Home BERITA TERKINI Pelajaran dari St. Anna dan St. Yoakim untuk Pasangan yang Mandul

Pelajaran dari St. Anna dan St. Yoakim untuk Pasangan yang Mandul

0

JAKARTA, Pena Katolik – Banyak pasangan saat ini menghadapi kemandulan, tetapi mereka bukanlah yang pertama. St. Anna dan St. Yoakim, yang hari rayanya jatuh pada tanggal 26 Juli, dikenal sebagai kakek-nenek Yesus dan orang tua Maria. Menurut legenda Kristen, mereka juga berjuang melawan kemandulan selama beberapa dekade.

Menurut cerita, St. Anna dan St. Yoakim menghadapi kemandulan pada saat sumber daya untuk mengatasi kemandulan masih terbatas. Pada zaman itu, tidak adanya anak dalam keluarga dianggap memalukan.

Kisah mereka dapat menginspirasi refleksi bagi pasangan modern. Doa dengan perantaraan mereka dapat menjadi sumber penghiburan dan bantuan.

St. Anna dan St. Yoakim Berjuang Melawan Kemandulan

St. Anna dan St. Yoakim diyakini telah berjuang melawan kemandulan selama dua dekade, sebelum St. Anna mengandung Maria. Meskipun kisah mereka tidak diceritakan dalam Perjanjian Baru, dokumen-dokumen di luar kanon Alkitab, seperti Protoevangelium of James, memberikan beberapa detail tentang kehidupan mereka.

Meskipun tulisan-tulisan ini tidak dianggap dalam Kanon resmi Gereja, tulisan-tulisan ini membantu membentuk beberapa cerita yang telah diwariskan selama berabad-abad tentang St. Anna dan St. Yoakim, serta putri mereka, Maria.

Salah satu yang diangkat dalam buku ini adalah perjuangan pasangan itu selama puluhan tahun melawan kemandulan. St. Anna dan St. Yoakim menghabiskan waktu berdua dalam doa.

Protoevangelium of James memberikan kisah terperinci tentang doa pasangan itu, untuk hadirnya seorang anak. St. Yoakim pergi ke padang gurun untuk berdoa dan berpuasa, sementara St. Anna tetap di rumah.

St. Yoakim tidak datang menemui istrinya, tetapi dia pergi ke padang gurun. Di sana, dia berpuasa dan berdoa selama 40 hari dan malam. Ketika dia pergi, St. Anna meratapi ketidakhadiran ketidakhadiran St. Yoakim, seolah-olah suaminya itu sudah meninggal. Kemudian, St. Anna pergi ke taman dan berdoa.

Anne meratapi kemandulannya, lalu berdoa

Sementara St. Anna sedang berduka, pembantunya Judith mengatakan kepadanya bahwa ia tidak boleh berduka karena “hari besar Tuhan sudah dekat.” Anna mengganti pakaian dukanya dengan pakaian pengantinnya. Ia mulai berdoa, berjalan-jalan di taman dan memandangi sarang burung pipit, langit, dan segala sesuatu yang mengelilinginya.

“Aduh! Dengan apakah aku ini disamakan? Aku tidak seperti bumi ini, karena bahkan bumi menghasilkan buahnya pada musimnya, dan memberkati-Mu, ya Tuhan,” St. Anna berdoa sambil berjalan di sekitar taman.

Seorang malaikat menampakkan diri kepadanya, mengatakan bahwa ia akan mengandung dan anaknya akan “dibicarakan di seluruh dunia”. St. Anna lalu berjanji untuk mempersembahkan anaknya kepada Tuhan.

Dua malaikat lagi menampakkan diri untuk memberi tahu dia bahwa St. Yoakim sedang dalam perjalanan pulang. Karena Tuhan telah mendengar doanya, seorang malaikat telah menampakkan diri juga kepada St. Yoakim dan menyuruhnya untuk pulang. Dalam perjumpaan itu, malaikat berjanji bahwa istrinya akan mengandung.

Karena para malaikat telah memberitahunya bahwa St. Yoakim akan kembali, Anna pergi menemuinya di gerbang. St. Anna berlari ke arah suaminya, “menggantungi lehernya,” dan memeluknya saat ia kembali.

Perjuangan Membuahkan Hasil

Meskipun pasangan tersebut awalnya memandang ketidaksuburan mereka sebagai kesedihan dan rasa malu yang besar, Tuhan akhirnya bekerja di dalam dan melalui penderitaan mereka. St. Yoakim kembali dari padang gurun; St. Anna mengganti pakaian berkabungnya dengan pakaian pernikahannya. Kisah mereka diubah melalui kasih karunia Tuhan.

Keyakinan dan ketekunan pasangan tersebut pada akhirnya menghasilkan sukacita karena mengandung dan membesarkan wanita yang tak bernoda dan tak berdosa, Maria. Kelak, Maria melahirkan juru selamat dunia.

St. Anna sekarang dikenal sebagai santo pelindung para ibu dan mereka yang berjuang melawan ketidaksuburan. Ia dan suaminya, St. Yoakim, adalah santo pelindung para kakek-nenek dan pasangan yang sudah menikah. (AES)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version