MEDAN, Pena Katolik – Suasana penuh syukur dan sukacita mewarnai perayaan Yubelium 100 Tahun Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE) yang digelar di Regale International Convention Center, Medan, pada Senin, Medan, 29 September 2025. Perayaan bersejarah ini mengusung tema “Caritas et Sanitas” (Kasih yang Menyembuhkan: Berakar, Bertumbuh dan Berkembang), sebagai ungkapan syukur atas seabad karya pelayanan para Suster FSE di bumi Indonesia.
Acara dibuka dengan Perayaan Ekaristi meriah yang dikonselebarsi oleh sejumlah Uskup, antara lain Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo (Uskup Agung Jakarta), Mgr. Kornelius Sipayung (Uskup Agung Medan), Mgr. Johannes Wilhelmus Maria Liesen (Uskup Breda, Belanda), serta para Uskup dari Sibolga, Samarinda, Pangkal Pinang, dan Merauke, bersama ratusan imam dan umat yang hadir.
Dalam homilinya, Kardinal Suharyo menegaskan bahwa pelayanan panjang para Suster FSE telah menjadi bagian penting dari wajah Gereja di Indonesia dari barat hingga timur Nusantara. Ia menekankan bahwa pelayanan kasih yang setia tidak cukup hanya dilandasi oleh motivasi kemanusiaan semata.
“Diperlukan secara mutlak yang sering kita sebut inspirasi iman,” ujar Kardinal Suharyo.
Lebih lanjut, beliau mengingatkan bahwa setiap karya FSE merupakan tanggapan terhadap panggilan Yesus sendiri.
“Setiap murid Kristus memiliki panggilan yang sama — untuk bertumbuh menuju kesempurnaan kasih, kesucian, dan hidup Kristiani,” tegasnya.
Dalam sambutannya, Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap menyebut 100 tahun FSE sebagai rahmat besar dan tanda kesetiaan Allah yang nyata dalam sejarah panjang Gereja di Indonesia.
“Ini bukan sekadar perayaan usia lembaga, melainkan peringatan perjalanan kasih yang ditulis dengan doa, pengorbanan, dan pelayanan,” ungkapnya.
Ia menambahkan, para Suster FSE telah menjadi saksi hidup Injil, mendidik anak-anak dengan kasih, menolong yang miskin, dan menghadirkan wajah Allah di tengah masyarakat sederhana.
Sementara itu, Mgr. Johannes Wilhelmus Maria Liesen dari Keuskupan Breda, Belanda — tempat asal Kongregasi FSE, menyampaikan rasa syukurnya menyaksikan buah-buah iman yang tumbuh di Indonesia.
“Buah karya misionaris mereka terletak pada pengorbanan diri demi cinta Kristus,” ujarnya penuh haru.
Sr. M. Xaveria Lingga, FSE, Pemimpin Umum Kongregasi FSE, menyampaikan bahwa seratus tahun perjalanan FSE adalah kisah tentang rahmat Tuhan yang terus menuntun.
“Tanpa Tuhan kami bukan siapa-siapa. Hanya karena rahmat-Nya kami mampu bertahan, bangkit, dan melayani,” ucap Sr. Xaveria.
Pada kesempatan istimewa itu, Sr. Xaveria mempersembahkan buku kenangan berjudul “Caritas et Sanitas” kepada para Kardinal dan Uskup sebagai tanda syukur atas buah-buah pelayanan para Suster. Perayaan kemudian diwarnai dengan nyanyian “Hymne Elisabeth” dan lagu “Caritas et Sanitas”, yang menggambarkan spiritualitas kasih dan penyembuhan khas Kongregasi FSE.
Ketua Panitia, Sr. M. Felicitas Br. Barus, FSE, melaporkan bahwa rangkaian kegiatan yubelium telah berlangsung sejak Agustus 2024, mencakup bakti sosial, retret, napak tilas, lomba cipta lagu, hingga konser rohani, semuanya untuk menggemakan semangat kasih yang berakar, bertumbuh, dan berkembang.
Acara puncak ditutup dengan pentas seni perjalanan FSE di Indonesia, sambutan dari para undangan, serta makan malam bersama yang berlangsung dalam suasana hangat penuh persaudaraan. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang diwakili oleh Dr. Naslindo Sirait, S.E., M.M., menyampaikan apresiasi atas dedikasi para Suster FSE.



