Home NUSANTARA Suster Edith Watu OSU minta sekolah terus berubah agar tidak ditinggalkan masyarakat

Suster Edith Watu OSU minta sekolah terus berubah agar tidak ditinggalkan masyarakat

0

HUT60

Sudah 60 tahun sebuah sekolah berkarya mencerdaskan bangsa dalam pendidikan anak-anak seraya membangun komunitas pembelajar yang kreatif, kritis dan inovatif dalam mengintegrasikan ilmu dan iman berdasarkan nilai kemanusiaan seturut kehendak Santa Angela.

Meski demikian, Kepala Yayasan Setia Bhakti Jakarta Suster Edith Watu OSU meminta sekolah itu “tidak berpuas diri.” Permohonan itu disampaikan di depan para siswa-siswi, guru dan staf, alumi, umat dan suster Ursulin dalam Perayaan Syukur SMP Katolik Theodorus Kotamobagu bertema “Meningkatkan peranserta alumni SMP Katolik untuk kemajuan pendidikan dan SDM di Bolaang Mongondow.”

Perayaan di Lapangan SMP Katolik Theodorus Kotamobagu 18 September 2017 itu dibuka dengan Misa Syukur yang dipimpin Uskup Manado Mgr Rolly Untu MSC dan ditutup dengan peniupan kue HUT ke-60 serta pelepasan 60 balon. Kepala Dinas Pendidikan Kotamobagu Rukmi Simbala dan Asisten 1 Pemerintah Kota Kotamobagu, Nasrun Gilalom, juga hadir.

Sebaliknya, tegas Suster Watu, apa yang sudah dibuat selama 60 tahun harus dilihat sebagai tantangan untuk berubah dalam segala aspek pendidikan, “agar pendidikan SMP ini sejalan dengan Visi dan Misi Ursulin,” dan “menjadi pelaku aktif dalam mewujudkan pembaharuan.” Kalau tidak ada perubahan pelayanan, meski sudah 60 tahun berkarya “cepat atau lambat sekolah kita akan  ditinggalkan masyarakat,” tegas suster.

Namun, Nasrun Gilalom mengamati SMP Katolik Theodorus Kotamobagu adalah salah satu sekolah terbaik yang dimiliki pemerintah Kotamobagu. “Banyak lulusannya menjadi sosok pemimpin yang sederhana, tegas dan disiplin. 60 tahun adalah perjalanan sangat matang, sudah banyak suka dan duka. Prestasinya menjadi contoh sekolah lain untuk tergerak membangun pendidikan lebih baik,” katanya.

Tanggal 17 September 1957 secara resmi SMP RK (Roma Katolik) dibuka di Kotamobagu, namun tahun 2003 sekolah itu mengganti nama menjadi SMP Katolik Theodorus Kotamobagu. Tanggal 16 September 2017, ratusan alumni mengawali perayaan itu dengan “Reuni Intan” sekaligus mengenang budaya saling melayani dan mencintai, menghargai pluralisme budaya dan agama, serta membangun kepedulian sesama dan alam ciptaan. Acara dilaksanakan di sekolah dan dilanjutkan di hotel pada malam hari.

Ketua Yayasan SMP Katolik Theodorus Kotamobagu Suster Maria Florentina Memu OSU mengatakan dalam acara reuni itu bahwa semangat Serviam sekolah itu sudah menjadi garam dan terang di tengah masyarakat dan tetap berharap dengan semangat itu membentuk sumber daya manusia (SDM), karena mimpinya adalah terus menciptakan pemimpin-pemimpin kreatif untuk bangsa Indonesia.

Walikota Kotamobagu Tatong Bara, alumni 1983, hadir dalam acara bertema “Meningkatkan peranserta alumni SMP Katolik untuk kemajuan pendidikan dan SDM di Bolaang Mongondow” itu. Dia membaur bersama teman-temannya. “Kesuksesan saat ini tidak lepas dari peran ibu dan bapak guru yang selalu sabar mendidik kita,” kata walikota seraya menggambarkan perjuangan tidak mudah untuk masuk SMP Katolik saat itu.

Selain perkenalan di antara alumni, berbagai hiburan, dan makan bersama, secara simbolis Walikota Kotamobagu Tatong Bara dan Suster Maria Florentina Memu OSU menanam pohon di lingkungan sekolah itu. Perempuan itu bersyukur bisa menjadi satu keluarga SMP Katolik Theodorus “yang selalu mengajarkan tentang cinta kasih, tanggungjawab dan disiplin.” Namun, lanjutnya, “pesan yang selalu saya ingat adalah untuk selalu tanamkan kesederhanaan dan kebersamaan.”

Menurut Jems Tuuk, anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara yang menjadi ketua panitia reuni itu, SMP itu sudah mendidik seorang siswa teladan yang kini sangat berperan membangun Kota Kotamobagu, Tatong Bara. Kegiatan malam di hotel dengan Tema “Dari Torang For Torang” itu, lanjutnya, bertujuan agar seluruh alumni “selalu bersama walaupun kita berbeda, karena kita selalu diajarkan untuk saling menghormati perbedaan dan saling mendukung satu dengan yang lain.”

Kepala Sekolah SMP Katolik Theodorus Kotamobagu Christina Damping mengatakan kedisiplinan para guru dan siswa tidak pernah berubah, sudah 35 tahun pengabdian saya untuk mendidik anak-anak menjadi siswa teladan. Alumni lain, Gloria Lumora, berharap SMP itu terus maju dengan semangat Serviam. “Pertahankan terus misi dan visi sekolah dan teruslah membentuk pendidikan berkarakter dan bermoral dalam diri siswa dan siswi,” lanjutnya.

Menurut mantan kepala sekolah Petrus F Tulusan, bulan Maret Tahun 1957 Bupati Bolaang Mongondow menemui pastor di Kotamobagu dan ‘memberikan perintah’ untuk mendirikan sekolah Katolik. “Saat itu pemerintah dan sekolah Katolik sudah menjadi satu bagian persaudaraan untuk memajukan pendidikan di tanah Bolaang Mongondow,” kata Tulusan seraya berharap seluruh siswa SMP Katolik Theodorus Kotamobagu terus berprestasi sehingga tercipta SDM berkualitas, jujur dan bertanggungjawab.(michael)

Kepala Dinas Pendidikan Kotamobagu, Drs Rukmi Simbala MAP bersama Suster Edith Watu OSU

Walikota Kotamobagu Tatong Bara
Peserta Reuni

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version