Sebagai lembaga pendidikan tinggi yang memiliki karakteristik spiritual, Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang sangat perlu memaknai jejak langkah para pendahulu, terutama nilai-nilai luhur yang dianut dan ditinggalkan. “Momentum simposium seperti ini diharapkan membawa spirit baru dalam membangun Unwira,” kata Rektor Unwira Pastor Yulius Yasinto SVD, MA, MSc. Simposium bertema “Menelusuri Jejak Langkah SVD di NTT” yang dilaksanakan di Aula A Lantai III Kampus Unwira Kupang, Timor, NTT, 28 September 2013, itu digelar oleh Campus Ministry Unwira. Narasumbernya adalah Uskup Emeritus Atambua Mgr Anton Pain Ratu SVD, Pastor Dr Philipus Tule SVD dari Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero, Dr Antonius Bele dari STIPAS Kupang dan moderator Drs Marianus Kleden M.Si. Tokoh-tokoh agama Katolik, suster, frater, bruder dan undangan lain hadir bersama Koordinator Campus Ministry Unwira Pastor John G Salu SVD, MA. Menurut Pastor Yasinto, selama ini Unwira tidak memiliki dokumen sistematis tentang sejarah berdirinya lembaga pendidikan tinggi yang dirintis para imam SVD itu. “Kalau toh ada hanya garis besarnya dan tidak lebih dari dua atau tiga halaman yang dibacakan setiap acara wisuda,” kata imam yang memimpin Unwira untuk periode kedua itu. Maka, imam itu berharap simposium itu menghasilkan pokok-pokok pikiran yang dijadikan landasan dalam menjalankan pendidikan berbasis spiritualitas. “Selain itu, tujuannya agar memperoleh masukan dan saran dari pembicara dan peserta yang bisa dituangkan dalam sebuah buku,” kata Pastor Yasinto.***