29.1 C
Jakarta
Friday, May 3, 2024

Bacaan dan Renungan Injil Hari Senin 11 Juli 2022; Peringatan Wajib Santo Benediktus

BERITA LAIN

More

    Bacaan I: Yes. 1:11-17

    Dengarkanlah sabda Tuhan, hai para pemimpin Sodom, “Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak? Aku sudah jemu akan korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu gemukan; darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai.

    Apabila kamu datang untuk menghadap di hadirat-Ku, siapakah yang menuntut itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait Suci-Ku? Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku.

    Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan. Perayaan-perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku benci melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagi-Ku, Aku telah payah menanggungnya.

    Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah.

    Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!

    Mazmur Tanggapan: Mzm. 50:8-9,16bc-17,21,23

    Ref. Siapa yang jujur jalannya akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.

    • Bukan karena korban sembelihanmu Aku menghukum engkau; bukankah korban bakaranmu tetap ada di hadapan-Ku? Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu,
    • Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkaulah yang membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?
    • Itulah yang engkau lakukan, tetapi Aku berdiam diri; engkau menyangka, bahwa Aku ini sederajat dengan engkau. Aku akan menghukum engkau dan membawa perkara ini ke hadapanmu.
    • Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku; siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya.”

    Bait Pengantar Injil: Alleluya

    Ref. Alleluya, alleluya, alleluya

    Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah kerajaan Allah.

    Bacaan Injil: Mat. 10:34.11:1

    Pada suatu hari Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, “Jangan kalian menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi. Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.

    Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah seisi rumahnya. Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.

    Dan barangsiapa mengasihi puteranya atau puterinya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak layak bagi-Ku.

    Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya demi Aku, ia akan memperoleh kembali. Barangsiapa menyambut kalian, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku.

    Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang yang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar.

    Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu, sungguh ia takkan kehilangan upahnya.” Setelah Yesus selesai mengajar keduabelas rasul-Nya, Ia pergi dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka.

    Demikianlah Injil Tuhan.

    DAMAI SEJATI MODEL YESUS KRISTUS

    Simaklah, bacalah pelan-pelan dan resapkan Sabda TUHAN yang cukup bikin “heboh” ini: “Jangan kamu menyangka, bahwa AKU datang untuk membawa damai di atas bumi. AKU datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.” (Mat.10: 34).

    Lho koq bisa ya? Bagaimana kita menafsirkan Sabda YESUS hari ini? Benarkah TUHAN YESUS membawa pedang? Membawa kekerasan dan peperangan? Lalu apa artinya warta damai yang selama itu dikabarkan lewat para Malaikat? Lalu apa maksud YESUS yang sebenarnya?

    TUHAN YESUS dalam Bacaan Injil hari ini, hendak menegaskan makna kedatangan-NYA kepada kita. Kedatangan YESUS menuntut kita akan suatu penegasan pilihan: Apakah kita mau memilih DIA atau tidak? TUHAN YESUS menantang kita, agar kesetiaan dan komitmen memilih serta mengikuti DIA harus melebihi pilihan-pilihan yang lain. Kita dituntut untuk mencintai dan mengasihi YESUS KRISTUS lebih dari segala-galanya! Karena dan untuk YESUS, kita siap memanggul salib. Karena dan untuk YESUS, kita tidak takut kehilangan nyawa. Dengan kata lain, pilihan kita kepada YESUS tidak bisa dikalahkan oleh apa pun dan oleh siapa pun juga! Hambatan, tantangan bahkan penderitaan sebagai konsekuensi dalam pilihan mengikuti YESUS, siap untuk diterima. YESUS adalah tujuan dan segala-galanya untuk kita! Jangan sampai kita terlepas dari pada-NYA.

    Pilihan ini dapat menimbulkan pertengkaran di antara kita. Memilih YESUS bisa berarti kita harus berhadapan dengan orang-orang yang tidak setuju atau tidak suka. Mereka bahkan mungkin berasal dari orang terdekat kita, seperti keluarga kita sendiri. Mereka akan coba menarik kita untuk meninggalkan YESUS. Pertentangan inilah yang dimaksud oleh YESUS. Maka, kita harus memantapkan pilihan kita. Kita menegaskan kepada diri kita sendiri bahwa kita mau memilih YESUS sebagai cara dan jalan hidup kita (way of life). Kita mau hidup seperti YESUS. Inilah kedamaian sejati yang berasal dari YESUS KRISTUS!

    Pada zaman pemerintahan kekaisaran Romawi, ada semboyan “si vis pacem, para bellum” = Jika mau damai, siapkan perang! Dengan semboyan itu, kekaisaran Romawi mau menaklukkan dan memaksa bangsa-bangsa lain untuk tunduk di bawah kekuasaannya. Inilah “damai semu” karena penguasa mau menciptakan “perdamaian” dengan cara memaksa bangsa atau negara lain untuk tunduk kepadanya. Warna “perdamaian semu” seperti ini masih sering terjadi dalam masyarakat zaman sekarang. Sering kali orang yang berkonflik, lebih-lebih di pengadilan, mengadakan upaya “damai.” Namun, “perdamaian” ini bersyarat. Masing-masing mengajukan syarat atau lebih tepat “tuntutan”  untuk bisa melakukan “jalan damai.”

    Damai tidak berarti membiarkan atau memberikan toleransi suatu kesalahan atau kejahatan, karena seseorang memenuhi tuntutan yang diajukan. KRISTUS, Sang Raja Damai, bukan membawa “damai” yang seperti itu. YESUS akan melawan orang-orang yang suka mempermainkan hukum atau peraturan untuk melaksanakan “damai semu.” Damai yang dibawa-NYA adalah damai yang selalu berpihak pada kebenaran dan keadilan demi tercapainya kedamaian yang sejati. Orang-orang yang tidak mau melakukannya, YESUS katakan “ia tidak layak bagi-KU.” (lihat ayat 37, 38). Nah, bagaimana sikap kita sekarang setelah mendapat penjelasan seperti itu?

    Dalam Bacaan Pertama, Nabi Yesaya juga mengutip Firman ALLAH yang menginginkan ketulusan, kesucian dan kemurnian hati dalam doa dan membawa korban untuk ALLAH: “Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-KU…. Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, AKU akan memalingkan Muka-KU, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, AKU  tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah. Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatan mu yang jahat dari depan Mata-KU. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam, belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!” (Yes.1: 13, 15-17).

    Karena itu, pilihan, komitmen dan kesetiaan kita kepada KRISTUS harus juga berdasarkan pada ketulusan, kesucian dan kemurnian hati. Kalau tidak, semua itu semu belaka!

    Santo Benediktus (480-547), yang kita peringati hari ini, berasal dari keluarga petani kaya di Nursia, Italia. Ia berani meninggalkan gemerlapnya kehidupan kota Roma yang dianggap bobrok mentalnya, dan memilih untuk hidup menyendiri di sebuah gua terpencil. Ia menegaskan pilihannya untuk menempatkan KRISTUS di atas segalanya. Pendiri Ordo Benediktin ini mendirikan 12 biara di Monte Kasino, dan menjadi abas (=bapa) yang bijaksana dan menyayangi biaranya. Di kemudian hari banyak biara yang mengikuti peraturan-peraturan yang disusun oleh St. Benediktus.

    Doa

    Ya YESUS, ENGKAU rela kehilangan nyawa agar aku mengalami keselamatan. Jadikan aku saksi-MU yang tidak mudah menyerah, ketika mengalami kesulitan, dan rela berkorban demi kedamaian sejati dan kebahagiaan sesamaku. Santo Benediktus, murnikanlah tekadku untuk hanya mengikuti YESUS KRISTUS, Andalanku. Amin.

    Paulus Krissantono

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI