Mulai 1 Januari 2022 Stasi Ledo Pisah Administrasi dari Paroki Bengkayang

0
1301
Mgr Agustinus Agus seusai memimpin Misa di Paroki Ledo. dok.Samuel

BENGKAYANG, Pena Katolik- Uskup Agung Pontianak, Mgr Agustinus Agus menetapkan Stasi Santo Petrus dan Paulus Ledo, Kalimantan Barat sebagai paroki mandiri mulai 1 Januari 2022. Dengan penetapan ini, maka Paroki Ledo secara administratif dan pastoral akan menjadi paroki mandiri dan terpisah dari Paroki Santo Pius X Bengkayang.

Dengan prospek kedepan Mgr. Agustinus melihat kesempatan itu sebagai peluang yang menjadi strategi perkembangan pendampingan iman. Pemisahan ini juga berpotensi untuk mempersiapkan mental serta ekonomi masyarakat setempat.

Dalam kunjungan ke Stasi Santo Petrus dan Paulus Ledo pada 18-19 Desember 2021, Mg Agustinus mengumumkan kepada umat Ledo, bahwa mulai tanggal 1 Januari 2022, stasi Ledo resmi pisah administrasi dari Paroki Bengkayang.

Sejak saat itu nanti, Stasi Santo Petrus dan Paulus Ledo berubah status menjadi quasi paroki. Saat ini, sudah ada Pastor Russel OAR dan dua dia imam lain. Keduanya adalah imam Ordo Agustinian (Ordo Augustinianorum Recollectorum/OAR). Para imam ini akan bertugas di Ledo dan melayani sebanyak 27 kampung.

“Kita doakan agar kedepan bisa berkembang paroki yang maju dan pelayanan dengan umat semakin dekat,” kata Mgr. Agustinus.

Dalam Misa pada Minggu 19 Desember 2021, hadir pula Bupati Bengkayang Sebastianus Darwis dan Pastor Paroki Bengkayang Pastor Yulius Endi Subandi. Pastor Subandi mengucapkan terima kasih atas upaya Uskup Agung Pontianak dalam melihat dan memprediksi potensi yang ada di stasi Ledo. 

Langkah Konkret

Pada kesempatan itu pula Darwis menyatakan dukungannya dan berterima kasih kepada Mgr Agustinus karena sudah berani mengambil langkah-langkah konkret dalam pelayanan untuk umat.

Bagi Darwis, Mgr. Agustinus adalah sosok yang sudah melihat jauh kedepan terutama untuk pembangunan dan perkembangan umat di Ledo dan terlebih khusus di Kabupaten Bengkayang.

Darwis juga menyinggung visionernya Mgr. Agustinus dalam melihat potensi perkembangan ekonomi masyarakat karenanya Mgr. Agustinus berupaya menjadikan Bengkayang destinasi sebagai destinasi wisata rohani Kalimantan dengan mendirikan Patung Yesus Raksasa di Jagoi Babang.

Darwis berharap Paroki Ledo nantinya bisa segera melayani umat di 27 kampung itu dengan lebih aktif serta inovatif. Bukan hanya untuk kepentingan rohani semata, melainkan juga untuk perkembangan mental serta intelektual sebab hal itu yang menjadi krusial dalam pembangunan peradaban.

Paroki Santo Agustinus dari Hippo

Pada kesempatan itu pula, Mgr. Agustinus mengumumkan bahwa selama satu tahun Pastor Russel OAR sudah menyesuaikan diri dengan stasi Ledo yang harapannya kedepan Pastor Russel bersama dua saudaranya bisa melayani 27 kampung di wilayah Ledo dengan lebih nyaman dan aktif di tengah umat.

Ordo OAR tentunya akan memberikan nama paroki sesuai dengan spritual yang mereka hidup yakni Santo Agustinus dari Hippo.

“Saya dengar dari Pastor Russel, mereka sudah pesan patung Santo Agustinus dari Hippo,” ujar Mgr. Agustinus dengan joke khasnya depan umat.

Mgr Agustinus Agus

Sejarah Paroki

Paroki Ledo sebagai pecahan dari Paroki Santo Pius X Bengkayang tidak akan melupakan akar sejarahnya ini. Paroki Santo Pius X Bengkayang adalah salah satu paroki dari Keuskupan Agung Pontianak berpusat di Kecamatan Bengkayang dan Kabupaten Bengkayang – Kalimantan Barat.

Sejak didirikan tanggal 1 September 1934, Paroki Bengkayang telah berkembang sedemikian pesat. Perkembangan awal umat yang beriringan dengan banyaknya stasi membuat Paroki Bengkayang salah satu wilayah yang notabene mayoritas umat Katolik.

Mgr. Agustinus melihat bahwa paroki Bengkayang memiliki potensi besar untuk perkembangan umat kedepan, apalagi perbatasan antara Malaysia dan Indonesia kedepan akan dibangun border bertempat di Jagoi Babang.

Samuel (Pena Katolik)

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here