Kamis, Desember 19, 2024
31.3 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Kamis, 29 Februari 2024, Hari Biasa Pekan Prapaskah II (ungu)

Bacaa I – Yer. 17:5-10

Beginilah firman TUHAN: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!

Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.

Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.

Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?

Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya.”

Demikianlah Sabda Tuhan

Syukur Kepada Allah

Mzm. 1:1-2,3,4,6

  • Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
  • tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
  • Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
  • Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin, sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bacaa Injil – Luk. 16:19-31.

“Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan.

Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.

Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.

Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.

Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.

Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.

Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang.

Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.

Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.

Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.”

Demikianlah Injil Tuhan

Terpujilah Kristus

Beata Anna Line, Janda dan Martir

Masa muda Anna berlangsung pada masa penganiayaan dan pembunuhan terhadap umat Katolik di Inggris. Meskipun keadaan sangat berbahaya, namun Anna serta adiknya mengambil keputusan berani untuk memeluk agama Katolik. Akibat keputusan ini, mereka diusir oleh ayah mereka dari rumah mereka dan dicabut hak warisannya. Kelak Anna menikah dengan Roger Line, seorang pemuda Katolik yang saleh. Roger kemudian meninggal dunia pada tahun 1594 di tempat pembuangan di luar negeri.

Sejak saat itu, Anna memusatkan perhatian pada hal menolong imam  imam yang dikejar  kejar oleh agen rahasia Inggris. Rumahnya yang berada di London selalu terbuka bagi imam  imam. Ia menolong mereka sedapat  dapatnya dengan makanan dan bantuan lain seperlunya. Ia ramah dan sopan serta berjiwa tenang. Keinginannya adalah mati bagi Kristus. Sekali peristiwa ia menolong meloloskan seorang imam Yesuit dari penjara-Tower yang mengerikan itu. Karena hal itu diketahui penguasa, maka Anna di tangkap dan ditahan, didakwa menyembunyikan imam-imam dan dijatuhi hukuman mati. Dengan gagah berani ia berkata kapada hakim  hakim yang mengadilinya:

Saya hanya menyesal bahwa saya tidak dapat menolong imam-imam sebanyak seribu orang lagi. Pada tanggal 27 Februari 1601, Anna di bawa ke Tyburn, tempat penyiksaan yang sampai saat ini terkenal sebagai tempat pembunuhan yang mengerikan. Anna tetap sabar dan tenang sampai saat terakhir hidupnya. Ia mengucupi tiang gantungan yang disediakan baginya dan membuat tanda salib pada tiang itu lalu berdoa. Di atas tiang gantungan itulah ia menghembuskan napas terakhir dan menyerahkan rohnya kepada Tuhan.

Doa Penutup

Ya Yesus, tambahkanlah imanku, agar dapat menangkap Kehendak dan Rencana-MU dalam setiap pergumulan hidupku. Semoga kehadiranku dapat membantu orang lain dalam mencari jalan keluar dari kesulitan hidupnya. Amin.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini