Sabtu, Juli 27, 2024
26.1 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Hari Jumat 21 Januari 2022

Bacaan Pertama: 1 Samuel 24:3-21

“Aku tidak akan menjamah Saul sebab dialah orang yang diurapi Tuhan.”

PADA suatu hari Saul mengambil 3000 orang pilihan dari seluruh orang Israel, lalu pergi mencari Daud dan orang-orangnya di gunung batu Kambing Hutan. Maka sampailah Saul ke kandang-kandang domba di tepi jalan. Di sana ada gua, dan Saul masuk ke dalamnya untuk membuang hajat, tetapi Daud dan orang-orangnya duduk di bagian dalam gua itu.

Lalu berkatalah orang-orang itu kepada Daud, “Telah tiba hari yang dikatakan Tuhan kepadamu: Sesungguhnya, Aku menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu. Maka perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik!” Maka Daud bangun, lalu memotong punca jubah Saul dengan diam-diam. Kemudian berdebar-debarlah hati Daud, karena telah memotong punca jubah Saul. Lalu ia berkata kepada orang-orangnya, “Dijauhkan Tuhanlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi Tuhan; dijauhkanlah aku dari menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi Tuhan.”

Dengan perkataan itu Daud mencegah orang-orangnya; ia tidak mengizinkan mereka bangkit menyerang Saul. Sementara itu Saul bangun meninggalkan gua, hendak melanjutkan perjalanannya. Maka bangunlah Daud, ia keluar dari dalam gua itu dan berseru kepada Saul dari belakang, katanya, “Tuanku Raja!” Saul menoleh ke belakang. Maka Daud berlutut dengan mukanya ke tanah dan sujud menyembah. Lalu berkatalah ia kepada Saul, “Mengapa engkau percaya akan perkataan orang-orang yang mengatakan: Sesungguhnya Daud mengikhtiarkan celakamu? Ketahuilah, pada hari ini Tuanku sendiri melihat, bahwa hari ini Allah menyerahkan engkau ke dalam tanganku dalam gua itu.

Ada orang yang menyuruh aku membunuh engkau, tetapi aku merasa sayang kepadamu karena pikirku: Aku tidak akan menjamah tuanku itu, sebab dialah orang yang diurapi Tuhan. Lihatlah ini, Bapaku! Lihatlah punca jubahmu ada dalam tanganku. Dari kenyataan bahwa aku memotong punca jubahmu dengan tidak membunuh engkau, dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa tanganku bersih dari kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat dosa terhadap engkau, walaupun engkau mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku. Tuhan kiranya menjadi hakim di antara aku dan engkau!

Tuhan kiranya membalaskan aku kepadamu, tetapi tanganku tidak akan memukul engkau; seperti peribahasa orang tua-tua mengatakan: Dari orang fasiklah timbul kefasikan. Sungguh, tanganku tidak akan memukul engkau! Terhadap siapakah raja Israel keluar berperang? Siapakah yang kaukejar? Anjing mati! Seekor kutu saja! Sebab itu Tuhan kiranya menjadi hakim yang memutuskan perkara kita! Kiranya Dia memperhatikan dan memperjuangkan perkaraku! Kiranya Ia memberi keadilan kepadaku dengan melepaskan aku dari tanganmu.” Setelah Daud selesai menyampaikan perkataan itu, berkatalah saul, “Suaramukah itu, ya anakku Daud?” Sesudah itu dengan suara nyaring menangislah Saul. Katanya kepada Daud, “Engkau lebih besar daripada aku, sebab engkau telah melaukan yang baik kepadaku, padahal aku melakukan yang jahat kepadamu.

Telah kautunjukkan pada hari ini, betapa engkau telah melakukan yang baik kepadaku: Walaupun Tuhan telah menyerahkan aku ke dalam tanganmu, engkau tidak membunuh aku. Apabila seseorang menangkap musuh, masakan dilepaskannya dia pergi dengan selamat? Tuhan kiranya membalaskan dengan kebaikan apa yang kaulakukan kepadaku pada hari ini. Dari ini semua, sesungguhnya aku tahu, bahwa engkau pasti menjadi raja dan jabatan raja Israel akan tetap kokoh dalam tanganmu.”

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 57:2.3-4.6.11

Ref. Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku.

  • Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah jiwaku berlindung; di bawah sayap-Mu aku akan bernaung sampai berlalulah malapetaka ini.
  • Aku berseru kepada Allah, Yang Mahatinggi, kepada Allah yang mengerjakan segalanya bagiku: Kiranya Ia mengirim utusan dari surga dan menyelamatkan daku, mencegah orang-orang yang menganiaya aku; semoga Allah mengirimkan kasih setia dan kebenaran-Nya.
  • Bangkitlah mengatasi langit, ya Allah! Biarlah kemuliaan-Mu meliputi seluruh bumi! Sebab, kasih setia-Mu menjulang setinggi langit, dan kebenaran-Mu setinggi awan-gemawan.

Bait Pengantar Injil: 2 Korintus 5:19

Ref. Alleluya

Dalam diri Kristus Allah mendamaikan dunia dengan Diri-Nya dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita

Bacaan Injil: Markus 3:13-19

“Yesus memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya untuk menyertai Dia.”

Pada suatu hari Yesus naik ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan mereka pun datang kepada-Nya. Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia, untuk diutus-Nya memberitakan Injil, dan untuk menerima dari Dia kuasa mengusir setan. Kedua belas orang yang ditetapkan-Nya itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus, Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, yang keduanya Ia beri nama Boanerges, yang berarti anak-anak guruh; selanjutnya Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot, dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Gembala Agung Yesus Kristus

DALAM katakombe atau kuburan bawah tanah yang ada di Roma, ada lukisan yang sangat akrab bagi kita, yaitu lukisan tentang Gembala Agung Yesus Kristus dan seekor domba yang tersesat. Ada juga lukisan yang menampilkan Yesus dengan banyak domba berdiri dekat kaki-Nya sambil memandang Dia. Kadangkala Ia digambarkan sedang duduk dalam keletihan karena perjalanan yang jauh dan melelahkan, namun dari wajah-Nya tetap terpancar semangat dan sukacita.

   Semua itu bukan sekadar lukisan, namun ada pesan yang ingin disampaikan oleh si pembuat lukisan melalui gambar yang cukup terkenal itu. Gambar itu mengingatkan kita tentang kasih Yesus kepada kita sebagai domba-domba-Nya. Jika ada satu orang saja yang hilang, maka Ia akan mencarinya dan membawanya kembali kepada kawanan itu. Kerinduan Yesus yang sekaligus juga merupakan kerinduan Bapa sorgawi terhadap jiwa-jiwa yang terhilang digambarkan seperti seorang gembala yang kehilangan seekor dari dombanya. Kemudian dia mencari yang satu ekor itu hingga menemukannya.

Gambaran lainnya adalah seorang perempuan yang memiliki 10 dirham dan kehilangan salah satu diantaranya. Perempuan ini akan menyalakan pelita dan menyapu rumahnya agar dia bisa menemukan satu dirham yang hilang itu. Setelah ia menemukannya, maka ia akan memanggil tetangga-tetangganya dan bersukacita bersama karena sudah menemukan satu dirham yang hilang. Timbul pertanyaan, “Mengapa si gembala dan si perempuan berusaha keras untuk mencari dan menemukan 1 ekor domba atau 1 dirham yang hilang?” Jawabannya adalah karena satu ekor domba ataupun satu dirham yang hilang demikian berharga bagi mereka.

   Hari ini kita disadarkan bahwa setiap orang begitu berharga bagi Tuhan. Ia menghargai kita sebagai pribadi. Ketika ada salah seorang di antara kita yang tersesat dan hidup jauh dari Tuhan, Ia bukan tidak peduli apalagi membiarkan kita mati dalam dosa dan ketersesatan. Dengan berbagai cara Tuhan mencari dan menarik perhatian kita. Ia mungkin memakai hamba-hamba Tuhan, teman, keluarga yang sudah percaya, buku-buku renungan ataupun buku rohani lainnya untuk menarik perhatian kita kembali kepada-Nya. Tidakkah hati kita merasakan dan telinga kita mendengar ketika Ia memanggil? Mungkin Ia sedang mencari kita dan bertanya, “Di manakah engkau? Kembalilah anakku!” Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, ini aku. Aku mau kembali kepadamu. Ampunilah dosa-dosa yang kulakukan selama ini dan terimalah aku menjadi anakmu kembali. Amin

+BDGY.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini