LARANTUKA, Pena Katolik – Pada Minggu, 24 November 2024, bertempat di kantor Bupati Flores Timur, Caritas Indonesia secara simbolis menyerahkan bantuan kepada para pengungsi melalui Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Pratikno. Bantuan tersebut berupa 2.573 paket pangan keluarga, 1.902 paket hygiene kit, dan 12 ton beras. Penyerahan dilakukan oleh Rudy Raka (Koordinator Divisi Tanggap Darurat Caritas Indonesia).
Bantuan ini telah didistribusikan ke Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Sikka sejak 4 November 2024. Selain itu, bantuan yang akan segera didistribusikan mencakup 200 family kit, 200 paket pangan keluarga, dan 200 hygiene kit. Caritas Indonesia, bersama mitra, juga terus melaksanakan layanan kesehatan berkesinambungan bagi para pengungsi akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.
Caritas Indonesia berkomitmen untuk bekerja sama dan berkolaborasi dengan pemerintah, lintas lembaga, serta berbagai pihak yang berkehendak baik dalam mempercepat pemulihan dampak erupsi di Kabupaten Flores Timur.
Hadir juga dalam penyerahan bantuan ini: Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya, Pejabat Gubernur NTT, dan Penjabat Bupati Flores Timur.
Meninjau Langsung
Pada kesempatan ini, Pratikno meninjau langsung penanganan darurat bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ia mendengar laporan dan evaluasi dari berbagai aspek penanganan kebencanaan, termasuk posko pengungsian, gudang logistik, serta lokasi pembangunan hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap).
Pemerintah, melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), berencana membangun huntara untuk 2.209 kepala keluarga (KK) yang terdampak erupsi. Pembangunan itu dilakukan di empat lokasi potensial, salah satunya di Desa Konga, yang memiliki luas lahan memadai untuk menampung warga terdampak.
Ada tiga lokasi relokasi hunian tetap yang diusulkan oleh pemerintah daerah yakni pertama Botongkarang/Noboleto, lokasi itu aman karena berada di luar Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Lewotobi dan cocok untuk relokasi warga dari Desa Dulipali (223 KK), Desa Nobo (415 KK), serta Klatanlo (346 KK). Lokasi itu dapat diakses menggunakan kendaraan roda dua.
Lokasi kedua adalah di Wukoh Lewoloroh, yang berada di perbatasan Flores Timur dan Sikka. Lokasi itu mencakup Desa Boru (369 KK) dan Hokeng Jaya (457 KK). Ketiga di Kojarobet, Desa Hewa, lokasi itu diusulkan untuk relokasi warga dari Desa Nawokote (399 KK). Letaknya strategis dan dinilai aman untuk hunian tetap.
Selain membangun huntara dan huntap, pemerintah juga berencana memberikan bantuan dana tunggu hunian (DTH) sebesar Rp500.000 per KK selama enam bulan kepada warga yang saat ini mengungsi secara mandiri di rumah kerabat atau keluarga.
Sampai pada 27 November 2024 total pengungsi akibat erupsi Gunung Lewotobi mencapai 13.240 jiwa.