Home RENUNGAN Senin, 29 Mei 2017

Senin, 29 Mei 2017

0

jesus-2

Pekan PASKAH VII (P)

Santa Teodosia dari Konstantinopel; Beao Yoseph Gerard, Santo Maxi (minus); Santa Maria Anna dari Paredes

Bacaan I: Kis. 19:1-8

Mazmur: 68:2-3.4-5ac.6-7ab; R:33a

Bacaan Injil: Yoh. 16:29-33

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata bahwa Ia tidak lagi berbicara dengan memakai kiasan. Maka, para murid berkata kepada Yesus, ”Lihat, sekarang Engkau terus terang berkata-kata dan Engkau tidak memakai kiasan. Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepada-Mu. Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah.” Jawab Yesus kepada mereka: ”Percayakah kamu sekarang? Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”

Renungan

Menuntun orang kepada jalan yang baik dan benar bukanlah pekerjaan yang mudah dan sederhana. Bahwasannya pekerjaan itu membutuhkan kualitas diri yang mumpuni dan kredibilitas pribadi yang dapat dipercaya oleh orang lain. Kalau tidak memiliki kualifikasi diri demikian, kita sulit diterima dengan baik, apalagi untuk membawa sesama pada suatu bentuk kehidupan yang baru. Situasi seperti inilah yang sedang melanda dunia kita saat ini. Kita tengah mengalami ”krisis kepercayaan” dalam hampir semua aspek kehidupan. Dengan demikian perubahan dalam tatanan hidup bersama pun agak sulit terwujud. Sebab orang tidak membutuhkan bualan kata-kata yang indah dan banyak, tetapi terutama kesaksian hidup nyata yang mampu mengubah serta memikat hati banyak orang.

Akan tetapi, kita tidak boleh khawatir dengan keadaan itu. Sebab Tuhan Yesus telah meneguhkan kita dengan sabda-Nya; kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia. Itu artinya, bukan terutama kita sendiri yang berkarya untuk menyatakan kebaikan kepada dunia, melainkan Tuhan sendirilah yang berkarya dalam diri kita. Dia akan menyanggupkan kita untuk bersaksi dengan benar dan mengantar banyak orang kepada-Nya. Hal ini sungguh nyata dalam karya pewartaan Paulus di Efesus. Oleh karena kuasa Tuhan yang bekerja di dalam diri, banyak orang yang memberikan dirinya untuk dibaptis. Dalam hal ini, tindakan ”membaptis” mempunyai makna yang lebih dalam, yakni pembersihan, pembaruan, dan pemurnian diri seseorang dari pengaruh dosa, dan membawanya pada rahmat ilahi. Kesaksian hidup kita sehari-hari pun hendaknya bisa membuat orang lain memberikan dirinya ”dibaptis”, dibarui dalam kasih.

Ya Tuhan, berikanlah aku kesanggupan untuk menjadi saksi-Mu dalam kehidupan sehari-hari agar semakin banyak orang yang percaya pada-Mu. Amin.

Sumber: Ziarah Batin 2017

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version