“Dunia selanjutnya adalah Anda, dan pekerjaan yang Allah telah tetapkan untuk Anda adalah berkotbah dan mengajar. Karena itu, pergilah kamu ke dunia dan ajarkan semua bangsa. Beritakanlah kepada mereka kabar gembira tentang penebusan mereka. Percayalah kepada Tuhan, karena bidang kerja Anda suatu hari akan melebar ke ujung bumi.”
Pernyataan Santo Dominikus itu terungkap kembali dalam Misa perayaan kenaikan jenjang untuk tiga orang profess dan satu novis Persaudaraan Dominikan Awam Chapter Santa Katarina Siena Jakarta yang dipimpin Pastor Andreas Kurniawan OP (Pastor Andrei) di rumah persaudaraan chapter itu, Taman Aries, Jakarta, 20 Januari 2019.
Namun, dalam studi bersama tentang pengalaman perdana Santo Dominikus dengan 17 pengikut awal Ordo Dominikan saat mempersiapkan diri menjadi pewarta, Pastor Andrei mensharingkan bahwa “Seseorang tidak bisa menjadi pengkotbah tanpa terluka.”
Ditegaskan, “Firman itu menjadi manusia, dilukai dan dibunuh. Dia berani menjadi rapuh terhadap apa yang mungkin mereka lakukan padanya. Jika kita adalah Pengkotbah dari Firman yang sama, maka kita juga akan terluka,” kata Pastor Kurniawan secara menceritakan bahwa pada awalnya pengikut Santo Dominikus rapuh dan tidak sempurna, “namun berkat rahmat Tuhan mereka dimampukan untuk menjadi Pewarta.”
Kenaikan jenjang profess dialami oleh Winarno OP, Alex Hadisysyanto OP, dan Nanik OP. Sedangkan yang menjadi novis adalah Haddie OP. Perayaan pada Pesta Perjamuan di Kana itu dihadiri sekitar 40 Dominikan awam dari empat komunitas dari chapter itu yakni Martin de Pores, Thomas Aquinas, Rosa de Lima dan Albertus Magnus, serta dua suster Dominikan.
Menurut Pastor Andrei, Dominikan Awam dipanggil untuk melihat kenyataan Kristus yang terluka dan melihat diri sendiri yang sama-sama terluka, baik ketika masa kecil, atau ketika tumbuh dalam keluarga, atau oleh pengalaman hidup religius dalam konflik-konflik, sebagai bagian dari Pengkotbah yang terluka.
Imam itu lalu mengutip Dominikan asal Inggris, Gerald Vann OP, yang mengatakan bahwa “Timotius tahu bahwa bekas luka bisa menjadi pintu matahari.” Dengan demikian, lanjut imam itu, “setiap luka yang kita miliki dapat menjadi pintu bagi matahari yang terbit, untuk disembuhkan dan sekaligus sebagai penyembuh.”
Dengan kata lain, lanjut Pastor Andrei, Dominikan Awam dipanggil melalui kesadaran akan luka-lukanya bergerak dan tumbuh melalui “bebas dari” menuju “bebas untuk” mewartakan belas kasih Tuhan, dan “sukacita Dominikan Awam tumbuh berkat rahmat Tuhan yang mengubah luka-luka itu, karena Kristus yang telah bangkit dari kematian. Kita mungkin berjalan pincang dengan satu kaki, tetapi Tuhan membuat kita gembira. Ini adalah kegembiraan Dominikan, dan tidak ada pemberitaan kabar baik tanpa Dia.”
Juga disharingkan dari kesaksian Pastor Timothy Radcliffe OP tentang komunitas Dominikan Awam yang tumbuh dari dalam penjara di Norfolk Massachusetts, Amerika Serikat. “Anggota Persaudaraan Awam Dominikan itu dibentuk dari narapidana yang tidak bisa pergi ke tempat lain. Mereka saling menjadi pewarta kegembiraan bagi teman-teman narapidana yang lain. Mereka adalah pengkotbah di dalam penjara yang dikirim menjadi firman kehidupan dan harapan di tempat keputusasaan dan penderitaan. Mereka dikirim sebagai pengkotbah ke suatu tempat yang sebagian besar dari kita tidak bisa pergi.”(PEN@ Katolik/Y.Udi C, OP)
Berita terkait:
Semakin banyak orang diterima dan berkaul kekal dalam Persaudaraan Dominikan Awam
Dominikan Awam diminta mewartakan dalam persaudaraan di masyarakat dan Gereja
Kapitel pertama Dominikan Awam Chapter Santa Katarina Siena berlangsung penuh rahmat
Tiga chapter Persaudaraan Dominikan Awam di Indonesia diresmikan