Home BERITA TERKINI Saya Islam dan Saya Dominika

Saya Islam dan Saya Dominika

0

Muhammad Yusmi Ridho adalah Mahasiswa di Universitas Al-Azhar namun, ia sempat mengikuti pelatihan di IDEO Kairo, lembaga penelitian yang didirikan oleh Ordo Dominikan. Di IDEO, Ridho tak hanya belajar tentang “Agama dan Ilmu Kemanusiaan” sesuai tema yang ditawarkan. Di IDEO, ia mengenal Ordo Pewarta, bahkan menganggap dirinya juga sebagai seorang Dominikan.

Ketika pertama kali tiba di IDEO, Ridho merasa dihargai dan diterima tanpa adanya diskriminasi. Sesuatu yang awalnya ia khawatirkan karena ia adalah seorang Muslim. Sebaliknya, suasana yang tercipta di lembaga ini penuh dengan sikap saling menghormati dan toleransi, baik antara penyelenggara maupun peserta pelatihan.

“IDEO Kairo memang mengusung wacana dialog antar agama sebagai salah satu fokus utamanya,” katanya.

Lembaga ini terbuka bagi semua orang tanpa memandang latar belakang agama atau etnis, dan memberikan fasilitas serta pelayanan yang sangat baik kepada semua peserta. Selama pelatihan, ia tidak merasakan adanya perbedaan perlakuan. Ia adalah peserta dari Indonesia di antara peserta lain yang kebanyakan adalah orang Arab beragama Kristen dan Islam.

Pengalaman di IDEO Kairo, seperti yang diungkapkan penulis, menunjukkan bahwa melalui sikap terbuka dan komunikasi yang baik, kita dapat memupuk persaudaraan dan saling menghormati.

Di IDEO, Ridho memanfaatkan fasilitas perpustakaan yang menyediakan literatur dari berbagai bahasa. Ia merasakan betapa pentingnya dialog dan kerjasama dalam menjaga nilai-nilai dasar kemanusiaan.

“Harapan dari pengalaman ini adalah agar kita terus menggalakkan komunikasi dan kerjasama yang baik antar sesama manusia. Melalui kesadaran akan kesamaan kita sebagai bagian dari dunia yang sama, diharapkan tidak ada lagi persekusi atau konflik yang mengganggu keharmonisan hidup kita,” ujarnya.

Demikianlah, Ridho menganggap dirinya juga sebagai seorang Dominikan. Di lembaga milik Ordo Pewarta ini, ia belajar tentang upaya untuk mewujudkan dunia yang lebih akur dan rukun.

“Tanpa terjebak pada label-label yang membatasi kemanusiaan kita,” pungkas Ridho. (Samuel/Penakatolik)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version