33.3 C
Jakarta
Wednesday, May 1, 2024

Bacaan dan Renungan Rabu 5 April 2023 – Rabu dalam Pekan Suci (Ungu)

BERITA LAIN

More

    Bacaan Pertama Yesaya 50:4-9a

    “Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku diludahi.”

    Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataanku aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.

    Tuhan Allah telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku.

    Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. Tetapi Tuhan Allah menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Maka aku meneguhkan hatiku seperti teguhnya gunung batu, karena aku tahu bahwa aku aku tidak akan mendapat malu.

    Dia yang menyatakan aku benar telah dekat. Siapakah yang berani berbantah dengan aku? Marilah kita tampil bersama-sama! Siapakah lawanku beperkara? Biarlah ia mendekat kepadaku! Sungguh, Tuhan Allah menolong aku; siapakah yang berani menyatakan aku bersalah?

    Demikianlah Sabda Tuhan.

    U. Syukur Kepada Allah.

    Mazmur Tanggapan Mzm. 69:8-10.21-22.31.33-34

    Ref. Demi kasih setia-Mu yang besar, ya Tuhan, jawablah aku pada waktu Engkau berkenan.

    • Karena Engkaulah ya Tuhan, aku menanggung cela, karena Engkaulah noda meliputi mukaku. Aku telah menjadi orang luar bagi saudara-saudaraku, menjadi orang asing bagi anak-anak ibuku; sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku, dan kata-kata yang mencela Engkau telah menimpa aku.
    • Cela itu telah mematahkan hatiku, dan aku putus asa; aku menantikan belaskasihan, tetapi sia-sia, dan waktu aku haus, mereka memberi aku minum anggur asam.
    • Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan lagu syukur; Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; biarlah hatimu hidup kembali, hai kamu yang mencari Allah! Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya yang ada dalam tahanan.

    Bait Pengantar Injil

    Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.

    Salam, ya Raja kami, hanya Engkaulah yang mengasihani kesesatan-kesesatan kami.

    Bacaan Injil Matius 26:14-25

    “Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan apa yang tertulis tentang Dia, tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan!”

    Sekali peristiwa, pergilah seorang dari keduabelas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. Ia berkata, “Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?” Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya.

    Dan mulai saat itu Yudas mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. Pada hari pertama dari hari raya Roti Tak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata, “Di manakah Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?

    Jawab Yesus, “Pergilah ke kota, kepada Si Anu, dan katakan kepadanya: Beginilah pesan Guru: Waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku.”

    Lalu murid-murid melakukan seperti apa yang ditugaskan Yesus kepada mereka, dan mempersiapkan Paskah. Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama dengan keduabelas murid itu.

    Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.” Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya, “Bukan aku, ya Tuhan?”

    Yesus menjawab, “Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan!

    Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan!” Yudas, yang hendak menyerahkan Yesus itu menyahut, “Bukan aku, ya Rabi?” Kata Yesus kepadanya, “Engkau telah mengatakannya.”

    Demikianlah Sabda Tuhan.

    U. Terpujilah Kristus.

    Renungan Harian Katolik Rabu 5 April 2023

    Apa yang dilakukan oleh Yudas Iskariot merupakan sesuatu yang tidak diinginkan. Ia tega menyerahkan Yesus hanya karena sejumlah uang. Dewasa ini masih ada “Yudas-Yudas lain” yang juga tidak segan-segan meninggalkan Yesus hanya untuk mendapatkan kedudukan di masyarakat, hanya untuk mencari popularitas, atau hanya karena cinta kepada seorang laki-laki atau wanita.

    Itulah kenyataan yang terjadi saat ini. Kita tahu bagaimana dewasa ini orang menggadaikan agamanya dengan kedudukan, popularitas, dan cinta. Kita menyaksikan, atau mungkin juga terjadi dalam keluarga kita, sanak saudara kita, bagaimana dengan mudahnya orang meninggalkan Yesus.

    Peristiwa ini hendak mengajarkan kepada kita bahwa sekalipun saat ini mungkin kita sudah menjadi Yudas-Yudas yang lain, Yesus masih memberikan kesempatan kepada kita utnuki kembali kepada-Nya.

    Dia selalu membuka kedua tangan-Nya bagi kita, walaupun kita menjual-Nya dengan segala macam tujuan. Dia tetap setia menunggu untuk kembali kepada-Nya. Semoga dengan merenungkan perilaku Yudas, kita semakin menyadari kerapuhan kita. Kita diundang untuk membaharui diri dan bertobat.

    Dalam perikop diatas dikisahkan rupanya penghianatan Yudas tidak disangka samasekali oleh para rasul lainnya. Mereka kebinggungan dan sedih ketika Yesus mengatakan bahwa ada dari antara mereka yang akan menyerahkan Dia ketangan musuh-musuh-Nya.

    Kendati para rasul sedih, tetapi Yesus tetap tegar menghadapi saat-saat akhir hidup-Nya. Dia sungguh menunjukkan jati diri-Nya sebagai Mesias yang sesungguhnya. Penderitaan Yesus di kayu salib menjadi bukti cinta-Nya kepada umat-Nya sampai sehabis-habisnya.

    Peristiwa sekitar akhir hidup Yesus ini menjadi renungan yang tak ada habis-habisnya bagi kita. Kita diajak untuk menelusuri relung demi relung dari kisah sengsara Yesus. Perasaan kita bisa campur aduk antara kesedihan akan dosa-dosa kita, kesediaan untuk bertobat, dan kekaguman akan ketegaran Yesus dalam menghadapi saat-saat yang amat memilukan, yaitu ketika Dia harus menerima diri-Nya diremukkan akibat dosa-dosa kita.

    Doa Penutup

    Ya Bapa yang mahabijaksana, menurut rencana-Mu, Yesus Putra-Mu terkasih menanggung derita sampai mati di kayu salib untuk mematahkan kuasa musuh atas kami. Bantulah kami hamba-hamba-Mu, agar kami dapat memperoleh anugerah kebangkitan. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin. Sumber https://www.renunganhariankatolik.web.id/

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI