Home BERITA TERKINI Presiden Taiwan Menulis kepada Paus Fransiskus Permintaan untuk Terlibat “Menjaga Keamanan Regional”...

Presiden Taiwan Menulis kepada Paus Fransiskus Permintaan untuk Terlibat “Menjaga Keamanan Regional” dengan Tiongkok

0
Presiden Perempuan Taiwan, Tsai Ing-wen. CNA

TAIWAN, Pena Katolik – Presiden Perempuan Taiwan, Tsai Ing-wen telah menulis surat kepada Paus Fransiskus yang menggarisbawahi pentingnya menjaga perdamaian dengan Tiongkok dan komitmen terhadap demokrasi berdaulat pulau itu.

“Perang yang meletus antara Rusia dan Ukraina Februari lalu telah menyadarkan umat manusia betapa berharganya perdamaian,” tulis Tsai dalam surat kepada paus. Surat ini diterbitkan Kantor Presiden Taiwan pada 23 Januari 2023.

“Melestarikan keamanan regional telah menjadi konsensus utama yang dibagikan oleh para pemimpin nasional.”

Tsai mengirim surat itu sebagai tanggapan atas pesan Paus Fransiskus untuk Hari Perdamaian Dunia 2023. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Paus mengirim surat ke semua pemerintah asing di seluruh dunia untuk menandai tahun baru.

Presiden Taiwan, secara resmi disebut Republik Tiongkok (ROC), mengutip pidato yang dia berikan Oktober lalu menyusul peningkatan dramatis ketegangan antara Beijing dan Taipei selama musim panas.

“Dalam pidato Hari Nasional 2022 saya, saya menggarisbawahi bahwa perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan adalah dasar untuk pengembangan hubungan lintas selat dan konfrontasi bersenjata sama sekali bukan pilihan,” kata Tsai.

Negara Kota Vatikan adalah satu-satunya negara yang tersisa di Eropa yang mengakui Taiwan sebagai sebuah negara. Taiwan, sebuah pulau kurang dari 110 mil lepas pantai Tiongkok dengan populasi lebih dari 23 juta orang. Taiwan mempertahankan demokrasi yang hidup dengan kebebasan sipil yang kuat meskipun ada tekanan yang meningkat dari Beijing mengenai status pulau itu.

Tahta Suci telah memiliki hubungan diplomatik formal dengan ROC sejak 1922, sementara Gereja belum memiliki kehadiran diplomatik resmi di daratan Republik Rakyat Tiongkok (RRC) sejak secara resmi diusir oleh Beijing pada tahun 1951.

Hanya 14 negara di seluruh dunia yang masih memiliki hubungan diplomatik penuh dengan Taiwan, di antaranya Guatemala, Haiti, dan Paraguay. Pemerintah Partai Komunis Tiongkok memandang Taiwan sebagai provinsi pemberontak. Bejing menekan negara-negara untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan pulau itu.

“Cahaya bersinar dalam kegelapan, dan kegelapan tidak menguasainya. Taiwan bercita-cita untuk melayani sebagai terang dunia dan akan bekerja sama dengan Tahta Suci untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan damai bagi umat manusia.”

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version