Pena Katolik- Vatikan, 6 September 2023 – Paus Fransiskus menghadiri pertemuan istimewa dengan anggota Sinode Hierarki Gereja Katolik Yunani Ukraina, di mana ia mengajak umat Kristen untuk bersatu dalam berdoa demi perdamaian dan rekonsiliasi di Ukraina. Dalam pertemuan yang berlangsung hampir dua jam tersebut, Paus Fransiskus menegaskan pentingnya doa, pertobatan, dan penyelesaian konflik di Ukraina.
Permintaan ini muncul sebagai tanggapan atas permintaan dari Uskup-uskup Ukraina, dan Paus Fransiskus mengungkapkan keinginannya agar bulan Oktober, terutama di tempat-tempat ibadah Mariani, menjadi waktu yang didedikasikan untuk berdoa demi perdamaian dan rekonsiliasi di Ukraina.
Pada awal pertemuan, Paus Fransiskus diterima dengan hangat oleh Uskup Agung Mayor Sviatoslav Shevchuk, yang mengingatkan Paus akan penderitaan yang meningkat di Ukraina, dengan korban, luka-luka, dan penyiksaan yang semakin meluas.
Paus Fransiskus mendengarkan dengan penuh perhatian kisah-kisah penderitaan rakyat Ukraina dari beberapa uskup yang hadir.
Dalam intervensi singkatnya, Paus Fransiskus mengungkapkan kedekatannya dan keprihatinannya terhadap tragedi yang dialami oleh rakyat Ukraina, yang sering kali mengalami kekejaman dan tindakan kriminalitas yang mengenaskan.
Dia juga mengekspresikan kesedihannya atas perasaan tidak berdaya yang muncul di tengah perang, yang menurutnya disebabkan oleh “iblis yang menginginkan menghancurkan.”
Paus Fransiskus dengan khusus mencatat anak-anak Ukraina yang telah ia temui, yang kehilangan senyum mereka karena perang.
Dia menekankan pentingnya mengikuti jejak Yesus selama Penderitaan, yang tidak hanya menjadi korban, tetapi juga memberi kesaksian tentang keberanian untuk berbicara yang benar dan mendekatkan diri pada orang-orang agar mereka tidak merasa putus asa.
Di akhir pertemuan yang penuh makna ini, Paus Fransiskus berbagi dengan Uskup-uskup bahwa ia secara rutin mendoakan rakyat Ukraina setiap hari di depan ikon Perawan Maria, sebuah hadiah dari Uskup Agung Mayor Sviatoslav Shevchuk sebelum Paus meninggalkan Buenos Aires. (PEN@/Samuel-Christopher Wells/VatikanNews).