Home PLURALISME Tujuh univesitas berlomba paduan suara demi pertahankan kerukukan antarumat beragama

Tujuh univesitas berlomba paduan suara demi pertahankan kerukukan antarumat beragama

0

Para pemenang Lomba Paduan Suara Antar Universitas di GOR UNITRI, menerima piala dan uang dari dewan juri

Sebanyak tujuh perguruan tinggi negeri dan swasta di Kota Malang bertekad mempertahankan kerukunan antarumat beragama dan NKRI dengan berjuang keras memperebutkan piala bergilir paduan suara Rektor Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang di GOR Unitri.

Mewakili Rektor Unitri, Kepala Biro Kemahasiswaan Unitri Agung Suprojo membuka lomba itu. Kepada peserta dia ingatkan bahwa lomba itu akan mendorong semangat kecintaan dan bela rasa terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Pancasila, UUD 1945, dan kebinekaan, yang akhir-akhir terus dirongrong oleh pihak-pihak yang ingin memecah belah persatuan NKRI.

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Malang, Sekolah Tinggi Pastoral-Institut Pastoral Indonesia (STP-IPI) Malang, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, Universitas Merdeka (UNMER) Malang, Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Malang, Universitas Kanjuruhan (UNIKAMA) Malang, dan Universitas Muhamadiyah (UMM) Malang, adalah peserta lomba itu.

“Lewat lagu perjuangan sebagai lagu wajib dan lagu daerah sebagai lagu pilihan, kita tidak ingin Indonesia terpecah belah, tetapi semakian kuat, menjadi bangsa bangsa yang mencintai keberagaman dan pluralisme, yang menjunjung tinggi Pancasila, Kebinekaan, UUD 1945, dan NKRI. Tunjukkan lewat lagu-lagu bahwa kita sungguh ada untuk Indonesia,” pekik Agung dengan suara membahana. Tepuk tangan meriah menyambut pekikannya.

“Ingat adik-adikku, sekalian. Lewat lagu, kita dipersatukan. Lewat lagu pulalah, kita terus ada di dalam raga dan jiwa Indonesia. Kita harus melawan orang-orang yang ingin memecah belah persatuan dan keutuhan NKRI. Kita jangan hanya diam. Tapi kita harus lawan dengan lagu-lagu. Karena di dalam lagu-lagu, kita senantiasa dan terus disatukan oleh NKRI. NKRI harga mati,” tegas Agung.

Menurut Ketua Pelaksana Febristensilia Aristantia, lomba 17 Mei 2017 itu selain memperebutkan piala bergilir Rektor Unitri, juga merayakan Dies Natalis ke-3 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Paduan Suara (PS) Kencono Wungu Unitri. “Ini kesempatan baik bagi masing-masing peserta untuk menunjukkan kemampuan olah vokal yang sungguh-sungguh berkualitas,” kata mahasiswi semester 6, program studi akuntansi, seraya menambahkan bahwa lomba itu mengajak peserta menjaga dan mencintai Indonesia. Pemenang pertama lomba diraih oleh UNMER, kedua oleh UMM, dan ketiga oleh STTM.

Ketua Sekolah Tinggi Pastoral-Institut Pastoral Indonesia (STP-IPI) Malang Suster Antonela ALMA mengatakan, lomba itu sesungguhnya membuktikan dan mengajarkan kepada masyarakat Indonesia bahwa kerukunan antarumat beragama dalam bingkai NKRI, Pancasila, UUD 1945, dan Kebinekaan harus dipertahankan dengan semangat toleransi antarsesama anak bangsa. Karena, “apabila semangat kecintaan terhadap Indonesia dan nilai-nilai kerukunan antarumat beragama tidak dijaga dengan baik, akan timbul gesekan-gesekan yang merugikan kita bersama.”

Suster Antonela, asal Ambon itu, menegaskan, “sebagai bangsa besar kita harus bersatu padu menjaga NKRI dari ancaman lain, seperti isu SARA. Kita harus jaga kerukunan antarumat beragama di Indonesia, sehingga terciptalah kedamaian, toleransi, dan harmonisasi di tengah masyarakat pluralis ini.”

Dosen pengampuh Mata Kuliah Agama Katolik Emmeria Tarihoran menambahkan, setiap lagu yang dinyanyikan dalam perlombaan itu mengajak masyarakat Indonesia untuk bersatu, dan “mengajak kita mengusir dan melawan pihak-pihak yang ingin memecah-belah masyarakat Indonesia, saling menjaga dan menghormati sesama pemeluk agama, suku, budaya, dan latar belakang lainnya, dan tidak mau dikorbankan oleh orang lain, melainkan menjaga NKRI sampai titik darah penghabisan.”

Pendamping bidang kerohanian UNIKAMA Frater Achilles BHK mengatakan, “jika ada pihak-pihak tertentu ingin memecah-belah kerukunan dan persatuan di wilayah Indonesia, maka harus dilawan, karena bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945, Kebinekaan, dan NKRI.”

Dikatakan, masyarakat Indonesia tidak sebodoh yang dipikirkan oleh pihak-pihak yang ingin menghancurkan NKRI. “Masyarakat Indonesia dari berbagai suku, agama, ras, budaya, harus bersatu mengusir penjajah bentukan segelintir manusia yang bodoh. Jangan membodohi kami dengan kebodohanmu, dan jangan mencerai-beraikan kami dengan kelicikanmu. Karena, kami tidak sebodoh Anda,” tegasnya. (Felix/Asra/Nomasdedo)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version