“Saya dan Mendagri baru saja bersilaturahmi ke Keuskupan Atambua, NTT. Semoga kerukunan antarumat beragama di daerah perbatasan selalu terjalin dengan baik. Salam damai dari Pulau Timor, Kabupaten Belu, Tanah Sahabat.”
Menkopolhukam Mahfud MD menulis ucapan itu dalam Istagram pribadinya 18 Juni 2020 setelah dia bersama Mendagri Tito Karnavian dan ditemani Wakil Gubernur NTT Josef A Nae Soi melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Belu perbatasan RI-Timor Leste, termasuk ke Istana Keuskupan Atambua untuk tatap muka bersama Uskup Atambua Mgr Dominikus Saku.
Agenda kunjungan kerja kedua menteri itu adalah memantau langsung situasi di perbatasan, membahas percepatan pembangunan ekonomi kawasan perbatasan, rapat terbatas di pos lintas batas Motaain, menanam pohon di kompleks wisma negara Motaain, tatap muka bersama bupati Belu, wakil bupati dan aparatur sipil negara pemerintah Kabupaten Belu dan dilanjutkan kunjungan kerja di Keuskupan Atambua.
Dalam kunjungannya ke Istana Keuskupan Atambua, yang diawali pengalungan kain adat Timor sebagai ucapan selamat datang di Atambua Kota Beriman, Maffud MD dan Tito Karnavian menemui Mgr Dominikus Saku yang ditemani Vikjen Pastor Vincentius Wun SVD dan sejumlah pastor.
Mgr Dominikus mengapresiasi positif kunjungan kedua tokoh nasional itu dan menjelaskan gambaran singkat tentang keuskupan Atambua, kerja sama pemerintah dan Gereja selama ini “yang terjalin dengan baik,” komitmen Gereja dalam kehidupan bermasyarakat, kesejahteraan umat di bidang pendidikan, pemberdayaan ekonomi kreatif dan bidang lain.
Mendagri menghimbau masyarakat untuk memanfaatkan pengembangan pembangunan ekonomi perbatasan di Motaain dan Menkopolhukan mengatakan, Bangsa Indonesia memiliki ideologi Pancasila, maka dalam situasi apapun “toleransi antarumat beragama terjalin baik … karena bangsa Indonesia mengimani agama dan mencintai negaranya.” (PEN@ Katolik/Simpro Leki Dasi)