Senin, Mei 19, 2025

Siaran Pers-Peletakan Batu Pertama Balai Latihan Kerja & Pusat Informasi Migran di Shelter St. Theresia di Batam

BATAM, Pena Katolik – Ketua Badan Pengurus Yayasan Karina KWI, Mgr. Aloysius Sudarso SCJ melakukan peletakan batu pertama pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) dan Pusat Informasi Migran di Shelter St. Theresia di Batam, 18 Mei 2025. Pembangunan BLK dan pusat informasi ini merupakan bentuk kerja sama antara Caritas Indonesia dan Komisi KPP-PMP Keuskupan Pangkalpinang.

BLK dan pusat informasi ini dibangun di tempat yang sama dengan Shelter Migran St. Theresia, Batam. Nantinya, tempat ini akan menjadi pusat informasi dan latihan kerja untuk pekerja migran dan mereka yang sedang mempersiapkan diri untuk bekerja sebagai pekerja migran. Inisiatif pembangunan BLK dan pusat informasi ini berlandaskan semangat kemanusiaan dan kepedulian terhadap korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

Mgr. Sudarso berharap, BLK dan pusat informasi di Shelter St. Theresia ini akan menjadi “rumah” bagi para pekerja migran, di mana setiap pekerja migran, atau siapa saja, dapat datang dan merasa diterima sebagai keluarga. Ia menyampaikan, BLK dan pusat informasi ini dibangun sebagai bentuk perhatian Gereja Katolik pada persoalan migran. Ia juga mengingatkan pesan Paus Fransiskus yang selalu mendorong umat Katolik, untuk memberi perhatian bahkan perlindungan bagi para pekerja migran.

“Seperti pesan Paus Fransiskus, siapa saja yang berjumpa dengan para migran, sama halnya berjumpa dengan Yesus,” ungkap Mgr. Sudarso.

Peletakan Batu Pertama BLK dan Pusat Informasi Migran di Shelter St. Theresia Batam. Caritas Indonesia

Selama ini, Gereja Katolik telah menunjukkan perhatiannya pada para pekerja migran khususnya dalam advokasi TPPO dan fasilitasi lewat shelter. Mgr. Sudarso mengatakan, BLK dan pusat informasi ini menjadi wujud kehadiran Gereja yang berjalan bersama para pekerja migran.

Sementara itu, Direktur Caritas Indonesia, Romo Fredy Rante Taruk, Pr mengatakan, di BLK dan pusat informasi ini nantinya akan disediakan pelayanan berupa pusat informasi migran dan tempat pelatihan bagi para pekerja migran. Selama ini, banyak pekerja migran dari Indonesia yang masih kurang dari sisi keterampilan dan informasi terkait bekerja di luar negeri.

Romo Fredy mengatakan, tempat ini dapat menjadi pusat informasi terkait pekerja migran untuk edukasi, sosialisasi dan jaringan kerjasama. Di tempat ini juga akan diberikan pelatihan yang bertujuan menyiapkan para pekerja agar dapat bekerja di luar negeri, dengan keterampilan yang semakin meningkat.

Dalam menjalankan pelayanannya nanti, BLK dan pusat informasi ini akan bekerja sama dengan berbagai mitra kemanusiaan dan lembaga pemerintah setempat. Romo Fredy berharap, BLK dan pusat informasi ini menjadi tempat aman, nyaman, dan bermartabat bagi para migran.

“BLK dan pusat informasi ini adalah wujud nyata pelayanan Gereja kepada saudara-saudari kita yang menjadi pekerja migran. Di BLK dan pusat informasi ini, setiap orang akan mendapatkan pelayanan dan tempat yang nyaman dan penuh kasih,” kata Romo Fredy.

Ketua KKP-PMP Keuskupan Pangkalpinang, Romo Chrisanctus Paschalis Saturnus mengatakan, BLK dan pusat informasi di Shelter Migran St. Theresia ini terbuka untuk semua pekerja migran. Ia menyampaikan, shelter ini berjalan dan bersinergi dengan berbagai pihak, termasuk aparat penegak hukum, kementerian terkait, dan pemerintah daerah.

Romo Paschal juga menyoroti kurangnya kompetensi para pekerja migran, lagi, calon pekerja juga sering hanya mendapat informasi yang minim terkait dengan bidang kerja yang akan mereka masuki. Mirisnya lagi, karena kurang informasi, pekerja sering ujung-ujungnya menjadi korban TPPO. Tawaran kerja yang disampaikan di awal, ternyata tidak sesuai dengan kenyataan ketika para pekerja sudah sampai di negara tujuan.

“Pelayanan dan pendampingan di BLK dan pusat informasi ini diharap dapat membekali para pekerja migran informasi yang cukup sebelum mereka bekerja di luar negeri,” ujar Romo Paschal.

BLK dan Pusat Informasi Migran di Shelter St. Theresia menjadi bentuk komitmen Caritas Indonesia dan Komisi KKP-PMP Keuskupan Pangkalpinang dalam karya pelayanan untuk para pekerja migran dan advokasi korban TPPO. Karya pelayanan ini ini didasarkan pada penghargaan terhadap martabat manusia dan semua ciptaan sebagai jalan untuk lahirnya perdamaian.

Pembangunan BLK dan pusat informasi ini akan memperkuat Shelter St. Theresia yang selama ini sudah melayani para pekerja migran. Bentuk pelayanan migran ini sangat relevan di wilayah Pulau Batam mengingat posisi strategisnya. Dalam laporan Kompas, sejak Mei 2022, sedikitnya 200 pekerja migran setiap hari diberangkatkan secara ilegal menggunakan dua kapal feri dari Pelabuhan Feri Internasional Batam Centre menuju Tanjung Pengelih, Malaysia. Posisi strategis Batam yang dekat dengan Malaysia dan Singapura, menjadikannya sebagai kota transit nomor satu, bagi mafia dan sindikat perdagangan manusia, terutama untuk tujuan Malaysia. Praktik ini sangat menggurita di Batam, dari level terendah hingga tertinggi, melibatkan pihak swasta hingga pemerintah.

Kegiatan peletakan batu pertama BLK dan Pusat Informasi ini juga dihadiri oleh berbagai kalangan termasuk, Brigjen Pol. Dr. Anom Wibowo, S.I.K., M.Si; (Wakapolda Kepulauan Riau); Bonar Panjaitan (Kabinda Kepri); dan Rm. Agustinus Dwi Pramodo (Vikep Kategorial Keuskupan Pangklpinang). Sementara itu dari perwakilan tarekat yang hadir adalah: Kongregasi Suster RGS, Kongregasi Suster Tiar SSCC, Kongregasi Suster JMJ, Kongregas Suster FSE, dan Kongregas Suster FCH. Selain itu, hadir juga Bapak Adhi dari Bank Indonesia, Perwakilan Jaringan Safe Migran Batam, dan Tim KKPP-MP Keuskupan Pangkalpinang dan sejumlah umat. (Caritas Indonesia)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini