“Kristus itu hidup dan Dia ingin kalian hidup!” Baris-baris pembuka Seruan Apostolik pasca sinode dari Paus Fransiskus menentukan nada maupun isi pesan Paus. Tetapi baris-baris penutup menjadikan dokumen itu sebuah “seruan” dalam arti yang sebenarnya: “Gereja membutuhkan momentum kalian, intuisi kalian, iman kalian,” tulis Paus Fransiskus. “Dan ketika kalian tiba di tempat yang belum kami capai, bersabarlah untuk menunggu kami.”
Pesan Paus Fransiskus, sebagai hasil Sinode tentang Orang Muda” Oktober lalu yang diringkas dengan judul “Kristus hidup” disampaikan dalam Konferensi Pers di Vatikan, 2 April 2019, dan ditujukan tidak hanya untuk orang muda, tetapi juga “seluruh Umat Allah.” Paus mengatakan dia “terinspirasi oleh kekayaan refleksi dan percakapan” selama Sinode Oktober lalu, dengan tema “Orang Muda, Iman dan Pencermatan Panggilan,” dan dia membagikan refleksinya dalam sembilan bab, seperti dilaporkan oleh Seān-Patrick Lovett dari Vatican News.
Bab 1: Firman Tuhan dan Orang Muda
Paus Fransiskus mulai dengan memberikan contoh-contoh Perjanjian Lama tentang bagaimana, “pada usia saat orang muda tidak terlalu dihargai, beberapa teks menunjukkan bahwa Allah memandang mereka secara berbeda.” Beralih ke Perjanjian Baru, Paus mengingatkan kita bahwa, sejauh menyangkut Yesus, “usia tidak menentukan hak istimewa, dan menjadi muda tidak menyiratkan nilai atau martabat lebih rendah.”
Bab 2: Yesus yang Selalu Muda
Paus melanjutkan dengan menampilkan Yesus yang selalu muda sebagai model Gereja yang muda “kalau dia sendiri,” merupakan Gereja yang “berani berbeda.” Paus mengakui bahwa sosok Yesus tidak selalu ditampilkan dengan “cara menarik dan efektif.” Sebaliknya, tulis Paus, ada orang muda yang menganggap Gereja itu “gangguan, menjengkelkan.” Mereka menginginkan Gereja yang “mendengarkan,” bukan Gereja yang “mencela.”
Bab 3: “Sekarang” dari Allah
Orang muda lebih dari “masa depan dunia kita,” kata Paus Fransiskus: “bahkan sekarang mereka membantu memperkayanya.” Itulah sebabnya mereka tidak puas dengan “jawaban kemasan dan solusi siap pakai.” Paus memeriksa serangkaian tantangan, mulai dari migrasi dan eksploitasi, hingga seksualitas, serta pro dan kontra hidup di dunia digital. Paus juga membahas masalah pelecehan anak. “Dengan bantuan orang muda,” Paus menyarankan, “saat kelam ini … dapat menjadi kesempatan untuk reformasi yang membuka masa baru.”
Bab 4: Tiga Kebenaran Besar
Bab Empat seruan itu berisi yang Paus Fransiskus sebut sebagai Tiga Kebenaran Besar. Yang pertama bahwa “Tuhan mencintai kalian,” dengan cinta yang lebih peduli pada “berdamai daripada melarang … pada masa depan daripada masa lalu.” Yang kedua, “Kristus menyelamatkan kalian,” mengampuni kita “berkali-kali… memikul kita di atas bahu-Nya.” Yang ketiga, “Kristus itu hidup,” suatu kesadaran yang membantu kita untuk “berhenti mengeluh, dan melihat ke masa depan.”
Bab 5: Usia Pilihan
Paus menggambarkan orang muda sebagai “usia pilihan,” dan menyarankan agar kita tidak “takut mengambil risiko dan membuat kesalahan.” Mengupayakan “kebaikan bersama” dan “menjalani masa kini” adalah tema yang dieksplorasi Paus di Bab Lima, bersama dengan seruan bagi orang muda agar menjadi “protagonis perubahan” dan “misionaris pemberani.”
Bab 6: Orang Muda dan Lansia
Dalam Bab Enam, Paus Fransiskus mengingatkan orang muda tentang betapa pentingnya mereka menjaga hubungan dengan orang lanjut usia: “sehingga kita dapat mengambil manfaat dari pengalaman mereka,” tulis Paus. Paus mengamati bagaimana “orang tua bermimpi dan orang muda melihat visi … Kalau orang muda memasukkan akar-akar ke dalam mimpi-mimpi itu,” kata Paus, “mereka bisa mengintip masa depan.”
Bab 7: Pelayanan Orang Muda
Pelayanan orang muda adalah fokus Bab Tujuh. Menurut Paus Fransiskus, pelayanan orang muda harus “fleksibel,” sebuah kesempatan untuk “berjalan bersama.” Orang muda tergerak oleh “tata bahasa cinta,” kata Paus, “bukan dengan yang dikhotbahkan.” Paus menekankan perlunya mengidentifikasi “pendekatan-pendekatan baru” yang kreatif bahkan berani. Seni, olahraga, dan kepedulian terhadap lingkungan,” semuanya merupakan bidang pengembangan pastoral yang positif, tulis Paus.
Bab 8: Panggilan
Menanggapi panggilan kita berarti membina dan mengembangkan “apa adanya kita,” kata Paus di Bab Delapan. Ungkapan ini bisa ditemukan dalam Perkawinan Kudus, tulis Paus. Di situ, “cinta sejati penuh gairah” dan seksualitas memiliki dua tujuan: “mencintai dan menghasilkan kehidupan.” Tetapi Paus menantang orang muda untuk mempertimbangkan “panggilan untuk tahbisan khusus” dan tidak “menolak kemungkinan” mengabdikan diri kepada Tuhan.
Bab 9: Pencermatan
Dalam Bab terakhir seruan itu, Paus mengingatkan kita bahwa: “Tanpa kebijaksanaan pencermatan, kita bisa dengan mudah menjadi mangsa setiap tren sesaat.” Panggilan adalah karunia, tetapi juga banyak persyaratannya, tulis Paus. Untuk menikmati karunia-karunia Allah, “kita harus siap mengambil risiko.”
Kata-kata terakhir Paus dalam dokumen itu adalah tantangan tersirat untuk mengambil risiko itu: “Orang-orang muda terkasih,” Paus mengakhiri seruan itu, “Harapan saya yang penuh sukacita adalah melihat kalian terus berlari di depan, melampaui semua orang yang lambat atau takut!” (PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan Vatican News)
Teks penuh dari Seruan Apostolik “Christus vivit!” bisa dibaca di Vatican website Seruan Apostolik Paus Fransiskus untuk orang muda
Artikel Terkait:
Paus Fransiskus menandatangani seruan apostolik untuk orang muda di Loreto
Paus akan tandatangani seruan apostolik Vive Cristo Esperanza Nuestra untuk orang muda
Surat dari para Bapa Sinode untuk orang muda kami ingin ikut dalam sukacita kalian
Bapa-Bapa Sinode menyetujui Dokumen Akhir Sinode untuk Orang Muda
Orang muda peserta sinode berterima kasih kepada Paus Fransiskus dengan sebuah pertunjukan
Paus Fransiskus memberikan suvenir kepada peserta sinode
Tantangan orang muda Indonesia, antara lain, pendidikan, pekerjaan, intoleransi, kata uskup
Orang muda dari Indonesia salah satu penyusun pesan sinode untuk orang muda sedunia
Sinode para uskup: Orang muda kurang digunakan bukan tidak berguna