Minggu, November 3, 2024
25 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Jumat 14 April 2023 – Jumat dalam Oktaf Paskah (Putih)

Bacaan Pertama Kisah Para Rasul 4:1-12

“Keselamatan hanya ada di dalam Yesus.”

Sekali peristiwa, sesudah menyembuhkan seorang lumpuh, Petrus dan Yohanes berbicara kepada orang banyak. Tiba-tiba mereka didatangi imam-imam dan kepala pengawal Bait Allah serta orang-orang Saduki.

Mereka ini sangat marah, karena Petrus dan Yohanes mengajar orang banyak dan memberitakan bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati. Maka mereka ditangkap, lalu diserahkan ke dalam tahanan sampai keesokan harinya, karena hari telah malam.

Tetapi di antara orang yang mendengar ajaran itu banyak yang menjadi percaya, sehingga jumlah mereka menjadi kira-kira lima ribu orang laki-laki. Pada keesokan harinya pemimpin-pemimpin Yahudi serta tua-tua dan para ahli Taurat mengadakan sidang di Yerusalem dengan Imam Besar Hanas dan Kayafas, Yohanes dan Aleksander dan semua orang lain yang termasuk keturunan Imam Besar.

Lalu Petrus dan Yohanes dihadapkan kepada sidang itu dan mulai diperiksa dengan pertanyaan ini: “Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu bertindak demikian itu?”

Maka jawab Petrus, penuh dengan Roh Kudus, “Hai pemimpin-pemimpin umat dan kaum tua-tua, jika sekarang kami harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit, dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan,

maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa semua itu kami lakukan dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi dibangkitkan Allah dari antara orang mati; karena Yesus itulah orang ini sekarang berdiri dengan sehat di depan kamu.

Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan, yaitu kamu sendiri, namun ia telah menjadi batu penjuru. Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm 118:1-2.4.22-24.25-27a

Ref. Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru.

  • Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya. Biarlah Israel berkata, “Kekal abadi kasih setia-Nya!” Biarlah orang yang takwa pada Tuhan berkata, “Kekal abadi kasih setia-Nya!”
  • Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Hal itu terjadi pada pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya!
  • Ya Tuhan, berilah kiranya keselamatan! Ya Tuhan, berilah kiranya kemujuran! Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan! Kami memberkati kamu dari dalam rumah Tuhan. Tuhanlah Allah, Dia menerangi kita.

Bait Pengantar Injil Mzm 118:24

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.

Inilah hari yang dijadikan Tuhan. Marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.

Bacaan Injil Yohanes 21:1-14

“Yesus mengambil roti dan memberikannya kepada para murid; demikian juga ikan.”

Sesudah bangkit dari antara orang mati, Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias. Ia menampakkan diri sebagai berikut: Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid Yesus yang lain.

Kata Simon Petrus kepada mereka, “Aku pergi menangkap ikan.” Kata mereka kepadanya, “Kami pergi juga dengan engkau.” Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.

Kata Yesus kepada mereka, “Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?” Jawab mereka, “Tidak ada!” Maka kata Yesus kepada mereka, “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.”

Lalu mereka menebarkannya, dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. Maka murid yang dikasihi Yesus berkata kepada Petrus, “Itu Tuhan!” Ketika Petrus mendengar bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.

Murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira dua ratus hasta saja; dan mereka menghela jala yang penuh ikan itu. Ketika tiba di darat, mereka melihat ada api arang, dan di atasnya ada ikan serta roti.

Kata Yesus kepada mereka, “Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu.” Simon Petrus naik ke perahu, lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya; dan sungguh pun sebanyak itu ikannya, jala tidak koyak.

Kata Yesus kepada mereka, “Marilah dan sarapanlah!” Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya, “Siapakah Engkau,” sebab mereka tahu bahwa Ia adalah Tuhan.

Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka; demikian juga ikan itu. Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Di Danau Tiberias

Dua kali Yesus yang bangkit menampakkan diri dan dilihat oleh para murid. Di pantai danau Tiberias, Yesus menyatakan diri untuk ketiga kalinya kepada para murid. Karena sudah dua kali, kiranya pernyataan bahwa para murid tidak berani menanyakan apapun kepada Yesus menjadi tanda yang jelas bahwa mereka sudah mengerti.

Murid yang dikasihi mengatakan ‘itu Tuhan’ karena pengalaman-pengalaman sebelumnya. Petrus dan murid-murid yang lain tidak berkata apa-apa, mereka hanya diam dan bekerja.

Menarik mencermati apa yang dikisahkan dalam Yohanes. Pertama, soal murid-murid yang disebut secara berurutan: Petrus, Thomas, Natanael, anak-anak Zebedeus. Kalau kita ingat dalam kisah sebelum-sebelumnya, mereka adalah murid-murid yang unik.

Petrus menyangkal Yesus, Thomas sesumbar hendak mencucukan tangannya, Natanael orang yang percaya setelah mendapat penjelasan dari murid yang lain, anak-anak Zebedeus adalah mereka yang meminta posisi di kanan dan kiri Yesus.

Yohanes secara unik menampilkan urutan nama itu. Petrus ditampilkan pertama menjadi pertanda bahwa memang dialah yang didapuk oleh Yesus untuk memimpin murid-murid yang lainnya.

Selain itu, berkaitan dengan tokoh-tokoh itu Yohanes juga hendak menampilkan kepada kita bahwa murid-murid yang dulunya tidak berjalan mulus, dengan terang kebangkitan mereka menjadi rasul-rasul yang handal. Mereka yang tadinya seperti meninggalkan Yesus, pada akhirnya mereka menjadi penjala manusia.

Kedua, kita bisa mengamati makna menebarkan jala. Kisah ini persis seperti kisah sebelum kebangkitan. Para murid sedang menebar jala, semalaman mereka tidak mendapat apapun. Yesus datang dan memerintahkan mereka menebarkan jala lagi. Hasilnya adalah mereka menangkap sejumlah besar ikan. Pada kisah sebelum kebangkitan, dikatakan jala hampir koyak.

Pada kisah setelah kebangkitan justru dikatakan sebaliknya. Terang kebangkitan Yesus menjadikan para murid sebagai penjala manusia yang handal. Jala sebagai alat untuk menjala ikan menjadi jala yang kuat, tidak koyak karena banyaknya ikan.

Ketiga, kita bisa merenungkan soal sarapan dalam kisah ini. Makan minum menjadi moment yang lumrah dalam kehidupan kita. Biasanya kalau ada pertemuan, jika belum ada minum paling tidak, pertemuan menjadi seperti hambar.

Para murid setelah menjala ikan, diajak sarapan oleh Yesus. Kita ingat bagaimana makna perjamuan malam terakhir Yesus bersama para murid. Sarapan di pantai danau Tiberias ini juga menjadi sarana Yesus mengadakan perjamuan bersama para murid.

Perjamuan ini bukan hanya sekedar fenomena makan ikan. Perjamuan ini menjadi sarana yang luar biasa untuk menyatukan kembali para murid. Perjamuan itu semakin memperteguh iman para murid.

Perjamuan itu juga menjadi sarana rekonsiliasi para murid, terlebih Petrus yang sudah menyangkal Yesus tiga kali. Tanpa kata-kata apapun, makan minum bersama memulihkan hubungan yang tadinya seperti terputus.

Masih banyak yang bisa kita renungkan. Namun yang jelas bagi kita, Yesus yang bangkit senantiasa menyertai dan mendampingi kita. Iman yang sama dengan para rasullah yang kita imani, yang Gereja imani.

Kita bisa merenungkan kisah ini dari berbagai sudut pandang. Yang pasti, Yesus sungguh bangkit dan menawarkan keselamatan kepada kita.

Doa Penutup

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, Engkau telah menganugerahkan misteri Paskah sebagai jaminan perjanjian damai antara Engkau dan umat manusia. Kuatkanlah kiranya hati kami, supaya damai yang kami rayakan ini, kami nyatakan pula dalam perbuatan. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin. Sumber https://www.renunganhariankatolik.web.id/

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini