Selasa, Desember 24, 2024
26.3 C
Jakarta

Bacaan Injil dan Renungan Hari Minggu 6 Februari 2022

Bacaan Pertama: Yesaya 6:1-2a.3-8

“Inilah aku, utuslah aku!”

DALAM tahun wafatnya Raja Uzia, aku, Yesaya, melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci. Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap. Mereka berseru seorang kepada yang lain, “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!”

Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan oleh suara orang yang berseru itu, dan rumah itu pun penuhlah dengan asap. Lalu aku berkata, “Celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, Tuhan semesta alam.” Tetapi seorang dari para Serafim itu terbang mendapatkan aku. Di tangannya ada bara api, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah.

Ia menyentuhkan bara api itu pada mulutku serta berkata, “Lihat, bara ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni.” Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata, “Siapakah yang akan Kuutus? Dan siapakah yang akan pergi atas nama-Ku?” Maka aku menjawab, “Inilah aku, utuslah aku!”

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 138:1-2a.2bc-3.4-5.7c-8

Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan di tengah umat kumuliakan.

  • Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati. Di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu. Aku hendak bersujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu.
  • Aku hendak memuji nama-Mu karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
  • Semua raja di bumi akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, sebab mereka mendengar janji dari mulut-Mu; mereka akan menyanyi tentang jalan-jalan Tuhan, sebab besarlah kemuliaan Tuhan.
  • Engkau mengulurkan tangan kanan-Mu dan menyelamatkan daku. Tuhan akan menyelesaikan segalanya bagiku! Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi, janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu!

Bacaan Kedua: 1 Korintus 15:1-11

“Begitulah kami mengajar, dan begitu pulalah kamu mengimani.”

SARDARA-saudara aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang sudah kuwartakan kepadamu dan sudah kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu berpegang teguh padanya, sebagaimana kuwartakan kepadamu; kecuali kalau kamu sia-sia saja menjadi percaya. Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah wafat karena dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Yesus telah dimakamkan!

Dan pada hari yang ketiga telah dibangkitkan, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas, dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya sudah meninggal dunia. Selanjutnya Yesus menampakkan diri kepada Yakobus, lalu kepada semua rasul.

Dan yang paling akhir Ia menampakkan diri juga kepadaku, seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, dan tak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah. T

etapi berkat kasih karunia Allah aku menjadi sebagaimana aku sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidaklah sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras daripada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku. Sebab itu, entah aku, entah mereka, begitulah kami mengajar, dan begitu pulalah kamu mengimani.

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah.

Bait Pengantar Injil: Matius 4:19

Ref. Alleluya

Marilah, ikutlah Aku, sabda Tuhan, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.

Bacaan Injil: Lukas 5:1-11

“Mereka meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikuti Yesus.”

SEKALI peristiwa Yesus berdiri di pantai Danau Genesaret. Banyak orang mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Yesus melihat dua buah perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jala. Yesus naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahu itu sedikit jauh dari pantai. Lalu Yesus duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.

Setelah selesai berbicara, Yesus berkata kepada Simon, “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Simon menjawab, “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras, dan kami tidak menangkap apa-apa. Tetapi karena perintah-Mu, aku akan menebarkan jala juga.” Dan setelah melakukannya, mereka menangkap ikan dalam jumlah besar, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-teman di perahu yang lain, supaya mereka datang membantu.

Maka mereka itu datang, lalu mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Melihat hal itu, Simon Petrus tersungkur di depan Yesus dan berkata, “Tuhan, tinggalkanlah aku, karena aku ini orang berdosa.” Sebab Simon dan teman-temannya takjub karena banyaknya ikan yang mereka tangkap. Demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Yesus lalu berkata kepada Simon, “Jangan takut! Mulai sekarang engkau akan menjala manusia.” Sesudah menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Yesus.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Hati yang Dikuasai Amarah, Akan Menghasilkan Amarah

SUATU ketika ada berita seorang istri yang membunuh suami dan anak tirinya. Motifnya sang istri marah karena ingin menguasai harta suami untuk membayar hutang, namun ditolak oleh suaminya. Hatinya yang dipenuhi dengan amarah dan keserakahan membuatnya melakukan pembunuhan. Ini menandakan ketika hati seseorang dikuasai oleh sesuatu, orang tersebut akan bertindak sesuai dengan apa yang mengisi hatinya. Hati yang dikuasai oleh amarah, akan menghasilkan amarah dan tindakan yang berbahaya.

   Hati Paulus dipenuhi dengan kasih Kristus, karena dia mengerti makna kematian Kristus. Kristus mati bukan karena dosa-dosa maupun kesalahan-Nya sendiri. Kristus mati bukan untuk diri-Nya sendiri, melainkan untuk menebus manusia dari kuasa dan hukuman dosa. Kematian Kristus menyebabkan orang percaya ikut mati dalam kematian-Nya secara rohani sehingga mereka menerima pengampunan dosa dan hidup yang baru. Kasih Kristus yang diwujudkan dalam kematian-Nya ini yang menguasai hati Paulus. Kasih seperti ini yang menguasai Paulus, menekan dalam hati dan dirinya sehingga ia menjalani hidupnya bukan lagi untuk dirinya sendiri melainkan untuk Tuhan.

   Dalam dunia ilmu komputer ada istilah yang disebut garbage in garbage out, jika kita memasukkan sampah, maka hasilnya pun akan berupa sampah pula. Sama halnya dengan hati manusia. Jika hati kita dikuasai oleh ego, dendam, amarah dan kepahitan, maka diri kita hanya akan mengeluarkan hal-hal untuk diri sendiri dan dosa yang tidak berkenan kepada Tuhan. Namun jika hati kita dipenuhi oleh kasih Kristus, kasih yang penuh pengorbanan, pengampunan, belas kasihan dan memberi, maka kita akan hidup bukan lagi untuk mencari kesenangan dan kepentingan diri sendiri, melainkan hidup untuk menyenangkan hati Tuhan dan untuk kemuliaan-Nya. Apa yang kita isikan ke dalam hati kita hari ini? Isilah dengan Firman-Nya dan berdoa kepada-Nya. Pahami dan alamilah kasih Kristus yang Ia berikan bagi kita secara pribadi, maka kita akan mengerti dan dikuasai oleh kasih-Nya, sehingga apa yang kita lakukan semata-mata adalah kasih, baik kepada Tuhan maupun sesama. Tuhan Yesus memberkati.

Doa

Tuhan Yesus, aku ingin mengisi hatiku dengan kasih dan firman-Mu, karena aku rindu perkataan dan perbuatanku menjadi berkat bagi sesamaku. Amin. (Dod).

+BDGY.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini