Uskup Agung Kolombo Kardinal Malcolm Ranjith menyerukan kepada bangsa Sri Lanka untuk melakukan hening cipta selama dua menit dan mengimbau semua tempat ibadah membunyikan lonceng tanggal 21 April 2020 guna memperingati para korban pemboman hari Minggu Paskah tahun lalu.
“Tetap diam selama dua menit pada pukul 8.45 pagi dan nyalakan lampu atau lilin di rumah Anda pada pukul 8.47 pagi dan rayakan ritus keagamaan untuk memperingati para korban 21 April,” kata Kardinal Ranjith pekan lalu.
Namun, semua kegiatan yang dijadwalkan untuk merayakan peringatan setahun serangan Paskah tidak akan dilakukan secara publik karena lockdown Covid-19. “Orang-orang bisa ikut program-program yang disiarkan di televisi ini tanpa partisipasi publik,” kata kardinal.
Secara teratur, sembilan pelaku bom bunuh diri yang berafiliasi dengan kelompok Islam lokal Nasional Thowheed Jamath menyerang tiga gereja dan tiga hotel mewah di Minggu Paskah tahun lalu, menewaskan sedikitnya 279 orang, termasuk 37 warga negara asing, dan melukai sedikitnya 500. Tujuh serangan bom terjadi di dua gereja Katolik dan satu gereja evangelis di Batticaloa di bagian timur negara itu. Ledakan terjadi antara pukul 8.45 hingga 9.30 pada Minggu Paskah pagi.
Gereja Katolik Santo Sebastianus di Negombo dan Santo Anthonius, Kochchikade, ditahbiskan dan dibuka kembali untuk umum tetapi Gereja Sion masih sedang direnovasi.
Setelah pemboman, masyarakat umum dan para pemimpin agama menyalahkan politisi dan pejabat pemerintah karena gagal menindak laporan intelijen tentang serangan itu. Konferensi Waligereja Sri Lanka dan Kardinal Ranjith mengimbau pemerintah untuk membentuk komisi independen guna melakukan penyelidikan yang tidak memihak dan membawa para pelaku ke hadapan hukum. Polisi telah menangkap 135 orang sehubungan dengan serangan itu.
Pada Misa Minggu Paskah, Kardinal Ranjith mengatakan orang Kristen telah mengampuni pembunuh mereka. Dalam Misa yang disiarkan langsung, kardinal mengatakan “sebagai manusia, kita bisa memberikan tanggapan manusiawi dan egois tetapi kita merenungkan ajaran-ajaran Kristus dan mencintai, memaafkan dan mengasihani mereka.”
“Kami tidak membenci mereka dan membalas mereka dengan kekerasan. Kebangkitan adalah penolakan total terhadap keegoisan,” kata kardinal dalam homilinya.
Sri Lanka menjalankan jam malam sejak 20 Maret guna memerangi infeksi Covid-19. Hari Minggu, pemerintah mengumumkan pelonggaran jam malam nasional untuk hari Senin guna meningkatkan kegiatan ekonomi. Namun, di hari Senin, rencana itu dibatalkan dan diperpanjang hingga 27 April menyusul lonjakan 41 kasus virus corona dalam 24 jam terakhir. Pada 20 April, Sri Lanka mencatat 295 kasus virus corona dengan 7 kematian. Pemilihan umum yang direncanakan 25 April ditunda tanpa batas waktu karena pandemi itu.(PEN@ Katolik/pcp berdasarkan Robin Gomes/Vatican News)
Terimakasih kita mendokan saudara2 kita yang menjadi korban pemboman pada minggu Paskah tahun 2019 semoga arwah mereka bahagia bersama para kudus di Surga