25.2 C
Jakarta
Friday, April 19, 2024

Bacaan Injil Hari Rabu 02 Maret 2022; Hari Rabu Abu

BERITA LAIN

More

    Bacaan I: Yoel 2:12-18

    “Sekarang,” beginilah sabda Tuhan, “berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan mengaduh.”

    KOYAKKANLAH hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, lalu meninggalkan berkat menjadi kurban sajian dan kurban curahan bagi Tuhan, Allahmu.

    Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang lanjut usia, kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah pengantin laki-laki keluar dari kamarnya, dan pengantin perempuan dari kamar tidurnya.

    Baiklah para imam, pelayan-pelayan Tuhan, menangis di antara balai depan mezbah, dan berkata, “Sayangilah, ya Tuhan, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka.

    Mengapa orang berkata di antara bangsa-bangsa: “Di mana Allah mereka?” Maka Tuhan menjadi cemburu karena tanah-Nya dan menaruh belas kasihan kepada umat-Nya.

    Mazmur Tanggapan: Mzm 51:3-6a.12-14-17

    Ref. Mohon ampun kami orang berdosa.

    • Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu, hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku dan tahirkanlah aku dari dosaku!
    • Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
    • Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam diriku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil Roh-Mu yang kudus dari padaku!
    • Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu!

    Bacaan II: 2 Korintus 5:20-6:2

    SAUDARA-saudara, kami ini adalah utusan-utusan Kristus; seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami. Dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: Berilah dirimu didamaikan dengan Allah.

    Kristus yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. Sebab teman-teman sekerja, kami menasihati kamu supaya kamu jangan membuat sia-sia kasih karunia Allah yang telah kamu terima.

    Sebab Allah berfirman, “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.”

    Bacaan Injil: Matius 6:1-6.16-18

    Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat.

    KARENA jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong supaya dipuji orang.

    Aku berkata kepadamu: Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri di rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya supaya mereka dilihat orang.

    Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi jika engkau berdoa masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berpuasa janganlah muram mukamu seperti orang munafik.

    Mereka mengubah air mukanya supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’.

    Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”

    Demikianlah Injil Tuhan

    U. Terpujilah Kristus

    Hikayat Penjahit Tua

    SUATU ketika ada eseorang penjahit tua yang tinggal di sebuah desa kecil.Dia dikenal sebagai penjahit yang biasa membuat pakaian dengan kualitas tinggi dan sangat indah. Penjahit itu menjual hasil jahitannya kepada orang-orang kaya dengan harga yang mahal.

    Suatu hari, tetangganya yang iri atas kesuksesannya berkata kepada si penjahit:

    “Anda menghasilkan banyak uang dari pekerjaan anda, lalu mengapa anda tidak membantu orang-orang miskin di desa? Lihatlah penjual daging di desa yang tidak punya banyak uang tetapi setiap hari membagikan daging kepada orang miskin.” Namun, penjahit itu hanya tersenyum ramah.

    Tetangganya itu keluar dari rumah si penjahit dan mengabarkan kepada penduduk di desa bahwa penjahit tua itu kaya raya tetapi sangat pelit, sehingga penduduk desa pun menjadi tidak suka kepada penjahit itu.

    Beberapa bulan kemudiaan, si penjahit tua itu jatuh sakit dan tidak ada penduduk desa yang peduli dan membantunya. Akhirnya, penjahit tua itupun meninggal dunia. Hari-hari berlalu dan orang-orang desa mulai menyadari bahwa tukang daging tidak lagi mengirimkan daging gratis kepada orang-orang miskin.

    Dan ketika mereka bertanya kepada si penjual daging, si penjual daging berkata bahwa selama ini si penjahit tualah yang secara rutin membeli daging darinya, dan memintanya untuk membagikan kepada orang miskin, setelah si penjahit tua meninggal, maka berhenti juga sumbangan darinya.

    Mendengar hal ini, orang-orang desa sangat menyesal karena telah berprasangka buruk pada si penjahit tua yang ternyata sangat dermawan. Sahabat terkasih, seperti contoh si penjahit tua dalam kisah diatas, hendaknya kita juga tidak menjadi orang yang suka pamer.

    Demikian pula dengan hidup keagamaan kita, iman kita kepada Allah haruslah tulus dan bukan untuk pamer. Puasa, pantang dan sedekah yang kita lakukan di masa Prapaskah ini haruslah ikhlas, dan kita melakukannya karena demi kemuliaan nama Tuhan semata.

    Itulah sebabnya dalam Injil hari ini (Matius 6:1-6, 16-18), Yesus bersabda: “Jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”

    Semoga, peringatan ‘Rabu Abu’ yang kita kenangkan hari ini senantiasa menginspirasi bahwa manusia berasal dari debu, dan akan kembali menjadi debu. Kiranya, kebenaran iman ini akan menuntun kita untuk menjadi seorang Kristiani yang rendah hati dan suci. Dan syukur pada Allah, apabila dalam hidup ini kita telah banyak melakukan perbuatan yang baik. Akan tetapi, pada akhirnya, hanya Allah saja yang layak menerima segala kemuliaan dan hormat di dalam dunia maupun di dalam Surga. Selamat merayakan hari Rabu Abu & memasuki masa Prapaskah… Tuhan Yesus beserta kita senantiasa.

    Frater Agustinus Hermawan, OP

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI