29.4 C
Jakarta
Tuesday, April 30, 2024

Bacaan dan Renungan Rabu 1 2 Agustus 2023; Pekan Biasa Ke- XVII (Hijau)

BERITA LAIN

More
    oil painting illustrating a religious scene, jesus christ and his disciples on a meadow

    Bacaan I – Keluaran 33:7-11;34:5b-9.28

    “Tuhan bersabda kepada Musa dengan berhadapan muka.”

    Waktu Israel ada di padang gurun, Musa mengambil sebuah kemah dan membentangkannya jauh di luar perkemahan. Kemah itu diberi nama Kemah Pertemuan.

    Setiap orang yang mencari Tuhan, pergi ke Kemah Pertemuan itu di luar perkemahan. Apabila Musa pergi ke kemah itu, bangunlah seluruh bangsa dan berdirilah mereka, masing-masing di pintu kemahnya, dan mereka mengikuti Musa dengan matanya, sampai ia masuk ke dalam kemah itu. Apabila Musa masuk ke dalam kemah itu, maka turunlah tiang awan dan berhenti di pintu kemah lalu berbicaralah Tuhan dengan Musa di sana.

    Setelah seluruh bangsa melihat, bahwa tiang awan berhenti di pintu kemah, maka mereka bangun dan sujud menyembah, masing-masing di pintu kemahnya. Dan Tuhan berbicara dengan Musa dengan berhadapan muka seperti orang yang berbicara dengan temannya.

    Kemudian kembalilah Musa ke perkemahan. Tetapi Yosua bin Nun, hambanya, orang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu. Pada suatu hari, pagi-pagi benar, Musa naik ke Gunung Sinai.

    Ia menyerukan nama Tuhan. Tuhan lewat di depan Musa sambil berseru, “Tuhan adalah Allah yang penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya; rahmat dan kesetiaan-Nya berlimpah-limpah. Ia meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, Ia mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa.

    Tetapi orang yang bersalah tidak sekali-kali Ia bebaskan dari hukuman. Dan kesalahan bapa akan dibalaskan-Nya kepada anak-anak dan cucunya, sampai keturunan yang ketiga dan keempat.” Segeralah Musa berlutut ke tanah, lalu sujud menyembah, serta berkata, “Jikalau aku mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, ya Tuhan, berjalanlah kiranya Tuhan di tengah-tengah kami.

    Sekalipun bangsa ini suatu bangsa yang berkeras kepala, tetapi ampunilah kesalahan dan dosa kami. Ambillah kami menjadi milik-Mu.” Musa berada di sana bersama-sama Tuhan empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tanpa makan roti dan tanpa minum air. Dan seluruh perjanjian, yakni kesepuluh sabda, dituliskannya pada loh batu.

    Demikianlah Sabda Tuhan.

    U. Syukur Kepada Allah.

    Mazmur Tanggapan Mzm. 103: 6-7.8-9.10-11.12-13

    Ref. Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku.

    • Tuhan menjalankan keadilan dan hukum bagi semua orang yang diperas. Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, dan memaklumkan perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel.
    • Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak terus-menerus Ia murka, dan tidak untuk selamanya Ia mendendam.
    • Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan, atas orang-orang yang takut akan Dia!
    • Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuangnya. Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takwa.

    Bait Pengantar Injil PS 958

    Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya.

    Benih melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus, akan hidup selama-lamanya. Alleluya.

    Bacaan Injil Matius 13:36-43

    “Seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman.”

    Pada suatu hari Yesus meninggalkan orang banyak, lalu pulang. Para murid kemudian datang dan berkata kepada-Nya, “Jelaskanlah kepada kami arti perumpamaan tentang lalang di ladang itu.”

    Yesus menjawab, “Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia. Ladang itu ialah dunia. Benih yang baik adalah anak-anak Kerajaan dan lalang adalah anak-anak si jahat.

    Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat. Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman.

    Anak Manusia akan mengutus malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam kerajaan-Nya.

    Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi. Pada waktu itulah orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan!”

    Demikianlah Sabda Tuhan.

    U. Terpujilah Kristus.

    Lalang dan Gandum

    Dalam Injil hari ini, Yesus memberikan penjelasan kepada para murid-Nya arti perumpamaan tentang lalang di antara gandum. Tampaknya sekalipun sudah terbiasa mendengarkan berbagai cerita dan perumpamaan, bukan berarti bahwa para murid itu sudah terampil dalam memahami berbagai ajaran Tuhan Yesus.

    Para murid itu kadang masih lamban dalam mengerti ajaran Gurunya. Mereka ini masih sering bertanya lagi tentang ajaran-ajaran yang telah disampaikanNya. Namun Tuhan Yesus tetap bersabar dan menjelaskan ulang.

    Bercermin dari Injil, kita bisa menimba dari Tuhan Yesus sendiri kekuatan baru untuk menjadi orang-orang yang sabar. Kita tidak perlu merasa rugi karena harus menjadi orang yang sabar. Kesabaran kita justru menjadi salah satu wujud kasih kita terhadap orang-orang disekitar kita.

    Hidup dalam iman adalah perjuangan. Di dalam iman, kita mengetahui segala ajaran baik yang telah ditaburkan Tuhan dalam hati kita. Dibutuhkan perjuangan dalam pergulatan hidup untuk menjadikan benih itu tumbuh dan berkembang.

    Perjuangan itu berhadapan langsung dengan tantangan dari sang kejahatan, yaitu setan. Dia juga menaburkan benih-benih kejahatan dalam hati dan lingkungan hidup kita. Memenangkan pertarungan melawan kejahatan adalah jaminan bagi kita untuk masuk dalam lumbung Kerajaan Surga.

    Karena itu marilah kita terus berjuang memenangkan kebaikan dengan memilih melakukan segala yang baik yang dari Tuhan karena Tuhan sendiri yang telah memberikan kuasa kepada kita dan yang telah menaburkan segala sesuatu yang baik untuk kita.

    Doa Penutup

    Ya Tuhan, Engkau menghendaki sabda-Mu ditaburkan bagaikan biji gandum di ladang, yang menghasilkan buah yang baik. Ajarilah kami untuk selalu memelihara rahmat yang Engkau berikan kepada kami. Semoga rahmat itu kami gunakan pada hari ini untuk menaburkan benih-benih yang baik sesuai dengan kehendak-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

    Sumber https://www.renunganhariankatolik.web.id/

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI