraya, Ketapang, Pontianak, Sanggau, Sintang dan umat lainnya.

    Seminari Tinggi Interdiosesan ini dinamai “ Antonio Ventimiglia”, karena ia adalah pastor misionaris pertama iman Katolik di Kalimantan. Ia merupakan anggota Ordo Rohaniwan Regulir Penyenggara Ilahi atau dikenal dengan nama “Pater-pater Theantin” . Ia tiba pertama kali di Banjarmasin pada tanggal 02 Februari 1688. Ia diperkirakan wafat di pedalaman, Karena dibunuh atau sebab lainnya.

    Pada tahun 1690. Sedangkan tujuan khas dari pendirian seminari adalah kontekstualisasi pendidikan calon iman. Tentu saja konteks yang dimaksud adalah situasi Kalimantan. Pada tahun 2002, Pastor Koko diganti oleh Pastor Dionisus Meligun (iman diosesan Keuskupan Sanggau) yang menjabat rektor sampai tahun 2005.

    Para rektor selanjutnya adalah Pastor Leonardus Miau (iman diosesan Keuskupan Sintang) pada tahun 2005-2007, Pastor Laurensius Sutadi (iman diosesan Keuskupan Ketapang) pada tahun 2007-2010 dan Pastor Edmund Nantes, OP pada tahun 2010 sampai sekarang, yang didampingi oleh Pastor Robertus Ambrosius Dhai Musa (iman diosesan Keuskupan Sintang). Sekarang, (tahun ajaran 2018/2019) jumlah frater yang tinggal di Seminari Antonio Ventimglia berjumlah duabelas orang.

    Samuel/Pena Katolik

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI