Sabtu, Oktober 12, 2024
30.8 C
Jakarta

Kardinal Suharyo: Deklarasi Istqlal 2024 Perlu Ditindaklanjuti dengan Gerakan Kemanusiaan dan Kerukunan

JAKARTA, Pena Katolik – Kardinal Ignatius Suharyo menyampaikan, harapannya agar Deklarasi Istiqlal 2024 ditindaklanjuti dengan gerakan kemanusiaan dan kerukunan antar umat beragama. Ia berharap para tokoh agama mewujudkan deklarasi itu ke dalam tindakan nyata.

Uskup Agung Jakarta itu tak nau deklarasi Istiqlal hanya tersimpan di Laci. Ia ingin ada gerakan lanjutan oleh para tokoh agama agar keinginan dari deklarasi itu terwujud.

“Harapannya deklarasi itu tidak hanya menjadi tulisan yang kemudian disimpan di laci, tetapi sekecil apa pun ada gerakan-gerakan lanjutan untuk mewujudkan cita-cita dalam deklarasi itu,” ujar Suharyo dalam konferensi pers di Gereja Katedral Jakarta, Sabtu 7 september 2024.

Kardinal SUharyo menyampaikan, dalam deklarasi ini, Konferensi Waligereja Indonesai (KWI) mengusulkan tiga nilai yang diusung menjadi tema dalam kunjungan apostolik Paus Fransiskus. Ketiganya adalah iman, persaudaraan, dan kasih sayang.

Tema itu, menurut Kardinal Suharyo, bukan konsep yang dikarang di belakang meja. Tetapi itu adalah cermin dari dinamika gereja Katolik di Indonesia.

“Kalau saya perhatikan, apa pun yang diucapkan oleh Bapak Suci selama pertemuan-pertemuan adalah pendalaman tiga istilah itu,” sambungnya.

Kedatangan Paus harapannya bisa menginspirasi semua masyarakat Indonesia untuk terus membuka ruang dialog antar umat beragama. Kardinal Suharyo mengatakan, ini adalah simbol yang sangat jelas menjadi pewarta-pewarta perdamaian.

Paus Mencium Tangan Imam Besar

Kardinal Suharyo juga menyoroti gestur luar biasa Paus Fransiskus yang jarang terjadi saat Paus mencium tangan Imam Besar Masjid Istiqlal, KH Nasaruddin Umar.

“Saya kira saya belum pernah melihat, gesture yang bersahabat sedalam itu. Sebelum saya melihat Bapa Suci kepalanya dicium oleh Imam Besar Nasaruddin Umar, lalu Bapa Suci mencium tangan Imam Besar Istiqlal,” tutur Suharyo dalam konferensi pers di Katedral Jakarta, Sabtu 7 September 2024.

Gesture itu juga tak nampak saat Paus Fransiskus bertemu dengan Imam Besar Masjid Al-Azhar, Ahmed Al Tayeb.

“Rasa-rasanya belum pernah saya melihat Puas membuat seperti itu dengan siapa pun. Bahkan dengan Imam Besar dari Masjid Al Azhar, tidak sejauh itu,” tuturnya.

Lewat gesture ini, Paus meminta masyarakat Indonesia menangkap pesan perdamaian yang dibawa dari Vatikan.

“Ini bagi saya adalah simbol yang sangat jelas menjadi pewarta-pewarta perdamaian. Harapannya, menjadi pewarta-pewarta persaudaraan yang sejati,” imbuh Kardinal Suharyo.

Pada kunjungannya ke Masjid Istiqlal, Nasaruddin mencium kepala Paus dua kali. Selanjutnya, Sri Paus pun membalas sikap Nasaruddin dengan menjabat dan mencium tangannya beberapa kali.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini