CATANIA, Pena Katolik – Uskup Agung Catania, Mgr. Luigi Renna, yang baru diangkat, mengunjungi Masjid Kota Sisilia untuk berdoa bersama selama Ramadan dan Prapaskah. Itu adalah pertemuan resmi pertama Mgr. Renna dengan komunitas Muslim Catania selama bulan suci.
Dalam kunjungan itu, Mgr. Renna disambut oleh Imam Kheit Abdelhafid di Masjid Mercy, salah satu tempat ibadah Islam terbesar di Italia Selatan. Selama kunjungan, itu Mgr. Renna memberikan kepada Abdelhafid, dua hadiah simbolis, Seekor merpati dan cassata, kue Paskah Sisilia, dan krim ricotta tradisional.
“Kami merasa seperti saudara dalam perjalanan bersama dialog konstruktif pada momen bersejarah yang meminta semua orang untuk bersaksi bahwa iman membangun perdamaian, menghormati martabat manusia dan tidak pernah menjadi alasan untuk kekerasan,” kata Renna, Jumat 8 April 2022.
Abdelhafid mengatakan, kunjungan ini sangat berarti bagi para umat muslim dan seluruh komunitas Muslim di Kota Sisilia. Ia gembira dengan dialog antar-agama yang selama ini terjalin.
“Sikap ini memberi kita keyakinan dalam dialog ekumenis yang dijalani oleh kedua komunitas agama kita, dan yang hanya dapat berbuah jika didukung oleh dialog yang berkelanjutan. Jika kita mengejarnya, kita akan bisa hidup dalam persaudaraan.”
Setelah doa bersama, mereka menekankan bahwa Ramadhan dan Prapaskah keduanya didasarkan pada “puasa yang mengajarkan kita pengorbanan, sedekah yang membuat kita berdiri dalam solidaritas, dan doa yang mengangkat hati kita ke Yang Mahatinggi.”
Muslim Sisilia
Hampir 30.000 Muslim tinggal di Catania dan pedalamannya, dari hampir 130.000 di seluruh Sisilia. Komunitas ini terintegrasi dengan sangat baik, dan selama Ramadhan doa bersama dan inisiatif solidaritas untuk yang membutuhkan diorganisir. Renna dan Abdelhafid meresmikan ruang doa antar-agama di Rumah Sakit San Marco, yang terbesar di Catania. Ruang do aini terbuka bagi siapa saja, dengan agama apa saja, untuk berdia di dalamnya.
“Tempat ini memiliki makna simbolis,” kata Renna. “Di sini, di mana penderitaan, harapan, dan kegembiraan dialami setiap hari, pasien dan keluarga serta dokter mereka akan dapat datang dan berdoa di area khusus, di mana setiap orang sama, dengan agama dan keyakinannya.”
Abdelhafid mengatakan pembukaan ruang doa semua agama ini merupakan hal baru dan sebuah langkah lebih jauh menuju dialog dan koeksistensi antar agama.