Home BERITA TERKINI RIP Pandji Wisaksana, Semasa Hidupnya Ia Ikut Membidani Berdirinya Seminari Wacana Bhakti

RIP Pandji Wisaksana, Semasa Hidupnya Ia Ikut Membidani Berdirinya Seminari Wacana Bhakti

0
Pandji Wisaksana yang Ikut Membidami Pembangunan Seminari Wacana Bhakti. IST

JAKARTA, Pena Katolik – Kabar duka telah berpulang Pandji Wisaksana pada Kamis 24 Februari 2022 pukul 04.00 WIB. Selama hidupnya, ia dikenal sebagai filantropi dan dijuluki “Bapak Pralon” Indonesia. Julukan ini karena perusahaannya yang pertama kali membuat dan menjual pipa plastik di Indonesia.

Sebelum mulai berdiri dan beroperasinya Seminari Menengah Wacana Bhakti dan Kolese Gonzaga tahun 1987, Pandji bersama Uskup Agung Jakarta saat itu, Mgr. Leo Soekoto SJ mengadakan pertemuan untuk merencanakan pembangunan lembaga pendidikan ini. Dalam pertemuan ini, salah satu yang dihasilkan adalah mendirikan Seminari Menengah bersamaan dengan Sekolah Menengah Atas. Hal ini agar seminari dapat mandiri secara finansial.

Alhasil, Seminari Wacana Bhakti dan Kolese Gonzaga lalu mulai beroperasi tahun 1987, dengan Romo Joost Drost SJ menjadi Rektor pertama kedua lembaga Pendidikan ini.  Pandji berperan aktif dalam perencanaan dan pembangunan kedua lembaga pendidikan ini.

Pejuang Kemerdekaan

Pandji yang memiliki nama asli Phan Wan Sin, lahir pada 27 Juni 1925. Ia adalah seorang filantropis dan pengusaha Indonesia keturunan Tionghoa. Semasa hidupnya, dia dikenal sebagai Raja Plastik dan Bapak Pralon. Perusahaan Plastic Pioneer Ltd. yang didirikannya merupakan salah satu perusahaan besar di Indonesia dan menjual berbagai barang kebutuhan sehari-hari dari bahan plastic.

Sebelum penjajahan Jepang, Pandji sempat bersekolah di THHK dan English school di Bandung namun sempat terhenti dan kemudian dilanjutkan kembali hingga memperoleh gelar Sarjana dari Universitas 17 Agustus, Jakarta. Sebelum lulus dari Fakultas Bisnis Administrasi, Universitas 17 Agustus, Pandji pernah berkuliah di Fakultas Sosial, Ekonomi, Politik, Universitas Indonesia.

Pada zaman penjajahan Jepang, Pandji membantu keluarganya berjualan hasil bumi dan menjadi wartawan Bandung Herald, surat kabar harian berbahasa Mandarin pertama di Bandung. Saat itu, Pandji juga membantu Palang Merah Indonesia dan mengumpulkan berbagai berita mengenai keadaan saat itu.

Pada 28 Agustus 1946, Pandji menikah dengan Trijuani dan memiliki 5 orang anak yang bernama Shintawati Pandji (1948), Santoso Pandji (1949), Setiawati Pandji (1951), Satria Laksmana Pandji (1952), dan Charles Pandji (1959-1980).

Jadwal Misa dan Ibadat Requem

24 Februari 2022 Pukul 19.00 WIB- Rumah Duka Grand Heaven Pluit

Misa Requem dipimpin Romo Royke Djakarja

25 Februari 2022 Pukul 19.30 WIB- Rumah Duka Grand Heaven Pluit

Misa Tutup Peti dipimpin Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo

26 Februari 2022 Pukul 08.00 WIB- Rumah Duka Grand Heaven Pluit

Ibadat Pemberangkatan Jenazah dipimpin Romo Harry Liong

Jenazah akan dikremasi di Krematorium Heaven pada 26 Februari 2022 pukul 10.00 WIB

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version