PONTIANAK, Pena Katolik – Persaudaraan Dominikan Awam di Pontianak dibentuk tahun 2006 menyusul undangan para Uskup Kalimantan kepada para imam Dominikan untuk membantu pendidikan calon imam diosesan. Namun, mereka kurang berkembang karena kekurangan sumber daya manusia yang mampu menyajikan atau menerjemahkan bahan-bahan penting pembinaan.
Pada Pekan Suci Paskah 2008, Promotor Jendral Persaudaraan Dominikan Awam dari Kuria di Roma, Pastor David M. Kammler OP mengadakan kunjungan resmi ke Indonesia, memenuhi undangan Suster M Elisabeth OP. Selain berkunjung ke Larantuka, menyaksikan Semana Santa yang diselenggarakan Keuskupan Larantuka, dan berjumpa dengan ibu-ibu kelompok doa Santo Dominikus di Waiklibang. Imam itu mengadakan juga pertemuan di Pejaten dengan beberapa awam yang tertarik mengenal lebih dalam tentang Persaudaraan Dominikan Awam. Sejak itulah dimulai pertemuan rutin pembinaan bagi kelompok awam di Jakarta, khususnya di Taman Aries dan Pejaten.
Rekoleksi perkenalan awal tentang spiritualitas Dominikan diselenggarakan tanggal 12-13 Juli 2008 di Puncak, Bogor. Suster M Elisabeth OP, Suster M Dominika OP dan Suster M Florentine OP menjadi pembicara rekoleksi yang dihadiri oleh 16 awam yang kemudian merasa tertarik dan ingin melanjutkan pertemuan-pertemuan pengenalan tentang Ordo Dominikan. Niat para awam Jakarta itu diperteguh dengan Misa yang dirayakan oleh Pastor Adrian Adirejo OP pada tanggal 5 Agustus 2008, sekaligus untuk memperkenalkan Santo Dominikus di wilayah Taman Aries. – Demikianlah proses pembelajaran sebagai Aspiran Dominikan Awam dimulai. Pertemuan studi pertama secara resmi diadakan di Pejaten tanggal 30 Agustus 2008 oleh Suster M Dominika OP dan dilanjutkan pertemuan berikut yang dibimbing oleh Suster M Florentine OP dan Suster M Elisabeth OP tanggal 11 September 2008. Sejak itu, pertemuan berkelanjutan dan dilaksanakan setiap bulan.
Mengetahui perkembangan positif Persaudaraan Dominikan Awam di Indonesia, Pastor David Kammler OP mendukung dan mengharapkan Persaudaraan Dominikan Awam Indonesia semakin berkembang. Sebagai dukungan resmi, imam itu mengutus koordinator ICLDF (International Council for Lay Dominican Fraternity) untuk Asia Pasific, yaitu Mrs Gladys June Ross OP, awam dari Australia, untuk berkunjung ke Indonesia pada tanggal 6-10 November 2008.
Pada kesempatan ini, pertemuan dengan beberapa kelompok awam diadakan di Pejaten, Cimahi, dan Pontianak. Waktu itu diketahui bahwa sebenarnya sudah sejak 5 Oktober 2006, para imam Dominikan yang mulai berkarya di Indonesia, telah juga memulai kelompok awamnya di Pontianak. Saat kunjungan itu berlangsung diketahui bahwa sudah ada enam aspiran, enam postulan, dan 13 novis Dominikan Awam di Pontianak.
Pada tahap pembinaan awal sebagai aspiran Persaudaraan Dominikan Awam ini, banyak acara dan peristiwa yang mendukung serta meneguhkan jalan bagi hadirnya Persaudaraan Dominikan Awam dalam Keluarga Dominikan di Indonesia, antara lain, tahbisan diakon dari Frater Andreas Kurniawan OP di Manila pada tanggal 6 Desember 2008, Misa Perdana Pastor Rofandi Tjahya OP (dari Provinsi Holy Rosary) di Paroki Toasebio, Jakarta pada tanggal 18 Januari 2009, kunjungan Pastor Timothy Radcliffe OP ke Indonesia, dan pertemuan khusus di biara susteran OP di Boncel pada pesta Santo Thomas Aquinas, 29 Januari 2009. Penggalangan dana pembangunan RS Elisabeth, Purwokerto yang baru, berupa “Malam Untaian Kasih untuk Sesama” di Hotel Mulia, Jakarta, 17 April 2009.
Perayaan bersama Keluarga Dominikan pada Pesta Santa Katarina Siena di Biara Pejaten tanggal 29 April 2009, tahbisan Pastor Andreas Kurniawan OP di gereja Toasebio, Jakarta, 3 Juni 2009, dan Misa Perdana Pastor Andreas Kurniawan OP di Pejaten, 5 Juni 2009, serta perkenalan para imam, frater dan bruder dari Filipina yang menghadiri rangkaian acara tahbisan itu, pada 6 Juni 2009.
Semua kegiatan studi, doa, berkomunitas dan apostolate bersama itu membuat awam Jakarta lebih berani melanjutkan formasi sebagai calon Dominikan Awam Indonesia. Maka, pada tanggal 3 Oktober 2009 diadakanlah rekoleksi khusus di Lembang. Rekoleksi yang dibuka oleh Suster M Lusia Kusrini OP yang didampingi Suster M Elisabeth OP, Suster M Dominika OP, dan Pastor Andreas Kurniawan OP itu tidak hanya dihadiri para simpatisan dan aspiran awam Jakarta, namun juga ada beberapa simpatisan dari Cimahi yang bekerja di karya pendidikan Cimahi. Mereka diperkenalkan tentang sejarah hidup Santo Dominikus dan semangat hidupnya, dikemas menarik dalam rekoleksi.

Titik Mula Dominikan Awam Berkaul di Indonesia
Setelah mengenal dan mencicipi pendalaman hidup Santo Dominikus, dengan persetujuan dan dukungan kongregasi, diadakanlah penerimaan resmi 27 Postulan Dominikan Awam Jakarta dan Cimahi di Kapel Biara Cimahi, pada tanggal 4 Oktober 2009. Mereka diterima oleh Pastor Andreas Kurniawan OP selaku koordinator Dominikan Awam Indonesia dan disaksikan Suster Lusia M Kusrini OP selaku Pemimpin Umum Kongregasi Suster-Suster Santo Dominikus di Indonesia. Acara itu dihadiri juga oleh Uskup Bandung, yaitu Mgr. Johannes Pujasumarta.
Setelah menjadi Postulan Dominikan Awam, pembinaan pun berlanjut dengan pertemuan rutin untuk studi di Taman Aries, Jakarta, sesuai jadwal yang disepakati. Pertemuan itu didampingi oleh Pastor Andreas Kurniawan OP yang sesekali juga ditemani oleh Suster Elisabeth OP atau Suster Dominika OP dari Yogyakarta. Postulan Awam Cimahi pun berlanjut dengan dampingan Suster M Gabriela OP. Namun, karena rotasi karya dan kesibukan suster, pendampingan di Cimahi menjadi kurang intensif. Meskipun demikian, pada tanggal 12 Desember 2010, didahului dengan rekoleksi di Puri Avia, Gadok, diselenggarakan penerimaan Novis Persaudaraan Dominikan Awam Pertama Jakarta dan dari Cimahi.
Dominikan Awam Berkaul
Pada tanggal 29 Januari 2012, pada hari peringagan Santo Thomas Aquinas, seorang Kudus Ordo Dominikan yang sangat terkenal, sebanyak 20 pria dan wanita awam dari Jakarta, yang mengenakan skapulir dan lencana Dominikan Awam serta memegang lilin bernyala, berlutut di depan altar kapel Biara Santa Maria, Cimahi. Satu per satu menyatakan janji pertama sebagai anggota keluarga Ordo Dominikan atau Ordo Pewarta (OP). Peristiwa ini dicatat sebagai ppengikraran kaul pertama Dominikan Awam di Indonesia.
“Dalam nama Tuhan yang Mahakuasa, Bapa, Putera dan Roh Kudus, dan bersama Bunda Maria dan Santo Dominikus, saya … (mereka menyebut namanya satu persatu) … di hadapan Romo Andreas Kurniawan OP, moderator yang mewakili Master Jenderal Ordo Pewarta, berjanji akan hidup sesuai Anggaran Dasar Dominikan Awam untuk masa satu tahun.”
Pastor Andreas Kurniawan OP yang duduk di depan mereka untuk menerima janji itu lalu naik ke altar. Setelah lilin-lilin para Dominikan Awam ditancapkan di depan altar, Pastor Andre, demikian nama sapaannya, berdoa dan memberkati pin-pin Salib Ordo Pewarta yang “menjadi tanda keinginan anggota yang memakai untuk meneruskan cita-cita dan pewartaan Santo Dominikus.” Sebelum Pastor Andreas Kurniawan OP dan Suster M Lusia Kusrini OP, pimpinan Suster-Suster Santo Dominikus Indonesia, memasangkan pin di pakaian para awam itu, Pastor Andre memerciki mereka dengan air suci “sehingga engkau dianugerahi kesucian dalam hidup, dan dapat mewartakan kebenaran bagi orang lain melalui teladan hidupmu, dan engkau tidak akan ditolak.”
Keluarga Dominikan yang didirikan Santo Dominikus de Guzman di awal abad ke-13 mencakup juga Persaudaraan Dominikan Awam sebagai salah satu cabang Keluarga Dominikan. Para awam yang tergabung dalam Persaudaraan Dominikan Awam tidak hidup dalam komunitas penuh, namun mereka menghayati spiritualitas Dominikan sebagai dasar hidup rohani mereka. Setiap umat Katolik yang sudah dibaptis dapat menjadi anggota Dominikan awam. Di awal sejarah Ordo Dominikan atau Ordo Pewarta, mungkin tidak pernah terpikirkan oleh Santo Dominikus, juga oleh Para Pewarta awal untuk menerima anggota awam sebagai bagian dari tanggungjawab dan kendali ordo mereka. Sepanjang hidup Santo Dominikus, tidak pernah ia menulis peraturan tentang Persaudaraan Dominikan Awam. Namun di zaman itu, banyak awam tertarik mengikuti semangat hidup Santo Dominikus dan berinisiatif untuk hidup berkelompok serta memiliki kedekatan khusus dengan ordo.
Syukur dan Haru
Pastor Andreas Kurniawan OP yang saat itu merupakan Kepala Paroki Redemptor Mundi Surabaya berterima kasih kepada para Suster OP Indonesia yang sungguh terbuka untuk memulai karya-karya awam di tempat mereka berkarya. Selanjutnya, ia membagi para Dominikan Awam dalam beberapa kelompok sesuai tempat tinggal atau kedekatan “agar mendapat kemudahan untuk bertemu, belajar bersama, dan berdoa bersama.”
Selama perayaan Ekaristi, Suster Lusia Kusrini OP mengaku haru dan bahagia apalagi saat mendengar kemauan dan ungkapan tulus dari hati para Dominikan Awam untuk berkaul.
“Ini pertama kali. Ini sungguh membuat saya semakin mantap, semakin didukung dan semakin bersyukur,” tegas suster seraya menyatakan peristiwa itu menjadi kekuatan baru untuk keluarga Dominikan di Indonesia.
Hari itu, keluarga Dominikan di Indonesia telah memiliki pastor, suster, dan awam “yang secara formal menjadi Dominikan dan boleh menyandang OP,” jelas Suster Lusia seraya meminta agar di era globaliasi mereka berjuang bersama, mewartakan kebenaran Allah, dan mengajak semua orang yang hadir dan dihadirkan dalam hidup mereka, juga mencari keselamatan dan kebenaran. “Semoga semangat Bapak Agung Santo Dominikus selalu kita hayati dan salurkan bagi yang membutuhkan,” kata Suster Lusia.
Chapter Pertama Dominikan Awam di Indonesia
Waktu berjalan sehingga pada tanggal 3 Januari 2015, sudah ada 16 anggota di Jakarta yang mengucapkan Profes Kekal di hadapan Romo Andreas Kurniawan, OP. Maka dimulailah pengurusan Peresmian Kanonik, mulai dari mengurus surat Rekomendasi Paroki, dan kemudian juga dari Keuskupan Agung Jakarta. Sehingga pada bulan September 2016 semua surat-surat yang diperlukan untuk mendapat Pengakuan Kanonik sudah lengkap dan dikirim ke Provinsial Filipina.
Pada tanggal 7 Oktober 2016, ditanda-tanganilah Surat Pengakuan Pendirian Chapter Santa Katarina Jakarta, di Bahay Dominico, Quezon City, Manila oleh Provincial Filipina: Fr. Gerald Fransisco Timoner III, OP yang kini menjadi Master Jendral Ordo ke 88 (2019 sd 2028).
Peritiwa ini menjadi besejarah karena merupakan pendirian chapter pertama di Indonesia yang resmi secara Kanonik. Pada tanggal 17 Agustus 2017, pernyataan pendirian Chapter St, Katarina Jakarta itu disampaikan oleh Promotor Provinsi Filipina: Fr. Honorato C. Castigador, OP didampingi Presiden Persaudaraan Dominikan Awam Filipina: Mrs. Belen Loresca Tangco, OP.
Disusul kemudian penyerahan Surat Pendirian Kanonik juga kepada ketiga Chapter di Indonesia:
- Tanggal 15 Januari 2018 untuk Chapter Santo Dominikus di Pontianak,
- Tanggal 16 Januari 2018 untuk Chapter Santo Thomas Aquinas di Surabaya dan
- Tanggal 17 Januari 2018 untuk Chapter Santo Martinus De Porres di Yogyakarta,
Disampaikan oleh Promotor Provinsial Filipina yang baru: Fr. Guiseppe Pietro Archiwals, OP bersama Presiden Persaudaraan Dominikan Awam Filipina: Mrs. Belen Loresca Tangco, OP.