26.1 C
Jakarta
Saturday, April 20, 2024

Bacaan dan Renungan, Jumat 08 Oktober 2021; Santo Sergius dan Bakhus, Martir

BERITA LAIN

More

    Bacaan I : Yl 1:13-15; 2:1-2

    Hari Tuhan yang gelap gulita dan kelam kabut.

    Lilitkanlah kain kabung dan mengeluhlah, hai para imam; merataplah, hai para pelayan mezbah; masuklah, bermalamlah dengan memakai kain kabung, hai para pelayan Allahku, sebab sudah ditahan dari rumah Allahmu, korban sajian dan korban curahan.

    Adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah para tua-tua dan seluruh penduduk negeri ke rumah TUHAN, Allahmu, dan berteriaklah kepada TUHAN. Wahai, hari itu! Sungguh, hari TUHAN sudah dekat, datangnya sebagai pemusnahan dari Yang Mahakuasa.

    Tiuplah sangkakala di Sion dan berteriaklah di gunung-Ku yang kudus! Biarlah gemetar seluruh penduduk negeri, sebab hari TUHAN datang, sebab hari itu sudah dekat; suatu hari gelap gulita dan kelam kabut, suatu hari berawan dan kelam pekat; seperti fajar di atas gunung-gunung terbentang suatu bangsa yang banyak dan kuat, yang serupa itu tidak pernah ada sejak purbakala, dan tidak akan ada lagi sesudah itu turun-temurun, pada masa yang akan datang.

    Mazmur Tanggapan: Mzm 9:2-3,6,16,8-9

    Refren; Tuhan menghakimi dunia dengan adil.

    • Aku mau bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib; aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau, bermazmur bagi nama-Mu, ya Yang Mahatinggi.
    • Engkau menghardik bangsa-bangsa, dan telah membibasakan orang-orang fasik; nama mereka telah Kauhapuskan untuk seterusnya dan selama-lamanya. Bangsa-bangsa terbenam dalam lubang yang dibuatnya sendiri.
    • Tetapi TUHAN bersemayam untuk selama-lamanya, takhta-Nya didirikan-Nya untuk menjalankan penghakiman. Dialah yang menghakimi dunia dengan keadilan dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran.

    Bait Pengantar Injil: Yoh 12:31b-32

    Sekarang penguasa dunia ini dibuang ke luar, sabda Tuhan;dan bila Aku telah ditinggikan dari bumi,Aku akan menarik semua orang kepada-Ku.

    Bacaan Injil: Luk 11:15-26

    Jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah,maka Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.

    Tetapi ada di antara mereka yang berkata: “Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan.” Ada pula yang meminta suatu tanda dari sorga kepada-Nya, untuk mencobai Dia.

    Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: “Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh. Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul.

    Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu. Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.

    Apabila seorang yang kuat dan yang lengkap bersenjata menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah segala miliknya. Tetapi jika seorang yang lebih kuat dari padanya menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata, yang diandalkannya, dan akan membagi-bagikan rampasannya.

    Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.” “Apabila roh jahat keluar dari manusia, iapun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian, dan karena ia tidak mendapatnya, ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu.

    Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu bersih tersapu dan rapih teratur. Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya, dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula.”

    Demikianlah Injil Tuhan

    Mewujudkan Kuasa Allah dalam Kehidupan Kita

    Tujuan kedatangan Yesus Kristus adalah memulihkan keadaan manusia yang dirusak oleh roh jahat. Karya utama Yesus di antara orang banyak ialah mengadakan mukjizat, yaitu menyembuhkan banyak orang sakit dengan mengusir roh jahat dari orang-orang itu. Mereka beranggapan, penyakit diakibatkan oleh kuasa roh jahat. Mereka menjadi percaya bahwa mukjizat Yesus benar-benar merupakan perwujudan karya Allah. Tetapi, para pemuka Yahudi tidak mengakui itu. Dalam Injil hari ini mereka berkata, “Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan.” (Luk 11:15).

    Yesus menjawab tuduhan mereka dengan gambaran dari perang saudara: “Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa.” (ay. 17). Jika setan yang satu dapat diusir dengan setan yang lain – berarti ada perpecahan di antara mereka – maka kerajaan setan tentu sudah hancur dengan sendirinya. Tetapi semua tahu, kerajaan setan masih bertahan; mereka tentu sangat kuat.

    “Tetapi jika seorang yang lebih kuat dari padanya menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata yang diandalkannya.” (Ay 22). Yesuslah “orang yang lebih kuat” itu. Ia telah mengusir setan dari orang banyak. Itulah bukti yang amat jelas bahwa Kerajaan Allah yang penuh kuasa hadir dalam diri Yesus. “Jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.” (Ay. 20).

    Pada zaman sekarang, pengaruh kuasa setan bukan lagi penyakit fisik seperti buta, bisu atau lumpuh, tetapi lebih penyakit rohani, seperti kebiasaan buruk, dan kecenderungan jahat, yang membuat kita semakin mundur dalam kehidupan rohani. Kebiasaan buruk itu misalnya sikap malas, selalu memetingkan diri, banyak prasangka, benci, mudah tersulut emosi, sulit mengampuni, dan sebagainya. Penyakit lain di sebagian dunia adalah sikap mengandalkan kemajuan teknologi semata dan mengesampingkan kekuasaan Tuhan, mengandalkan rasio (akal sehat) dan mengabaikan kenyataan yang supranatural (adikodrati), sehingga komunitas Gereja semakin menyusut.

    Dalam jeratan kuasa setan seperti itu, bagaimana kita dapat mengalami mukjizat Yesus, yang jauh lebih perkasa daripada kerajaan setan? Tentu saja kita dapat membersihkan diri dengan Sakramen Tobat. Tetapi kita tahu, dosa-dosa kita terus berulang, seakan setan selalu datang kembali menguasai kita.

    Jika kita membersihkan diri hanya sekadarnya, merasa puas hanya karena sudah mengikuti peraturan agama (seperti orang Farisi), maka seperti sabda Yesus, setan “akan keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat … dan mereka masuk dan berdiam di situ.” (Ay 26). Sakramen Tobat mesti disertai komitmen yang kuat untuk memperbaiki hidup kita sebagai orang Kristiani.

    Dalam Bacaan pertama, Nabi Yoel mengajak umat Israel bertobat dengan serius ketika mereka mengalami malapetaka yang luar biasa, yaitu serangan hama belalang yang menghabiskan semua tanaman di seluruh negeri. Serangan itu terjadi sebelum musim panen, sehingga mereka akan kehabisan bahan makanan dan anggur. Yoel mengingatkan, malapetaka itu merupakan pertanda bahwa “Hari TUHAN sudah dekat” (Yl 1:15). Tuhan akan bertindak atas umat-Nya. Para imam, pelayan mezbah, tua-tua dan seluruh penduduk diajak untuk memperbaiki diri agar Allah berbelas kasih pada umat-Nya dan tidak menimpakan malapetaka yang lebih besar.

    Ajakan untuk memperbaiki diri itu selalu relevan untuk kita, khususnya ketika kita ditimpa malapetaka hebat, yaitu pandemi Covid yang melanda seluruh dunia. Agar tidak mengalami malapetaka yang lebih besar, kita diajak untuk mengubah orientasi hidup dan menjalani ajaran Kristiani dengan lebih serius.

    Untuk memperbaiki diri sehingga dosa kita tidak selalu berulang, ada suatu cara yang diajarkan oleh St. Ignatius Loyola, yaitu “Doa Pemeriksaan Batin”. Dalam doa yang dilakukan selama 10-15 menit setiap hari ini, dengan penuh syukur kita mengingat kembali hal-hal yang paling berkesan selama hari yang sudah berlalu: perasaan, pemikiran, sikap, kata-kata, perbuatan, kejadian atau orang yang kita jumpai. Mana hal yang terasa berahmat; mana yang menjauhkan kita dari Tuhan. Kita bicarakan semua itu satu per satu dari hati ke hati dengan Tuhan. Lalu kita pilih satu kekurangan yang paling pokok; seperti apa kiranya keadaan kita bila kebiasaan buruk itu sudah berhasil kita atasi. Kita dengarkan pesan Tuhan, apa yang harus kita lakukan esok hari dengan hal itu. Kemudian kita mohon penyertaan Tuhan untuk hidup kita selanjutnya. Bila doa seperti ini kita lakukan tiap hari, kuasa Tuhan akan terwujud dalam hidup kita.

    Diceritakan pada akhir bagian Injil ini, ketika Yesus masih berbicara, seorang perempuan berseru, alangkah bahagia ibu Yesus karena telah melahirkan dan mengasuh Pribadi yang begitu menakjubkan. Tetapi Tuhan Yesus berkata, “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.” (Luk 11:28). Bagi Bunda Maria, meresapkan sabda Allah dalam hati dan melaksanakannya (“Terjadilah padaku…”) adalah sumber kebahagiaannya. Dalam bulan rosario ini, kita mohon agar kita dapat menerapkan prinsip hidup Bunda Maria itu dalam kehidupan kita.

    Ya Yesus Tuhan, aku bersyukur pada-Mu atas mukjizat keselamatan yang membebaskan aku dari kuasa dosa. Kuatkan aku agar mampu mengalahkan roh jahat supaya aku semakin dekat dengan-Mu dan dengan sesamaku. St. Maria, doakanlah kami. Amin.

    Selamat pagi. Selamat beraktivitas dengan mengikuti Prokes. AMDG. Berkat TUHAN.

    RS/PK/hr.

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI