Owen Gunawan
Yesusku,
aku percaya bahwa Engkau hadir dalam Sakramen Mahakudus.
Aku mengasihi-Mu melebihi segala sesuatu,
dan aku merindukan Engkau dalam seluruh jiwaku.
Karena aku tidak dapat menerima-Mu secara sakramental saat ini,
maka datanglah ya Tuhan sekurang-kurangnya secara rohani dalam hatiku,
meskipun Engkau selalu telah datang.
Aku memeluk-Mu dan ingin mempersatukan seluruh diriku seutuhnya dengan-Mu,
dan jangan ijinkan aku terpisah dari-Mu.
Amin.
Doa Komuni Batin di atas pasti sudah tidak asing lagi di telinga kita. Di masa pandemi Covid-19 ini, umat Katolik mengikuti perayaan Ekaristi di rumah masing-masing dengan melihat live streaming baik melalui media televisi maupun YouTube. Tentu ini merupakan hal baru bagi kita. Kita yang biasanya bisa menerima tubuh dan darah Yesus di gereja setiap minggu sekarang tidak bisa menerima tubuh dan darah Yesus secara langsung. Hal ini tentu membuat kita rindu menerima tubuh dan darah Yesus secara langsung di gereja.
Awalnya perayaan Ekaristi via live streaming terasa tidak lengkap, karena kita tidak bisa menerima hosti, namun lama kelamaan kita menjadi terbiasa dengan Misa online. Kita yang awalnya rindu ke gereja, justru menjadi nyaman dengan adanya Misa online.
Ketika mengikuti Misa online, kita tidak perlu datang sejam jam lebih awal, tidak perlu mencari tempat parkir, bahkan tidak perlu repot mencari tempat duduk di saat Perayaan Paskah. Namun, jangan sampai kenyamanan dan kemudahan yang kita dapatkan saat mengikuti Misa online membuat kita terlena dan merasa malas mengikuti Misa di gereja secara offline di saat hal itu sudah bisa berlangsung.
Melalui buku “Katolik Itu Apa? Sosok – Ajaran – Kesaksiannya”, Pastor Franz Magnis-Suseno berpandangan bahwa puncak dari perayaan Ekaristi adalah saat konsekrasi. Saat itu, Yesus memberikan tubuh dan darah-Nya sendiri kepada kita umat-Nya.
Konsekrasi mengingatkan kita agar selalu rindu menerima tubuh dan darah Kristus, karena dengan menerima tubuh dan darah Kristus kita sungguh-sungguh bersatu dalam wafat dan kebangkitan Yesus sendiri.
Namun saat ini, ketika mengikuti Misa online kita hanya bisa mendaraskan Doa Komuni Batin. Begitu banyak orang tersentuh bahkan menangis saat mendengar dan menyanyikan lagu itu. Sungguh hatinya rindu menerima kembali tubuh dan darah Kristus secara langsung dalam Misa offline di gereja. Maka, jika kita ada kesempatan atau sudah boleh mengikuti perayaan Ekaristi secara offline, alangkah baiknya kita datang ke gereja dan mengikutinya seraya mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditetapkan, serta melepaskan kerinduan kita untuk menerima tubuh dan darah Kristus secara langsung.
- Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Farmasi Semester 1 Universitas Airlangga