Home BERITA TERKINI Asrama St. Rosa de Lima: Rumah Formasi Hidup Utuh dan Gembira di...

Asrama St. Rosa de Lima: Rumah Formasi Hidup Utuh dan Gembira di Ngabang

0

Pena Katolik, Ngabang | Di tengah kompleks Universitas Katolik Santo Agustinus Hippo, berdiri sebuah rumah sederhana yang setiap harinya dipenuhi semangat hidup dan doa, Asrama St. Rosa de Lima.

Tempat itu bukan sekadar hunian bagi para mahasiswi, tetapi ruang formasi yang membentuk pribadi beriman, cerdas, kreatif, dan berbelarasa.

Setiap malam, lantai asrama menjadi altar keheningan. Para penghuni berkumpul dalam lingkaran doa, menyanyikan lagu pujian, dan menimba kekuatan untuk menghadapi hari esok.

“Asrama bukan sekadar tempat tinggal,” ujar Suster Theresia Tri Astuti, O.P., pendamping asrama, “melainkan ruang pembentukan pribadi yang utuh.”

Belajar Menulis, Belajar Mengasihi – Para mahasiswi Asrama St. Rosa de Lima belajar menulis puisi dan refleksi tentang kehidupan asrama bersama Bang Samuel, menumbuhkan imajinasi dan kepekaan rohani melalui kata-kata.

Terinspirasi oleh pemikiran teolog Dominikan Edward Schillebeeckx, formasi di Asrama St. Rosa de Lima mengajak para mahasiswi untuk bertumbuh dalam enam relasi utama yakni,

  1. Relasi dengan diri sendiri dan alam sekitar,
  2. Relasi dengan sesama,
  3. Relasi dengan sejarah dan budaya,
  4. Relasi dengan institusi,
  5. Relasi antara teori dan praktik,
  6. Relasi dengan Yang Transenden.

“Tujuannya agar mereka menjadi pribadi yang beriman, cerdas, kreatif, dan berbelarasa,” lanjut Suster Theresia.

Komunitas Belajar dan Berkarya

Untuk mendukung visi tersebut, kehidupan di asrama dibangun dalam semangat komunitas belajar dan berkarya. Sejumlah kelompok formasi dibentuk untuk mengembangkan potensi dan tanggung jawab bersama:

  • Kelompok Rohani, yang mengawal kegiatan doa, misa, rekoleksi, dan perayaan liturgi seperti Natal dan Paskah.
  • Kelompok Seni dan Budaya, yang mengekspresikan nilai-nilai asrama melalui simbol, karya seni, dan kegiatan kebersamaan.
  • Kelompok Penalaran, yang membuat buletin, mading, dan refleksi kehidupan asrama, sekaligus mengasah kemampuan berpikir kritis.
  • Kelompok Tani, yang mengelola kebun sayur di sekitar asrama sebagai wujud cinta pada bumi dan hidup sederhana.
  • Kelompok Kreatif Media Sosial, yang memproduksi konten inspiratif untuk menjangkau kaum muda.
  • Toko Asrama, yang menyediakan kebutuhan harian seperti sabun, telur, dan hasil kebun, dikelola bersama dan hasilnya dikembalikan untuk mendukung kegiatan formasi.

Dalam setiap aktivitasnya, nilai-nilai spiritualitas Santo Dominikus menjadi dasar. Doa malam, piket air, kerja bakti, hingga menanam sayur bukan sekadar rutinitas, melainkan latihan untuk mencintai kehidupan sederhana yang penuh makna.

Doa Rosario Bersama – Setiap malam, para penghuni asrama berkumpul dalam doa Rosario, memohon bimbingan Bunda Maria agar tumbuh dalam iman, persaudaraan, dan tanggung jawab.

“Dari keteraturan, mereka belajar kebebasan yang bertanggung jawab. Dari doa bersama, mereka belajar kekuatan persaudaraan,” kata Suster Theresia.

Rumah Iman yang Bertumbuh

Kini, 85 mahasiswi tinggal dan bertumbuh bersama di Asrama St. Rosa de Lima. Mereka belajar menata hati, berpikir kritis, bekerja bersama, dan bersyukur atas setiap hal kecil yang Tuhan percayakan.

Ketika malam tiba dan doa rosario bergema pelan dari ruang tengah, tampaklah jelas bahwa di rumah ini iman sedang bertumbuh, kasih sedang bekerja, dan harapan sedang hidup.

Bukan Hanya Manusia, Tetapi Juga Ikan ini Tanda Keutuhan Ciptaan

Di halaman asrama, para Suster Dominikan juga menebar pakan ikan di kolam kecil sambil menanam kasih bagi seluruh ciptaan.

Tindakan sederhana ini menjadi simbol mendalam bahwa formasi hidup tidak berhenti pada dimensi spiritual dan intelektual, tetapi juga ekologis.

“Formasi bukan hanya soal belajar dan doa, tetapi juga merawat kehidupan yang dipercayakan Tuhan, sekecil apa pun wujudnya,” ujar Sr. Teresa, O.P.

Dalam setiap gerak tangan yang menebar pakan ikan, tersirat doa dan kesadaran ekologis — sebuah ajakan untuk mencintai bumi sebagaimana Allah mencintai dunia.

Dan di tengah kesederhanaan itu, Asrama St. Rosa de Lima di Ngabang menjadi saksi bagaimana hidup yang utuh dan gembira tumbuh dari hal-hal kecil, dari relasi yang tulus, dan dari iman yang terus menyala di hati para penghuninya. *(Penulis: Sr. Teresa,OP)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version