34 C
Jakarta
Friday, May 3, 2024

Paus Fransiskus Mengatakan, Ia Berharap Kesepakatan Vatikan-Tiongkok akan Diperbarui

BERITA LAIN

More
    Paus Fransiskus melambaikan tangan kepada para peziarah yang datang dari Tiongkok di Lapangan St Petrus. CNA

    VATIKAN, Pena Katolik – Paus Fransiskus mengatakan dia berharap perjanjian sementara Vatikan dengan Tiongkok tentang penunjukan uskup Katolik akan diperbarui untuk kedua kalinya pada bulan Oktober 2022. Dalam komentarnya kepada Reuters yang diterbitkan Selasa, 5 Juli 2022, Paus mengatakan perjanjian itu berjalan dengan baik.

    Perjanjian Vatikan-Tiongkok pertama kali ditandatangani pada September 2018 dan kemudian diperbarui untuk dua tahun lagi pada Oktober 2020. Sejauh ini ketentuan perjanjian belum dipublikasikan.

    Paus Fransiskus berbicara kepada Reuters tentang kesepakatan Tiongkok dalam wawancara 90 menit yang juga mencakup kesehatannya, rumor pengunduran diri, dan pembatalann Roe v. Wade.

    Pada September 2021, Vatikan mengkonfirmasi bahwa uskup Katolik keenam telah ditahbiskan berdasarkan ketentuan perjanjian ini. Tujuh uskup yang ditahbiskan sebelum perjanjian 2018 juga telah diatur posisinya oleh Vatikan.

    Paus Fransiskus mengatakan penunjukan uskup di bawah kesepakatan di Tiongkok “berjalan lambat”. Proses yang lambat, katanya, adalah “‘cara Tiongkok,’ karena orang Tiongkok memiliki rasa dan waktu sehingga tidak perlu buru-buru.

    Pastor Bernardo Cervellera, mantan pemimpin redaksi AsiaNews, mengatakan kepada CNA tahun lalu bahwa para uskup yang telah dinominasikan dan ditahbiskan dekat dengan Asosiasi Katolik Patriotik. Ini berarti mereka sangat dekat dengan pemerintah.

    Gereja Katolik masih membutuhkan sekitar 40 uskup lagi di Tiongkok, menurut Pastor Cervellera. Paus Fransiskus mengatakan orang Tiongkok juga memiliki masalah mereka sendiri karena situasinya tidak sama di setiap wilayah negara. Perlakuan terhadap umat Katolik juga tergantung pada pemimpin lokal. Dia juga membela kesepakatan Vatikan-Tiongkok terhadap para pengkritiknya.

    “Diplomasi adalah seni dari kemungkinan dan melakukan sesuatu untuk membuat yang mungkin menjadi kenyataan,” katanya.

    Dia membandingkan kritik hari ini dan mereka yang berbicara negatif tentang keputusan diplomatik Vatikan selama Perang Dingin. Ketika para Paus membuat kesepakatan dengan pemerintah komunis Eropa Timur dalam upaya untuk melindungi kepentingan Gereja Katolik.

    “Diplomasi memang seperti itu. Ketika Anda menghadapi situasi yang terhalang, Anda harus menemukan cara yang mungkin, bukan cara yang ideal, untuk keluar darinya,” kata paus.

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI