Rabu, Desember 4, 2024
27.1 C
Jakarta

Uskup Suharyo yakin jadi kardinal karena Paus hargai Indonesia yang berdasarkan Pancasila

 

Ignatius Kardinal Suharyo menyampaikan homili dalam Misi Syukur Pelantikan dirinya sebagai kardinal
Ignatius Kardinal Suharyo menyampaikan homili dalam Misi Syukur Pelantikan dirinya sebagai kardinal

“Sejak awal saya yakin, kalau pun saya diangkat sebagai kardinal, itu bukan karena saya pribadi. Saya yakin, pengangkatan ini adalah bentuk pengakuan pimpinan Gereja Katolik, Paus Fransiskus, terhadap Gereja Katolik di Indonesia yang terus berusaha bertumbuh sesuai semangat Konsili Vatikan II, juga merupakan penghargaan Paus Fransiskus terhadap bangsa Indonesia, yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila berusaha ikut membangun perdamaian dunia dengan merawat dan mengembangkan persaudaraan sejati.”

Ignatius Kardinal Suharyo berbicara dalam homili Misa syukur pelantikan dirinya sebagai Kardinal yang dirayakan di Katedral Jakarta, 19 Oktober 2019. Uskup Suharyo yang pengangkatannya sebagai kardinal diumumkan oleh Paus Fransiskus tanggal 1 September 2019, dilantik menjadi kardinal dalam Konsistori Kardinal di Basilika Santo Petrus, 5 Oktober 2019.

Berbicara tentang tanggal pelantikan itu, Kardinal Suharyo mengatakan bahwa biasanya pelantikan sebagai kardinal dilaksanakan bulan November, namun pelantikannya bersama 12 kardinal lain dilaksanakan bulan Oktober, tanggal 5. Mengapa? Kardinal mengaku tidak tahu alasannya, karena  dia tidak bertanya kepada Paus.

“Ini tafsiran saya. Pertama, 5 Oktober dekat dengan tanggal 4, dan tanggal 4 Oktober adalah Pesta Santo Fransiskus Asisi, nama yang beliau sandang sebagai Paus, dan kita semua tahu Fransiskus Assisi adalah seorang pembaharu dalam Gereja. Dan sekarang, sekian ribu anak-anak rohaninya masih melanjutkan pembaharuan itu,” kata kardinal.

Kedua, lanjut kardinal, bulan Oktober adalah bulan Misi Luar Biasa dan 20 Oktober adalah Hari Minggu Misi Sedunia. Ketiga, tanggal 6 Oktober dimulai Sinode Amazon yang berbicara mengenai iklim dan lingkungan hidup.

“Bagi saya pribadi, ini simbolik sangat jelas. Bukan kebetulan tanggalnya dipindahkan, tetapi dengan memindahkan tanggal itu simbolik ajakannya agar Gereja terus menerus membaharui diri. Itu pesan yang saya tangkap,” kata kardinal.

Pembaharuan, lanjut kardinal, dirumuskan dengan berbagai cara. “Watak pembaharuan bermacam-macam. Salah satu yang bisa dikutip dari Konsili Vatikan II adalah konstitusi pastoral tentang Gereja di Dunia: ‘Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang jaman sekarang terutama kaum miskin dan siapa saja yang menderita merupakan kegembiraan dan harapan duka dan kecemasan para murid Kristus juga.’ Suatu kalimat yang begitu indah yang mengungkapkan semangat pembaharuan terus menerus dalam Gereja. Itu pesan pembaharuan yang saya tangkap,” kata kardinal.

Semangat atau watak dasar pembaharuan dalam Gereja, tegas kardinal, dirumuskan berbeda-beda. Rumusan bagi Gereja Katolik Indonesia adalah “ingin menjadi Gereja yang semakin relevan bagi umatnya sendiri dan semakin signifikan bagi masyarakatnya.” Sedang rumusan bagi Keuskupan Agung Jakarta berbeda tetapi seiring sejalan, “Semakin Beriman, Semakin Bersaudara, Semakin Berbelarasa,” jelas kardinal seraya menjelaskan, “semakin … semakin, pasti terus membaharui diri, tidak pernah selesai.”

Kardinal pun menyimpulkan. “Pembaharuan” mesti dilakukan terus-menerus tidak pernah selesai dan mengutip pesan Yesus dalam Injil Lukas 18:1-8 yang tadi dibacakan “untuk terus berdoa tanpa henti,” doa itu buahnya banyak dan dua buah yang sangat bagus diperhatikan, pertama, “keberanian rasuli,” yang berani seperti para rasul; kedua, “keramahan hati Injili.”

Kardinal Suharyo lalu merangkai kata-kata itu, “Pembaharuan Gereja yang terus-menerus harus dilakukan mesti dilandasi dengan keberanian rasuli, kerendahan hati Injili dan doa yang tekun.” Tiga kata kunci itu, menurut kardinal, “memungkinkan kita terus ikut di dalam pembaharuan itu.”

Misa itu dihadiri pula oleh Julius Kardinal Darmaarmadja, Duta Vatikan untuk Indonesia Mgr Piero Pioppo dan sekretarisnya, serta beberapa uskup, para imam, biarawan-biarawati dan umat yang memenuhi katedral itu.(PEN@ Katolik/pau c pati)

Artikel Terkait:

Mgr Ignatius Suharyo menjadi Kardinal dalam Konsistori 5 Oktober 2019

Paus umumkan penciptaan 13 Kardinal baru antara lain Mgr Ignatius Surharyo

Kardinal Ignatius Suharyo mengawali Misa yang juga dihadiri Julius Kardinal Darmaatmadja
Kardinal Ignatius Suharyo mengawali Misa yang juga dihadiri Julius Kardinal Darmaatmadja

Tulisan dan foto ini berdasarkan YouTube HidupTV yang menyiarkan langsung Misa Syukur Pelantikan Kardinal Suharyo di Gereja katedral Jakarta 19 Oktober 2019.

 

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini